Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum
Jangan baca waktu sholat, utamakan baca al-qur'an, oke... 🤓Happy Reading🌹
Radit telah sampai di rumah tante Dara, tepatnya Mama Dimas. Namun ternyata orang yang dituju tidak ada di rumah.
"Kira-kira pulangnya lama gak bi?" tanyanya pada ART.
"Gayaknya bentar lagi den, kata Ibu tadi gak lama, perginya juga udah lama, bentar lagi juga balik den," tuturnya.
Radit mengangguk paham. " Makasih bik, Radit nunggu aja bik, nanti kalau tante dah balik, kasi tau Radit ya bik."
"Siap den!" jawabnya, lalu kembali bergegas ke dalam.
Radit berjalan menuju lapangan basket yang telah tersedia di samping kolam renang.
Dia memutuskan menunggu, karena menurutnya itu penting, entah apa yang menyuruhnya hingga ingin melakukan penyelidikan ini, biasanya dia justru tak peduli, bahkan tak tau apa-apa tentang permasalahan itu, namun sekarang seperti ada dorongan untuk menyuruhnya membuka kebenaran.
Radit duduk sejenak di kursi samping lapangan, dengan memandang kolam renang di sampingnya.
Ia membuka ponsel miliknya, dan memencat tombol album. Ia tersenyum simpul melihat isi di dalamnya, dengan jari memainkan untuk melihat satu persatu isinya.
"Aku harus bisa lupain kamu," lirihnya dengan menatap foto yang pernah diambilnya secara diam-diam, tanpa sepengetahuan si pemilik, karena dia tahu jika izin, pasti ia tak akan diizinkan.
Radit berniat ingin menghapus semua foto yang menyangkut wanita itu, tangannya telah memencat satu persatu dan telah siap, namun saat muncul tulisan delete, ia kembali mengurungkan niatnya, dan mengembalikan keposisi semula.
Ia ingin menghapus, agar dia lebih mudah untuk melupa, namun kembali pikiran dan hatinya bertengkar jika sudah menyangkut wanita itu.
Radit memutuskan untuk bermain basket, itu lebih baik, dari pada harus memandangi dan memikirkan wanita itu, selain membuatnya pusing, itu juga perbuatan yang disukai setan, karena dia telah berhasil menggoda hingga harus memikirkan wanita yang bukan mahromnya.
Dengan diri yang tak semangat dia pun mulai memainkan bolanya, dan berusaha memasukkan ke dalam ring. Beberapa masuk, dan beberapa tidak, akibat konsentrasi yang terbagi, membuatnya sulit untuk fokus.
"Katanya ketua tim basket, masak masukin bola doang, banyaan gagal." tutur seseorang, membuat Radit berhenti, dan menoleh ke sumber suara.
"Tante," ucapnya, setelah melihat tante Dara berjalan menghampirinya.
"Kenapa, ada masalah?" tanya Dara mengambil posisi duduk, yang diikuti Radit.
"Radit gak ada, tapi Radit ke sini, mau– nanyak sesuatu, tan." ucapnya dengan raut serius.
"Nanyak apa?"
"Tante tau, siapa yang bunuh Papa dan Mama kak Adnan?" tanya Radit hati-hati.
Dara yang mendengar itu terdiam, perubahan wajah sangat terlihat dari rautnya. Dia juga bingung harus mengatakan apa.
"Tante, gak tau Dit. Emangnya kamu kenapa nanyak pasal itu? Itu kan udah lama banget kejadiannya." jelasnya.
Radit mengubah posisi duduknya untuk lurus. " Sebenarnya, Radit juga gak terlalu mikirin ini tan. Tapi– yang buat Radit ingin cari tau, karena kak Adnan bilang, dia udah tau pembunuhnya, dan kak Adnan gak mau ngasi tau Radit." jelasnya dengan pandangan lurus ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love [Completed]
Teen FictionAnara berlari entah kemana, yang jelasnya dia harus menjauh dari sosok misterius itu. Brugghh... Hingga tak sengaja tubuhnya ambruk, akibat dia menabrak seseorang. "Aduhh.. " Anara meringis kesakitan, kemarin dia menabrak orang tangannya yang luka...