Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum
Jangan baca waktu sholat, utamakan baca Al-qur'an, Oke😇Happy Reading🌹
Setelah melewati dua hari di rumah sakit, sungguh membosankan baginya tanpa melakukan kegiatan apapun, ditambah kesepian yang di rasanya, jika dibandingkan dengan bersekolah.
Krekk!!
Anara menoleh saat suara pintu itu berbunyi, lalu tersenyum membalas senyuman dari sang pelaku.
"Assalamu'alaikum cantik,"
"Wa'alaikumsalam kakakku."
Anara memperhatikan apa yang dibawa Andre.
"Itu, apa kak?" tanyanya melihat sesuatu berada di tangan kanan Andre.
"Sesuatu yang bisa buat kamu gak bosan." ucapnya dengan menaikkan apa yang dipegangnya.
Andre mengeluarkan isi dari dalam tas itu, Anara langsung tersenyum senang saat melihat hal itu.
"Kakak bawa perlengkapan lukis?" tanya Anara memperjelas dengan keyakinannya.
Andre mengangguk mantap. "Kakak tau, kamu pasti bosan kan, jadi kakak bawain aja ke sini." jelasnya.
Anara sangat sumringah, satu persatu barang di ceknya, hingga dia menemukan satu benda yang terlihat lebih menarik. Anara menoleh dan melihat Andre berharap mendapatkan jawaban, Andre pun mengangguk dan tersenyum, Anara benar-benar senang.
"Makasih kak." ucapnya tersenyum senang.
"Tapi- Anara mau melukisnya di luar aja, bisa kak?" tanyanya meminta.
"Boleh, tapi sekitaran sini aja ya!" Andre mengambil keputusan, dia tau, dia harus bisa membuat emosi Anara stabil dengan membuatnya bahagia, agar tidak mengganggu pikirannya yang berpengaruh pada sakitnya.
Setelah sampai di luar, tepatnya di taman rumah sakit, Andre mulai membantu menyusun perlengkapannya, hingga Anara telah siap duduk di depannya.
"Kamu mau gambar apa dek?" tanya Andre saat melihat Anara sudah mulai memainkan jari-jarinya menari.
"Anara, mau melukis gambaran kehidupan seorang anak, yang hidupnya itu penuh dengan air mata, kebohongan dari orang yang disayangnya yang terus menyelimuti dirinya, hingga hidupnya tragis, karena dia bunuh diri, dia udah gak sanggup menghadapi kehidupannya lagi," jelas Anara masih dengan memainkan jari-jarinya.
"Serem banget dek cerita yang mau dilukis." protes Andre.
Anara sedikit terkekeh. " Kok serem sih, ini Anara terinspirasi dari Aluna sosok di novel bulan yang redup, salah satu novel paporit Anara, Anara kagum melihat ketegaran hidupnya Aluna, tapi yang Anara gak suka, dia bunuh diri untuk menghabisi hidupnya." jelas Anara dengan berhenti melukis sebentar.
"Kok jadi mellow sih, kan itu cuman cerita fiksi." ucap Andre mengusap kepala Anara.
Anara mengangguk tersenyum dan tersadar dia telah baper karena novel, walau itu sudah hal biasa baginya, ia kembali memainkan jari-jemarinya di atas kanvas.
"Assalamu'alaikum,"
Anara dan Andre menoleh ke sumber suara.
"Wa'alaikumsalam." jawab mereka serentak.
"Kok tau, kita ada di sini?" tanya Andre dengan ekspresi datar.
"Tadi Ad ke ruangan Kak, ternyata Anaranya gak ada, dan kata tante ada di Taman." terangnya dengan senyuman.
Andre hanya ber oh ria saja, dia masih tidak terlalu menyukai kehadiran Adnan, apalagi saat permintaan Adnan untuk menikahi Anara tersebut, karena alasan kebahagiaan dari satu pihak, itu menurutnya tidak bisa dilakukan, tapi dia tidak bisa menolak, jika Anara saja sudah mengatakan ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love [Completed]
Teen FictionAnara berlari entah kemana, yang jelasnya dia harus menjauh dari sosok misterius itu. Brugghh... Hingga tak sengaja tubuhnya ambruk, akibat dia menabrak seseorang. "Aduhh.. " Anara meringis kesakitan, kemarin dia menabrak orang tangannya yang luka...