Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum 🤗
Jangan baca waktu sholat, utamakan baca Al-qu'ran 🌈
Happy Reading💞
Anara berjalan menuju dapur untuk menyimpan barang belanjaannya, dengan uang sisa ditangannya.
"Udah pulang rupanya!" ucap Mama menghampiri Anara yang ada di dapur.
Dia menoleh kearah sumber suara itu." Iya Ma, ini sisa uang belanjaannya," ucap Anara memberikan uang itu pada Mamanya.
Mamanya menggeleng. "Nggak usah sayang, kembaliannya buat kamu aja!" tolak Mamanya lembut.
"Nara masih ada uang simpenan kok Ma, uang ini punya Mama, bisa dibuat untuk tambahan modal selanjutnya." ujar Anara halus.
"Ini untuk Nara aja, Anara kan udah sering bantuin Mama, mulai dari buat sampai jual," jelas Mamanya dengan penuh senyuman.
"Alhamdulillah untung yang kita peroleh sudah lumayan banyak dari lava cake nya. Jadi, Mama mau berbagi, masak gak boleh? " lanjutnya dengan mempujuk Anara agar mau menerimanya uang itu.
Anara tersenyum pasrah. "Yaudah deh, Anara terima." ucapnya kembali menyimpan uang yang ditangannya.
*****Ariza sekarang sedang menggambar anime di buku gambarnya, tepatnya karakter kartun di film Naruto Uzumaki.
Ariza dan Anara memiliki bakat yang tak jauh berbeda, Sama-sama dibidang seni, berbeda dengan kedua kakaknya.
Andre lebih kepada bidang vokal suara, tak jarang dia dulu mengikuti lomba pop songs, dialah yang menjadi vokalisnya.
Apalagi saat mengaji suaranya lembut dan syahdu, sehingga dia pernah mengikuti lomba MTQ sebagai Qarinya, dan selalu mendapat juara.
Berbeda dengan Arsen, dia lebih kepada bidang olahraga, hampir semua olahraga disukai dan dimainkannya. Termasuk basket, sepakbola, bulu tangkis, volly, dan karate.
Namun diantara itu semua yang paling disukai dan sering ikut dalam ajang pertandingan adalah karate, mungkin itulah sebabnya setiap dia pulang dari main-main bersama teman-temannya, selalu ada lebam di pipinya, dan mungkin juga karena mereka memainkan jurus mereka diluaran, hihihi, dia juga tipe orang yang murah emosi.
"Lagi ngapain dek?" Anara menghampiri Ariza, dan duduk di sofa.
"Lagi gambar?" jawabnya, dengan mata masih fokus pada kertas di depannya.
"Anime!" terang Anara.
"Tapi, kok gak mirip sih, jelek!" lanjut Anara, sambil memandangi gambar adiknya.
Mendengar hal itu, wajah Ariza berubah menjadi cemberut, ia melepaskan pensil yang ada di tangannya.
Kesukaan Anara lah mengganggui adiknya seperti ini, apalagi melihat wajah adiknya yang berubah cemberut, makin gemas rasa Anara, walau sebenarnya diakui Anara gambar Ariza sudah termasuk bagus untuk kategori seusianya yang masih 9 tahun.
"Kenapa berhenti gambarnya?" tanya Anara kembali.
"Kakak gak seru, gambar Ari masak dibilang jelek." protesnya, lalu membangunkan tubuhnya yang tadi duduk di lantai, sekarang menjadi duduk di sofa.
"Memang jelek kok!" balas Anara dengan menahan tawa.
"Ma! lihat ni kak Anara, gangguin Ari lagi gambar." teriak Ariza mengadu pada Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love [Completed]
Ficção AdolescenteAnara berlari entah kemana, yang jelasnya dia harus menjauh dari sosok misterius itu. Brugghh... Hingga tak sengaja tubuhnya ambruk, akibat dia menabrak seseorang. "Aduhh.. " Anara meringis kesakitan, kemarin dia menabrak orang tangannya yang luka...