O3. yang sean cari

486 65 11
                                    

"Rachel, benda bulat aneh apa yang ada di kepala orang itu??" tanya Sean sambil menunjuk topi pantai yang dipakai oleh seorang bule.

"Rachel lihat! Rumah orang itu kebakaran!!!!" Sean menunjuk ke arah warung sate laut yang ada di dekatnya.

" Rachell!!! Ada bebek besarr! Wah, pasti dia itu nenek moyang para bebek ya?! " Sean menunjuk pelampung bebek yang ada di pesisir pantai.



Rachel hanya merespon seadanya saja. Sean ini benar-benar seperti orang yang baru tau dunia. Sepertinya banyak yang dia tak tahu disini. Jika memang benar dia amnesia, tidak mungkin sampai orang membakar sate dikira kebakaran kan olehnya. Apalagi pelampung sewa berbentuk bebek yang dikiranya nenek moyang para bebek.

Sean ini gila, atau kenapa sih?

Asik melihat-lihat sekitarnya, Sean langsung terkejut ketika ia melihat––ekor bangsanya, dengan beragam corak menggantung di sebuah toko.

Jantung Sean berdetak kencang melihat itu. Apakah populasi manusia duyung berkurang karena manusia mengambil ekor-ekornya untuk dipajang seperti ini? Sean meneguk ludahnya takut. Bagaimana kalau nanti ekornya juga dipajang disana?!

"R-rachel..."

"Apa lagi, Se?"

Sean menunjuk ke arah sebuah toko dengan ekor duyung beragam corak yang menggantung disana. Tangannya yang bergetar itu membuat alis Rachel bertaut melihatnya. Apa yang salah dengan pemuda di sebelahnya ini?

"Kenapa?" tanya Rachel bingung.

"K-kenapa ekor d-duyungnya digantung di-disana?"

Rachel menoleh sekejap ke arah toko yang memajang mermaid tail itu lalu terkekeh pelan melihat wajah ketakutan Sean.

"Ya untuk dijual lah. Kenapa kamu takut begitu?"

"Untuk apa dijual? Apa mereka tidak mementingkan perasaan duyung yang mereka ambil ekornya? Aku kasihan sekali kepada para duyung itu.."

Alis Rachel naik satu, gadis itu menatap Sean terheran-heran. Sebentar, jadi Sean menganggap ekor-ekor duyung itu adalah asli dari duyung? Begitu?

Rachel lantas tertawa nyaring, yang mana hal itu membuat Sean menatapnya tak suka.

"Apa yang kamu tertawakan? Memangnya ada yang lucu?!" sinisnya.

"Kamu yang lucu, Se. Itu ekor bohongan, bukan ekor mermaid beneran. Ekor itu diproduksi di pabrik. Lagian mana ada mermaid beneran coba? Itu cuma mitoss!" Rachel melanjutkan tawanya.

Hm mitos ya, tapi disebelah kamu itu pangeran duyung, Hel:'v

Sean menggaruk kepalanya yang tak gatal. Masih bingung. Kenapa mereka menciptakan benda yang mirip dengan ekor duyung, dan lagian apa faedahnya?

"Lalu, itu dibuat untuk apa?" tanya Sean lagi yang membuat Rachel berhenti tertawa dan kemudian menghela.

"Mungkin dibuat untuk orang yang pengen ngerasain rasanya jadi duyung itu gimana. Entahlah," Rachel mengangkat kedua bahunya pertanda tak tau.

Sean hanya mengangguk mengerti. Pemuda itu mengembungkan pipinya sambil terus melihat mermaid tail yang ada di toko itu. Ia merinding melihatnya. Walau kata Rachel itu palsu tapi tetap saja kan seram. Membayangkan bagaimana tubuhnya dipotong dan ekornya dipajang. Sean bergindik memikirkan hal itu.

"Kenapa, Se? Kamu percaya ya sama mermaid?" tanya Rachel yang membuat Sean menoleh ke arahnya.

"Kenapa aku harus tidak percaya dengan adanya duyung?"

[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang