31. Pelaku

216 33 9
                                    

Note : Semua kalimat yang hurufnya miring berarti flasback ingatan yang dilihat Liam.

Happy reading...

∆∆∆

“Kamu yakin mau lihat ingatannya?” tanya Inspektur Leon sebelum masuk ke ruang interogasi.
Liam mengangguk mantap walau tangannya berkeringat dingin.

“Kalaupun kamu berhasil lihat siapa yang jadi sekutunya, kita masih harus mencari bukti-bukti yang mendukung. Kamu tahu kan?”

Liam mengangguk lagi. Dia berdeham. “Hmm. Asal kita tahu jelas siapa yang harus kita incar.”

Sudah yakin, Inspektur Leon menepuk bahu Liam. Dia membuka pintu dan menyuruhnya masuk. Mereka duduk berhadapan dengan Gebi, hanya terpisah oleh meja lebar. Gebi terlihat berantakan. Rambutnya acak-acak dan bibirnya pucat.

“Yoo!” sapa Liam, membuat Gebi yang duduk dengan tangan diborgol di meja melirik datar. “Lo masih nggak mau buka mulut ternyata.”

Gebi membisu. Liam kembali berkata, “Kebejatan yang terjadi ini karena lo, Samudra, dan partner lo yang sok misterius itu. Tapi cuma lo dan Samudra yang dihukum,” celanya. “Lo nggak keberatan gitu?”

Liam terkekeh lantaran pertanyaannya tidak diindahkan cewek itu. “Sementara lo kesusahan di interogasi sana-sini, partner lo bisa jadi lagi duduk berleha-leha sambil tertawa-tawa puas karena berhasil lolos.”

Gebi melirik Liam lagi membuat cowok itu menaikkan alisnya. Karena tidak kunjung membuka suara, Liam mangut-mangut. “Yah, tentu aja lo nggak peduli,” katanya sambil berdiri. “Makanya, gue datang langsung ke sini buat lihat siapakah manusia yang menjadi partner kebanggaan lo.”

Mungkin bagi kebanyakan orang, kemampuan bisa melihat ingatan orang lain itu keren banget.

Tapi nyatanya, itu mengerikan.

Tidak semua ingatan berisi kejadian yang baik.

Dari kecil, walau sudah berusaha menghindari kontak fisik dengan siapa pun, masih saja ada saatnya dia tidak sengaja bersentuhan.

Semua orang pasti punya hal yang ingin disembunyikan. Semua orang pasti punya rahasia, hal yang tidak ingin diketahui khalayak umum. Semua orang pasti pernah berharap rahasianya tertutup aman dalam ingatannya.

Tapi Liam bisa melihat semua ingatan dan rahasia-rahasia itu hanya dengan melakukan kontak fisik.

Julukan apa yang cocok untuknya selain ‘Kriminal Ingatan’?

Bukan Liam yang meminta kemampuan ini. Hidupnya hanya jadi lebih sulit lantaran harus menjaga jarak dengan orang lain.

Liam benci disentuh. Dia benci melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat.

Lalu Nayara muncul, hingga dia sadar kemampuannya akan terblokir jika cewek itu berada dalam jarak pandangannya.

Liam mulai merasa seperti orang normal. Dia jadi lebih suka menghabiskan waktunya dengan Nayara. Dia menembak cewek itu, dan tentu saja langsung ditolak mentah-mentah.

Awalnya, Liam kira dia menyukai Nayara karena cewek itu bisa memblokir kemampuannya. Tapi semakin berjalannya waktu, dia sadar karakteristik Nayaralah yang membuatnya terpesona.

Dia tahu cewek itu bisa menjeda waktu. Dia tahu Nayara bisa melihat kebohongan dari orang sekitarnya setiap selesai menjeda waktu. Dan itu menjadikannya pribadi yang amat jujur.

Mereka berdua punya kemampuan yang sama mengerikan. Dan Liam juga merasa mereka satu server.

Jadi, ketika melihat cewek itu terluka parah karena mengejar seseorang mati-matian, Liam merasa berani. Nyalinya—walau tidak terlalu besar—mulai menguar setelah sadar kemampuannya bisa sangat berguna.

Just For a Moment (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang