11. believe

287 46 20
                                    

Reyhan turun dari kamarnya setelah selesai mandi dan berpakaian tentunya. Tadi Reyhan cepet-cepet mandinya, takut terjadi sesuatu sama Sean. Duh, romantis bgt ygy:'(

Gak, bukan gitu maksudnya. Sean itu kan orangnya polos udah nabrak goblok, takutnya hal yang tidak diinginkan terjadi malah terjadi. Contohnya misalkan Sean ke dapur dan tidak sengaja membakar rumah peninggalan keluarganya ini karena iseng-iseng nyalain kompor. Gitu.

"Sean gue udah selesai nih! Cepet kan gue mandinya?!"

Krik Krik Krik Krik

"Sean?"

Tak ada jawaban. Tuh kan, ditinggal sebentar langsung ilang. Anak orang cuy, kalo Sean kenapa-napa gimana?

Reyhan langsung melesat pergi ke dapur untuk mencari sepupu dari Arfel dan Dilon itu. Gak ada. Buka kulkas siapa tau dia ngumpet di kulkas. Gak ada juga. Sampai semua laci, kabinet, dan rak yang ada di dapur sudah diperiksa Reyhan, tapi Sean tetap tak ada.

Setelah dapur, kadidat ruangan selanjutnya yang Reyhan periksa adalah kamar mandi yang ada di dekat dapur. Tetapi nihil, tidak ada juga.

"Udah pulang kali dia ya?"

Reyhan menoleh ke arah pintu masuk rumahnya, tak mungkin Sean pulang. Sebelum mandi tadi Reyhan menyanggal pintu rumahnya itu dari dalam. Dan jika Sean pulang, janggalan pintunya pasti akan terbuka kan.

"Yaampun itu anak, mana sih? Di dalem rumah juga masih bisa ilang? Ajaib banget!"

Pemuda itu lanjut mencari keberadaan teman barunya itu. Dari gudang bawah, kamar orang tuanya, kamar tamu, bahkan mengisengkan diri mengecek kamar Rachel tapi nihil, Sean tak ada.

Sampai pandangannya terfokus pada pintu belakang rumah yang terbuka. Kening Reyhan berkerut, tadi sebelum menyapu ia kesana untuk membersihkan kolam berenangnya dan seingatnya pintunya juga sudah ia tutup. Dan seketika pikirannya langsung tertuju pada Sean yang sedari tadi ia cari. Apakah pemuda itu ada disana?

"SEANNN?! WER AR YU?" teriak Reyhan sembari berjalan ke arah kolam berenang yang ada di belakang rumahnya.

Sesampainya di ambang pintu, Reyhan berkacak pinggang sembari mengedarkan pandangannya mencari sosok Sean disana.

"SEANN?! LO ADA DISINI GAK?" teriak Reyhan sekali lagi.

"Kemana sih tu anak? Ditinggal sebentar udah ilang bae!"

Reyhan menggaruk kepalanya yang tak gatal berjalan mendekati kolam sambil celingak-celinguk. Sampai pemuda itu merasa dirinya menginjak sesuatu.

"Lah? Ini sendal punya dia bukan?" tanya Reyhan pada dirinya sendiri ketika melihat sandal milik Sean yang tadi tak sengaja ia injak.

Pandangan Reyhan langsung mengarah ke kolam berenang. Apakah Sean sedang berenang? Sandalnya masih ada disini, pasti orangnya juga ada disini.

"Sean? Lo berenang? Cuy?"

Netra Reyhan menangkap cahaya hijau dari sisi kolam yang dekat dengan tumbuhan itu. Mungkin akibat pantulan sinar matahari.

"Eh? Apaan tuh ijo ijo? Perasaan baru tadi gue bersihin, masa lumutan lagi sih?"

Tapi masa iya mataharinya memantulkan daun-daun tanaman. Reyhan yakin itu dari dalam air, dan ada sesuatu di dalam air.

"Gue cek kali ya? Jangan-jangan ada slime punyanya dek Elin kelempar kesini gitu..?"

Reyhan hendak berjalan ke tepian dimana menurutnya letak benda yang memantulkan cahaya hijau itu. Tetapi–

"Han! Gue cariin ternyata lo disini!"

[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang