35. prinsip tetaplah prinsip

285 29 5
                                    

Cklek!

"Kenapa lo nyembunyiin hal sebesar ini dari gue, Rey? Lo kira gue gak pantes tau?"

Reyhan yang baru saja membuka pintu kamar Rachel itu dibuat terdiam mematung oleh pertanyaan dari saudari kembarnya yang sedang duduk di lantai bersandar pada tepi kasurnya itu.

Seketika Reyhan dibuat merasa bersalah. Adiknya itu terlihat syok berat setelah mengetahui kebenarannya.

Menjadi Reyhan bukanlah satu hal yang mudah untuk dilakoni. Disatu sisi tentang masa depan adiknya dan disisi lain tentang keselamatan hidup temannya. Reyhan disuruh memilih diantara dua hal itu. Reyhan sangat benci memilih salah satu diantara dua pilihan.

Tetapi jika ia tidak mau memilih diantara kedua itu, ia akan kehilangan sahabat-sahabat dekatnya. Sean, Arfel, dan Dilon harus kembali ke lautan untuk keselamatan hidup mereka.

Reyhan susah bergaul sebenarnya. Dekat dengan Arfel, Dilon, dan Sean merupakan suatu keberuntungan baginya. Jadi melepaskan mereka begitu saja adalah hal yang sulit untuk Reyhan. Walaupun pertemanan mereka belum memasuki angka tahun dua digit.

"Hel, ini gak seperti yang lo kira," katanya sembari menutup pintu kamar adik kembarnya itu lalu berjalan mendekat ke arah Rachel.

Reyhan ingin menenangkannya sekaligus meyakinkannya.

"Kenapa? Apa yang gak gue kira? Semuanya udah jelas kan! Lo udah tau kalo Sean itu duyung, tapi kenapa lo malah nyuruh gue buat suka sama dia, Rey?!"

Pemuda itu menghela napasnya lalu mendudukkan tubuhnya di sebelah Rachel. Tersirat suatu kekecewaan di wajah gadis itu saat ini dan Reyhan memakluminya.

Rachel pantas kecewa, tetapi tak begini caranya. Reyhan yakin sekali Sean sedang menahan rasa sakit pada jantungnya sekarang ini. Tapi kalau bukan begini caranya mau bagaimana lagi :((

Siapa pulak yang gak kaget pas tau kalo selama ini pacaran sama mahkluk jelmaan?!!

"Kemarin lo bilang sama gue lo bakal nerima Sean apa adanya dan lo gak akan ngerubah cara pandang lo ke–"

"Tapi itu beda, Reyhan! Lo mikirin gak gimana masa depan gue nanti kalo gue nikah sama Sean?! Sean itu putra duyung, dia tinggal di bawah laut! Sedang gue ini manusia!" potong Rachel dengan penuh emosi.

Gadis itu kemudian mengusap wajahnya kasar lalu memeluk lututnya. Tidak mengerti dengan cara pikir Reyhan yang seperti menganggap enteng tentang identitas Sean yang sebenarnya.

Lagi-lagi Reyhan dibuat merasa bersalah oleh Rachel. Gadis itu sepertinya sangat amat marah dan kecewa padanya. Tetapi apa boleh buat? Reyhan tidak bisa memilih. Ia juga tidak menyangka akan begini akhirnya.

Identitas Sean diungkap oleh orang lain, bukan oleh Sean sendiri. Wajar Rachel merasa seperti dibohongi.

Pemuda itu kemudian menggerakkan tangannya dan menaruhnya di atas kepala Rachel sembari mengusap pelan pucuk kepala adik kembarnya itu, berharap perkataannya selanjutnya akan membuat Rachel mengerti situasi dan kondisi yang dialami Reyhan.

"Kalo gue sama Jasmine tenggelem di air beracun dan lo cuma bisa nyelamatin satu orang, lo pilih buat nyelamatin siapa? Gue atau Jasmine?" tanya Reyhan yang membuat Rachel menoleh ke arahnya dengan ekspresi bingung.

"Rey, walau lo nyebelin dan rese minta ampun. Lo tetep kakak gue yang paling gue sayang. Gue gak punya siapa-siapa lagi disini selain elo. Gue gak akan rela kalo lo kenapa-napa.. " balas Rachel yang membuat Reyhan tersenyum tipis.

"Itu artinya lo mau nyelametin gue?" tanyanya yang diberi anggukan oleh Rachel.

"Dan ngebiarin Jasmine mati? Ngebiarin sahabat yang udah nemenin lo dalam suka maupun duka itu tenggelem mati di air beracun?"

[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang