1O. dās #2

253 44 16
                                    

"Kamu mau kemana lagi, Shil?"

Ashila menggandeng tangan pemuda yang sedari tadi bersamanya sambil memasang raut berpikir khasnya. Netra gadis itu langsung tertuju ke arah toko perhiasan yang tak jauh darinya. Ia langsung tersenyum melihatnya.

"Gimana kalo kita lihat-lihat cincin buat kita nikah nanti?" tanya Ashila yang membuat Jevano disebelahnya mendengus samar.

"Itu kan udah diurus sama mama kamu. Jangan buang-buang waktu ah. Kalo udah kita bisa pulang sekarang," tolak Jevano yang mana membuat Ashila merotasikan matanya malas.

"Yang nanti make kan kita, jadi kita yang milih lah, kenapa malah mama yang milihin??!"

Gadis itu kemudian menarik tangan Jevano masuk menuju ke dalam toko perhiasan itu. Oh ayolah, daritadi ni mereka dah muter-muter lippo. Bolak balik masuk toko sana sini, Jevano tuh capek.

"Vano, yang ini gimana menurut kamu?" Ashila bertanya meminta pendapat Jevano sembari menunjukkan cincin berlian yang ada di dalam rak cincin.

Karena memang dasarnya Jevano sudah lelah dan sangat bosan, pemuda itu hanya merespon seadanya saja kemudian hendak menyibukkan diri dengan ponselnya. Tetapi hal itu malah mengundang kekesalan Ashila.

"Vano!! Liat dulu dong jangan ham hem ham hem doang!"

"Iya beli yang menurut kamu bagus aja kan..!"

"Kan aku juga butuh pendapat kamu Jevanooo! Ini juga kan nanti yang make kita berdua bukan aku doang!!!"

Jevano menghela berat, "kamu aja yang make, aku gak mau.."

Ashila terdiam kemudian. Gadis itu memperhatikan Jevano yang sekarang malah melanjutkan kegiatannya dengan ponselnya tanpa ada rasa bersalah mengatakan hal tadi kepada Ashila dengan nada dinginnya.


"Ini kamu gak mau nikah sama aku gara-gara pacar kamu itu ya?! Siapa namanya? Rachel Rachel itu kan?!! Apa sih istimewanya dia?! Cantikan juga aku, menang apa sih dia di mata kamu?!" tanya Ashila dengan nada kesalnya yang mana hal itu membuat Jevano otomatis menoleh.

"Udah aku bilang, jangan pernah bawa-bawa Rachel dalam hal ini!"

"Tapi emang bener kan?!! Cewe kampungan kayak dia itu apa hebatnya sih kalo dibandingin sama aku?!"

"Ashila, ini lagi di tempat umum! Jaga nada bicara kamu!" tegur Jevano yang membuat Ashila berdecak malas.

"Jevano kamu inget ya, aku ini tunangan kamu. Dan gak lama lagi kita bakal nikah. Kamu udah dapet poinnya kan?! Secepatnya kamu harus putusin si Rachel Rachel itu sebelum aku aduin hal ini sama papa kamu!"

"Yang mana hal itu bisa buat Rachel yang bakal nanggung konsekuensinya kalo kamu gak gerak cepat!" lanjut Ashila mengancam yang mana membuat tangan Jevano mengepal seketika.

Febrian Jevano ini paling tidak suka diancam-ancam.



"Dan kamu bakal nanggung konsekuensi yang sama kalo kamu berani sedikitpun nyakitin Rachel, Ashila!"

"Dan kamu bakal nanggung konsekuensi yang sama kalo kamu berani sedikitpun nyakitin Rachel, Ashila!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang