29. Bingung

136 19 17
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum🤗
Jangan baca waktu sholat utamakan baca Al-qur'an, oke💝

Happy Reading 🌻

Radit sekarang sedang membaringkan tubuhnya di tempat tidur, setelah pulang dari puncak tersebut, badannya kini sangat letih, hingga dia teringat pada seseorang kemarin.

"Kak Ad," lirihnya sambil membangunkan tubuhnya.

Radit mengambil ponselnya, lalu mencari kontak itu, entah kenapa perasaannya sangat khawatir pada orang itu.

Namun saat dia ingin memencet tombol gambar telepon tersebut, seseorang telah membukakan pintu kamarnya, membuat aksinya berhenti.

Ceklekk...

Radit menoleh." Kak Ad..!" ucapnya tersenyum.

Orang itupun membalas senyum Radit dengan hangat, dan mendudukkan dirinya di sofa kamar Radit.

"Kakak gak papa kan?" tanya Radit yang masih khawatir.

Orang itu menyerngit bingung, "Memangnya kakak kenapa? nih sehat-sehat aja!" ucapnya dengan senyuman.

"Kemaren itu aku lihat kakak pegangin dada kakak gitu, gayak kesakitan!" jelas Radit menunjukkan raut khawatirnya.

Orang itu menghembuskan nafas beratnya dan menerbitkan senyuman. "Kakak gak papa dit, mungkin karena jatuh, jadi dada kakak sakit sedikit, sekarang udah baikan kok!" jelasnya.

"Kakak harus janji, kalau ada apa-apa, kasi tau Radit ataupun Dimas ya!" pinta Radit yang masih tidak percaya dengan jawaban itu.

lawan bicaranya itu pun mengangguk dan memberikan senyuman yang sedari tadi tak hilang dari bibirnya.

"Tapi, kenapa kakak bisa ada di puncak?" tanya Radit yang masih banyak pertanyaan dipikirannya.

"E- itu, Om Aji nyuruh kakak datang untuk ngambil berkas yang kebawa sama Papamu, jadi ya sekaligus mau mampir ke puncak itu, dan gak sengaja lihat kalian disitu!" terangnya gugup.

Radit hanya ber oh ria.

Mungkin kalau alasan ini dia masih dapat mempercayainya, karena memang Papanya saat dipuncak kemaren memang membawa beberapa berkas untuk dikerjakan dan tidak bisa ditinggalkan.

Kini Radit berjalan melangkah dan duduk di atas tempat tidurnya, dia menatap orang itu dengan begitu banyak pertanyaan di otaknya, membuat orang tersebut pun menyerngit bingung.

"Kenapa?"

Radit menghembuskan nafas beratnya. " Kakak masih sayang kan, sama dia?" tanya Radit dengan raut sedihnya.

Orang itupun yang tadi fokus melihat Radit, kini memalingkan wajahnya dari tatapan itu. Dia menggelengkan kepalanya dan berusaha tersenyum.

"Nggak, kakak gak ada perasaan lagi sama dia!" ucapnya lembut.

Radit tersenyum kecil. " Kakak bohong, kakak masih sayang sama dia, kakak masih perhatian sama dia, aku tau semua apa yang kakak lakuin ke dia selama ini!" ucap Radit lembut dengan tatapan sendu.

Between Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang