14. pluvius

257 46 19
                                    

Sean celingak-celinguk sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal, mencari keberadaan seseorang. Ia mengulum bibirnya cemas, tidak menemukan tanda-tanda keberadaan orang yang dicarinya, Rachel. Dimana gadis itu berada saat ini ya?

Di jam istirahat di kelasnya ini, Sean langsung pergi ke gedung sastra untuk mencari Rachel. Tepatnya di kantin fakultas itu. Entahlah, Sean tak tau apa alasannya mencari gadis itu saat ini. Hanya ingin bertemu saja rasanya.

Dari gedung ekonomi menuju gedung sastra, pemuda itu banyak mendapat sapaan dari para mahasiswi yang melewatinya. Tak hanya sapaan, bahkan godaan kecil yang hanya dibalas Sean dengan senyuman. Jika saat pertama kali datang Sean merasa biasa saja, sekarang ia merasa sedikit risih terus diperhatikan begitu.

Aselolay yh.

Karena Sean tak tau kelas Rachel dan terakhir kali Rachel hanya mengajaknya ke sini, jadi Sean memilih menunggunya di kantin. Sean duduk di meja yang sama dimana tempat Rachel dan teman-temannya duduk saat ia ikut dengan Rachel saat itu sambil melengkungkan bibirnya. Sudah lima menit ia duduk disini tapi tak ada tanda-tanda kehadiran Rachel disini.

"Hai! Ini Sean bukan ya?"

Sapaan seseorang itu membuat Sean menoleh ke arah sumber suara. Setelah itu Sean langsung mengembangkan senyumnya.

"Teman Rachel!" serunya yang mana membuat gadis yang menyapanya itu ikut tersenyum lalu duduk di depannya.

Ia lupa namanya, jjurly.

"Panggil aja Jira," kata Jira yang membuat Sean mengangguk paham.

"Ah iya, Jira.."

"Lo kuliah disini juga ya? Jurusan apa?" tanya Jira yang membuat Sean berpikir sejenak. Ia sedikit lupa dengan hal itu.

"Entahlah apa namanya aku lupa, itu membuat lidahku kusut. Omong-omong kamu sendirian?" tanya Sean mengalihkan topik.

Karena sejujurnya ia takut jika salah bicara. Tidak ada Arfel dan Dilon disini. Juga Reyhan dan Rachel. Sean sebenarnya takut jika banyak bicara pada orang baru. Apalagi ia tidak tau apa-apa disini.

"Lo cari Rachel?" tanya Jira yang seakan tau apa maksud Sean ini.

"Iya, dia dimana? Aku tidak melihatnya sejak pagi. Dia tidak bersamamu? Apa dia sudah makan?" pertanyaa beruntun dari Sean itu membuat Jira terkekeh. Menurut Jira Sean ini orangnya lucu sekali.

"Gue sampe lupa Rachel pacarnya Jevano anjir gara-gara lo. By the way Rachel tadi di kelas, lagi gak enak pikiran sih katanya," balas Jira yang diberi oh-an ria oleh Sean.

Sean langsung menyebikkan bibirnya sembari berpikir, apa ada sesuatu hal yang mengganggu pikiran Rachel sampai-sampai gadis itu tidak mau singgah ke kantin untuk makan? Bagaimana nanti kalau Rachel sakit?

"Jika dia lupa, tolong ingatkan dia untuk makan agar tidak sakit. Kalau begitu aku pergi dulu, sampaikan salamku padanya ya!" ucap Sean sambil berdiri dari duduknya yang mana membuat Jira mengerutkan dahinya bingung.


"Lo kok perhatian banget sama Rachel? Suka ya sama dia?"

Pertanyaan Hazira itu membuat Sean menghentikan pergerakannya lalu menoleh ke arah Hazira yang menatapnya curiga.


"Memangnya ada yang salah jika itu terjadi?"















SIRENA°✧











"Tadi pagi sebenernya aku mau nemuin kamu, tapi gak jadi gara-gara Agas ngajak main ke kelasnya Arjun sama Haikal."

Rachel hanya mengangguk pelan saja mendengar ucapan Jevano itu. Sekarang ini mereka berdua sedang ada di pinggiran lapangan basket. Tadi saat jam istirahat Jevano langsung mengirimi Rachel pesan untuk menemuinya di lapangan basket. Disuruh untuk menyemangati pemuda itu yang tadi tanding satu lawan satu dengan kakak tingkatnya, Mahesa. Hanya saja, Rachel baru datang saat pertandingannya selesai karena baru ada mood untuk membuka ponselnya.

[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang