O1. sunrise as the beginning

1.3K 96 29
                                    

06.19 a.m

Sang surya mulai menunjukkan dirinya, walau masih malu-malu bersembunyi dibalik kapas lembut awan dan selimut biru lautan. Pancaran warna jingganya menghiasi langit yang semula gelap. Hanya ada satu kata untuk mendeskripsikannya saat ini. Cantik.





Di tengah-tengah laut biru yang membentang luas, sebuah perahu layar mengapung di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di tengah-tengah laut biru yang membentang luas, sebuah perahu layar mengapung di atasnya. Dua orang sejoli di atas perahu, berdiri menghadap sang fajar yang ingin menampakan dirinya.

Seorang gadis dan seorang pemuda, dengan mata sang gadis ditutup kain hitam. Berdiri di atas perahu layar tanpa sadar ada yang sedang memperhatikan sejak tadi mereka.

Jevano, pemuda itu berdiri di belakang gadisnya sembari memegang kain yang menutupi mata Rachel agar tidak terlepas sebelum waktu yang dia tentukan.

"Udah belom? Bukain dong Van!"

"Iya iya, gak sabaran banget sih kamu."

Terkekeh pelan, Jevano kemudian membuka perlahan kain yang menutupi mata Rachel. Setelah membukanya, Jevano pindah ke samping kanan gadis yang berstatus kekasihnya itu lalu merangkulnya.

Melihat pemandangan terbitnya sang Surya itu membuat Rachel melongo. Benar-benar indah. Apalagi posisi mereka di tengah laut begini. Tenang dan matahari terlihat lebih dekat daripada di pesisir.

"Ada yang pengen lihat sunrise tapi gak pernah kesampean karena selalu telat bangun," ucap Jevano sambil mencubit pelan pipi kiri Rachel karena gemas melihat ekspresi gadisnya saat itu.

"Cantikkkkk," gumam Rachel yang membuat Jevano tersenyum.

" Kamu lebih cantik "

Rachel menoleh ke arah Jevano kemudian memicingkan matanya. Sudah tiga tahun lebih ia selalu mendengarkan gombalan Jevano yang satu itu. Tapi setelah itu gadis itu tersenyum kemudian memeluk tubuh Jevano.

"Makasi udah bawa aku kesinii.."

Pemuda itu membalas pelukan gadisnya sembari mengelus surai panjang Rachel dengan kasih sayang. Melihat Rachel yang bahagia ini membuatnya seperti terus-menerus ingin tersenyum. Jevano benar-benar merasa beruntung memiliki Rachel.

"Sama-sama sayang--"



Brraaaasshhhh!!!


Baik Rachel maupun Jevano sama-sama terkejut yang mana otomatis mampu melepaskan pelukan mereka. Menoleh ke arah suara yang diyakini berasal dari balik batu karang yang tak jauh dari mereka. Keduanya saling melempar pandangan dengan tatapan yang seolah bertanya 'apa itu?'


"Paling juga cuma orang iseng yang lempar batu."






Orang iseng yang lempar batu? Di tengah-tengah lautan??

[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang