17. broke up

297 40 9
                                    

Rachel keluar dari gedung fakultasnya, sedikit terburu-buru karena ingin mengembalikan flashdisk milik Yovanka yang sempat ia pinjam beberapa hari yang lalu.

Yovanka bilang kalau sekarang ini ia memerlukan barang itu karena disana ada data-data pentingnya, jadilah Rachel harus cepat-cepat mengbalikannya. Kan tidak enak pada Yovanka jika ia telat mengembalikannya sekarang ini.

"Rachel!"

Panggilan itu mengalihkan perhatian Rachel. Ia melihat Sean dan Arfel melambai ke arahnya. Rachel hanya membalasnya dengan senyum sekilas saja.

"Gue buru-buru, kalo mau ngobrol nanti aja ya!" ucap gadis itu sedikit berteriak lalu pergi begitu saja meninggalkan Sean dan Arfel yang baru saja mau mengajaknya bicara.

Sean doang sih.

Gadis itu kemudian berlari ke arah gedung hukum karena Yovanka ada disana. Temannya itu memilih jurusan hukum, itu sebabnya Yovanka berada di gedung fakultas hukum.

Dilihatnya Yovanka sedang mengobrol dengan temannya di depan gedung, Rachel langsung melambai ke arahnya.

"Vanka!" panggil Rachel yang membuat Yovanka menoleh ke arahnya.

Sampai di samping Yovanka, Rachel menyelipkan rambutnya sambil menghela napasnya yang terengsal-engsal karena berlari tadi. Gadis itu kemudian merogoh saku celananya dan mengembalikan flashdisk warna hitam milik Yovanka yang sempat ia pinjam itu.

"Sorry ya Hel, lo jadi keluar kelas karena gue," ucap Vanka yang diberi gelengan oleh Rachel.

"Enggak kok, tadi kebetulan dosen gue gak ngajar jadi gue free. Btw makasi ya, maaf gue telat balikinnya hehe."

"Iya sama-sama. Yaudah kalo gitu gue masuk dulu ya, takut pak Theo keburu dateng. Makasih ya, Hel," pamit Vanka sambil melambai ke arah Rachel.

Sampai Yovanka dan temannya itu menghilang, Rachel menghela napasnya sambil mendongak menatap gedung fakultas hukum itu. Jevano juga jurusan hukum, pemuda itu pastinya ada disini, apakah ini saatnya untuk menemui pemuda itu?

Sebelum kesini tadi sih ia melihat activity status Jevano sedang online. Mungkin tadi sedang tidak ada kelas atau istirahat. Tapi sekarang kalau udah masuk kelas bagaimana?

Melirik jam ditangannya yang menunjukan pukul setengah sebelas siang, gadis itu menyebikkan bibirnya lalu berputar balik, berniat untuk pulang saja.

Bukannya bolos, tapi memang kelasnya sudah selesai. Tadi sih dikasi tugas sama dosennya tapi udah diselesaiin sama Rachel, jadi daripada gabut di kampus mending istirahat di rumah sebelum pergi kerja nanti.

Saat Rachel berbalik, alangkah terkejutnya gadis itu ketika melihat Sean yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.

"Sean?! Astaga, ngagetin tau!!"

Si pelaku malah menampilkan cengirannya.

"Aku mengikuti kamu tadi, kamu kan masih sakit, jadi aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik aja," ucap Sean yang membuat Rachel mengerutkan dahinya menatap yang lebih tinggi.

Sepeduli itu kah Sean terhadap dirinya?

"Aku udah sembuh Sean, lagian kemarin itu kan cuma flu biasa doang."

Sean menyebikkan bibirnya kemudian menangkup kedua pipi Rachel, menatapnya intens yang mana membuat Rachel mendelik atas perlakuan Sean itu. Kaget.

Apa-apaan Sean ini? Kenapa akhir-akhir ini pemuda itu sungguh terang-terangan padanya?

"Suhu tubuhmu masih dingin, kamu masih sakit!" kukuh Sean.

Rachel menghela samar lalu menepis tangan pemuda itu dari pipinya. Takut ada yang salah paham dengan posisi mereka tadi. Apalagi ini masih di area gedung hukum, siapa disana yang tidak tau kalau Rachel adalah kekasih Jevano.

[1] Sirena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang