41. always by your side

269 34 5
                                    

tw // blood, blood, blood, sadis pokoknya




Rachel menoleh sekitarnya sambil meremat ujung kemejanya. Hysa membawanya ke rumah kosong dekat pantai. Tempat dimana Agas dan Jevano menyekap Sean saat itu.

Tidak, Rachel bukannya takut karena hantu di rumah itu. Rachel mah gak bisa lihat, gimana bisa dia takut kalau dia gak lihat apa-apa.

Hysa yang membuat Rachel takut. Aura duyung cantik itu benar-benar jauh berbeda dari sebelumnya. Aura Hysa menggelap dan terlihat dipenuhi rasa dendam.

Tadi Hysa menyuruh Rachel untuk mengikutinya, kan? Makanya mereka berdua ada disini sekarang ini. Entah apa tujuan Hysa membawanya kemari. Apakah ada hubungannya dengan penyembuhan Sean?

"K-kenapa kita kesini?"

Rachel takut. Benar-benar takut dirinya akan disakiti oleh Hysa. Tatapan gadis itu sejak tadi tidak pernah beralih darinya. Ini antara Hysa suka sama dia atau gimana, tapi gak mungkin kan si Hysa ini belok :((

Hysa tak kunjung menjawab pertanyaan Rachel, yang mana hal itu membuat bulu kuduk Rachel kian meremang. Sepertinya memang ada yang tidak beres dengan putri duyung itu.

Dengan perlahan, Rachel mengubah arah berdirinya jadi mendekati pintu. Agar nanti jika Hysa berbuat yang macam-macam ia bisa dengan cepat melarikan diri.

Tetapi sayang, Rachel lupa dengan siapa ia berhadapan saat ini. Dengan satu gerakan tangannya, Hysa membuat pintu tertutup dan terkunci seketika. Hysa itu adalah putri duyung, yang sekarang sedang menggunakan kekuatan dari cincin berukiran kerang dengan batu emas yang tersemat di jari manis tangan kananya.

Hal itu tentu membuat Rachel terkejut bukan main. Walaupun itu bukan ulah hantu tetapi untuk apa Hysa menutup dan mengunci pintu tempat mereka sekarang ini?

"L-lo mau ngapain? Plis jangan aneh-aneh lo mau apa dan apa yang harus gue lakuin buat Sean tinggal bilang! Gak gini caranya..!" kesal Rachel, merasa ditakut-takuti oleh Hysa

Rachel memang kesal dengan Hysa. Tetapi rasa takutnya pada putri duyung itu lebih besar. Hysa bisa melakukan apa saja padanya sekarang ini. Tentu saja karena ia punya kekuatan sihir sedangkan Rachel tidak.

"Inilah yang harus kau lakukan untuk pangeran Sean, Rachel.."

Daritadi gak mau ngomong, sekalinya ngomong rasanya buat jantung Rachel mau copot saking takutnya.

Tatapan Hysa menajam. Hawa di tempat itu terasa sangat tidak enak. Lagi-lagi bukan karena setan atau sejenisnya yang menghuni tempat itu, tetapi karena Hysa.

Sekali lagi dengan gerakan jarinya, Hysa membuat tali dari sihirnya lalu mengarahkannya ke arah Rachel, yang mana membuat tali itu mengikat tubuh Rachel sangat erat.





"Akh!!"

"L-lo gila?! Le..lepasin gue!"





Bukannya melepaskan Rachel, Hysa malah menarik tali itu sampai tubuh Rachel jadi tertarik dan berada tepat di hadapannya.

Hysa menatap Rachel bengis lalu mencengkram dagu gadis itu yang mana hal itu membuat Rachel meringis sakit. Cengkraman Hysa kuatnya bukan main. Bahkan rasanya dagu Rachel ingin diremukkan oleh putri duyung itu.

"Sa-sakit!!!"

"Kau! Manusia sepertimu! Bisa-bisanya manusia biasa sepertimu ini yang mendapatkan hati pangeran Sean?!"

"Bisa-bisanya pangeran Sean bahkan sampai rela melakukan apapun bahkan sampai meninggalkan tahta yang merupakan impiannya sejak kecil hanya karena dirimu! Bisa-bisanya pangeran Sean mencintaimu dengan sangat tulusnya?!"






[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang