Gadis itu menutup sebuah buku tebal yang tadi ditemukannya di rak buku di ujung museum lalu menghela napasnya pelan. Ia kemudian menghapus air mata yang mengalir di pipinya lalu memeluk buku tebal itu sambil terisak pelan.
Buku karangan penulis legendaris Reyhan Adhitya yang berjudul Sirena itu entah kenapa berhasil membuat dadanya terasa sesak. Ia dibuat masuk ke dalam cerita itu dan bisa merasakan langsung kisah cinta tragis antara duyung dan manusia pada cerita itu.
"Jiya?"
Merasa namanya terpanggil, gadis itu kembali menghapus air mata yang lagi-lagi mengalir di pipinya, menoleh ke sumber suara lalu mengulas senyum simpulnya.
"Aku kira kamu dimana, ternyata disini. Dari tadi semua orang nyariin kamu tau!"
Orang itu mendekat ke arah gadis bernama Jiya itu kemudian membalikkan tubuh Jiya yang semula membelakanginya menjadi menghadap ke arahnya. Jiya menunduk masih dengan tangannya yang membawa buku tebal itu. Berusaha menyembunyikan wajahnya dari kekasihnya itu. Jiya yakin matanya pasti sembab karena habis menangis tadi.
Kalau kekasihnya itu tau, bisa-bisa Jiya diejek karena terlalu bawa perasaan dengan cerita di buku.
Yahh, laki-laki itu memang semenyebalkan itu.
"Kamu habis baca buku?" tanya orang itu yang diberi anggukan oleh Jiya.
"Aku nemu ini di sudut sana tadi, karena penasaran ya aku baca. Aku kira kamu udah pulang duluan," balasnya sambil menunjuk ke arah rak buku paling pojok di museum itu. Dan tidak sengaja mengangkat wajahnya yang membuat orang di depannya itu memegang kedua bahunya.
"Eh kok matanya sipit? Habis nangis?"
"Hah?"
"Kenapa? Kelilipan debu? Atau karena baca bu—"
"—ini buku apa, Jiy?"
Orang itu mengambil buku tebal dengan cover coklat tua yang terlihat kuno itu dari tangan Jiya. Membolak-balik buku itu lalu mengusap debu yang sedikit menutupi judulnya yang dicetak dengan tinta berwarna emas.
Dilihat dari ekspresinya, kekasih Jiya itu terlihat sangat serius menatap buku karangan penulis legendaris Reyhan Adhitya itu. Padahal biasanya dia tidak pernah peduli dengan buku.
Membaca buku saja setahun sekali. Bahkan tidak pernah.
"Hyunjin?" panggil Jiya yang mana membuat pemuda yang ada di depannya itu otomatis menoleh ke arahnya.
"Hm?"
"Kenapa liatin bukunya kayak gitu? Udah belum? Aku mau taruh lagi di tempatnya. Kita pulang, biar gak kesorean disini."
Pemuda bernama Hyunjin mengangguk pelan lalu memberikan buku itu kembali pada Jiya yang mana membuat Jiya berjalan kembali menaruh kembali di tempat semula dimana ia menemukannya tadi.
Hyunjin hanya memperhatikan kekasihnya itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Entah kenapa Hyunjin merasa sedikit terhubung dengan buku itu. Ia ingin membacanya, tetapi itu buku milik museum. Mana mungkin ia membawanya pulang.
Kecuali ini perpustakaan.
"Udah, yuk pulang. Jisung katanya udah pulang duluan bareng Felix tadi," ucap Jiya sambil mengutak-atik benda pipih di tangannya itu.
"Iya, ayo. Jisung emang nyuruh kamu pulang sama aku. Mumpung Yeji tadi ditebengin Seungmin."
Gadis itu tersenyum, memasukkan ponselnya ke dalam tasnya kemudian menggandeng tangan Hyunjin lalu mulai berjalan menuju pintu keluar museum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Sirena ✓
ФэнтезиTentang Sean, si handsome stranger yang menemukan cintanya di dunia yang berbeda dengannya. ft. hyunjin of stray kids [local ff] ©cryistalclear, 2O2O