24. don't go

267 30 6
                                    

"ANJIR INI GIMANA WOY! REYHAN PINGSAN!!" teriak Arfel panik sambil mengipas-ngipaskan tangannya pada Reyhan yang sedang pingsan dan dibaringkan di atas tempat tidur.

Arfel heboh sendiri daritadi ok.

Dilon masih kaget, sedangkan Sean duduk di sebelah Reyhan sembari memijat pelipisnya. Semua terjadi tiba-tiba.

Tadi saat Dilon ingin menaruh segelas air, keseimbangan tubuhnya langsung oleng yang mana membuat air yang ada di dalam gelas itu tumpah dan tak sengaja mengenai kaki Arfel yang mana membuat kaki pemuda berfreckles itu langsung berubah menjadi ekor berwarna orangenya.

Karena terkejut, Arfel otomatis berteriak. Ia sama sekali tidak tau kalau Reyhan sudah pulang saat itu, dan yang membuat Arfel ketar-ketir adalah Reyhan yang sempat melihat wujudnya yang berubah menjadi putra duyung tadi.

Sekarang ini ekor Arfel sudah berubah kembali menjadi kaki.

"Lo sih Fel! Teriak mulu dari tadi, coba aja lo tenang, pasti Reyhan gak curiga kan!" kesal Dilon menatap Arfel sinis sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Sebelum Arfel kembali berteriak dan terus menyalahkanya, lebih baik Dilon menyalahkan Arfel terlebih dahulu. Menurut Dilon, Arfel lah yang salah. Secara, suara pemuda itu yang sebelah duabelas dengan toa bandara, sampai komplek depan pasti kedengeran.

"LO MAK—"

"Yang terus berteriak aku sumpahi tubuhnya bau lumut seumur hidupnya!!" ancam Sean memotong omongan Arfel yang mana membuat pemuda berfreckles itu langsung diam.

Siapa yang mau kena kutukan bau lumut seumur hidupnya.

"Ingatannya bisa dihapus, kalian lupa kita punya sihir untuk melindungi diri dari manusia?" ucap Sean yang membuat kedua teman-temannya itu berpikir sejenak.

Ah iya, mereka ingat. Duyung mempunyai kekuatan sihir untuk menghapus ingatan untuk melindungi diri mereka dari jangkauan manusia. Jika ada manusia yang menyentuh kaum mereka, mereka bisa menggunakan sihirnya itu untuk menghapus semua ingatan manusia tentang mereka. Bahkan bisa membuat manusia yang menyentuh mereka menjadi gila.

Tetapi, haruskah mereka menggunakan sihir mereka itu pada Reyhan? Bagaimana jika nanti terjadi sesuatu pada Reyhan?

Reyhan itu teman dekat mereka bahkan pemuda mirip tupai itu baik sekali. Sampai-sampai mau menampung mereka bertiga di rumahnya ini. Tapi demi melindungi diri apakah mereka harus memanipulasi ingatan Reyhan? Tak apa jika Reyhan tidak mempedulikannya dan tidak berusaha mengingat kembali. Jika iya? Pemuda itu bisa gila.

Beginikah cara mereka membalas kebaikan Reyhan?

Tapi jika tidak dilakukan, mereka takut Reyhan akan memanfaatkan mereka bertiga untuk keuntungannya sendiri. Yang namanya manusia, tidak ada yang tau kan.

"Kita beneran mau giniin Reyhan?" tanya Dilon ragu yang membuat Arfel dan Sean berbarengan mengangkat kedua bahunya pertanda tak tau.

"Apapun rencananya kita harus cepat sebelum dia sadar!" Arfel kembali panik.

"Cium aja dia. Hapus ingatannya. Siapa yang mau? Gue gak–"



"AAAAAAA! KALIAN MAU NGAPAIN GUE HAH?!!!"



Belum Sean menyelesaikan perkataannya, Reyhan langsung bangun dari pingsannya dan menjauhkan dirinya dari ketiga temannya itu sembari memeluk tubuhnya sendiri dan menutup bibirnya rapat-rapat.

"Han, kita–"

"KALIAN SIAPA SEBENERNYA?! KALIAN BUKAN MANUSIA KAN?! ALIEN?! MANUSIA JADI-JADIAN KALIAN?!! JAWAB GUE!"

[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang