39. please don't go (again)

244 32 1
                                    

Rachel mengambil kunci motornya yang ada di meja televisi lalu beranjak keluar dari rumahnya dengan langkah cepat. Matanya merah, tangannya mengepal sling bag berwarna coklat tuanya sampai telapak tangannya juga ikut merah.

Dilon, Arfel, Reyhan, dan Ariel yang melihat itu langsung mengejar Rachel untuk menghentikannya, takut sesuatu buruk terjadi padanya. Apalagi ia ingin berkendara saat sedang marah seperti itu.

"Hel! Rachel ja––"

BRAKKKK!

"RACHEL!!"

"Hel jangan gitu! Kamu bisa celaka!!"

Percuma saja mereka berempat berteriak-teriak mencegah Rachel untuk tidak pergi, saudari kembar Reyhan itu tetap saja pergi dengan motornya. Bahkan melesat dengan kecepatan yang bisa mengundang malaikat kematian.

Reyhan menghela napasnya, ini untuk yang kesekian kalinya pintu rumahnya rusak di tahun ini. Yang ini paling parah, karena Rachel membanting pintu tadi, pintu yang awalnya dua biji itu terbelah menjadi tiga biji.

Tetapi Reyhan tidak terlalu mempermasalahkan itu. Yang jadi masalah itu Rachel. Saudari kembarnya itu sedang marah saat ini, Reyhan takut terjadi sesuatu yang buruk pada Rachel. Apalagi tadi gadis itu berkendara keluar rumah seperti menggunakan kecepatan maksimum. Entah kemana perginya.

"Han! Lo lebih baik ikutin Rachel deh. Pastiin dia gak kenapa-napa. Gue, Arfel, sama Ariel bakal coba cari Sean lagi di laut!" ujar Dilon yang diberi anggukan cepat oleh Reyhan.

Sementara Reyhan masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci motornya, Ariel, Arfel, dan Dilon pergi untuk mencari Sean disekitaran pantai atau nanti masuk ke dalam air lagi untuk mencarinya di lautan.

Kita beralih kepada Rachel. Perempuan itu benar-benar marah besar kali ini. Matanya merah bahkan air mata terus mengalir membasahi pipinya. Tangan kanannya terus memutar stang gas motornya. Bahkan Rachel sudah dua kali menerobos lampu merah dan hampir menabrak truk pasir.

Tuhan masih ingin melihat Rachel di dunia ini dan masih mengizinkannta menghirup oksigen di dunia, jadi tiga kali ia sudah diselamatkan dari maut.

Tadi ia diceritakan oleh Ariel kalau kemungkinan besar Agas dan Jevano adalah pelaku dari hilangnya Sean sekarang ini. Entah apa yang mereka lakukan pada Seannya, tentu saja Rachel tidak terima kekasihnya itu disakiti begitu saja.

Sampai di tempat tujuannya, Rachel memarkirkan motornya sembarangan, melepas helmnya dan menaruhnya di spion motor lalu dengan langkah cepatnya masuk ke sebuah rumah setelah mendobrak pintu rumah yang awalnya dikunci dari dalam itu.

Dilon kayaknya udah nrasfer energi thanos dia ke Rachel sampe-sampe ni cewek bisa dobrak pintu rumah orang yang kekunci hanya dengan sekali dobrak.

"JEVANO! JEVANO LO DIMANA! KELUAR SEKARANG!"

"JEVANO GUE TAU LO ADA DISINI! KELUAR SEKARANG ATAU GUE LAPORIN LO KE POLISI?!"

"JEVANNNNN!"





"RACHEL LO APA-APAAN SIH!??!"

Rachel menoleh ke arah tangga, dari atas sana ada Ashila dengan piyama tidurnya yang berwarna rose gold itu menatapnya tak suka. Tapi tatapan Rachel kali ini lebih menusuk tajam daripada Ashila.

Rachel sekarang ini sedang dikuasai oleh emosi dan amarahnya

Tangan Rachel mengepal melihat Ashila menuruni anak tangga dengan santainya. Padahal harusnya ia marah dengan Jevano, bukan Ashila. Ashila kan tidak terlibat.

"LO GAK ADA SOPAN SANTUN BANGET YA MASUK RUMAH ORANG HABIS ITU
TERIAK-TERIAK GAK JELAS!!"


"Dimana suami lo?!"

[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang