49. Jenguk

90 8 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum
Jangan baca waktu sholat, utamakan baca Al-qur'an, oke

Happy Reading... 🤓

Setelah melaksanakan sholat dzuhur Andre kembali ke ruang rawat adiknya, yang telah diisi oleh Mamanya.

"Ma, Andre pamit ya, ada urusan kerjaan di kantor, tapi pulang kuliah Arsen kesini kok Ma." terang Andre yang melihat jam sudah menunjuk pukul 2 siang.

"Assalamu'alaikum, " salamnya dengan menoleh ke arah Anara sebentar.

"Wa'alaikumsalam."

Tak berapa lama, Arsen pun datang bersama dengan Nenek dan Ariza.
Mungkin mereka telah berselisih dengan Andre di jalan.

"Assalamu'alaikum, " salam mereka bersahutan memasuki ruangan.

"Wa'alaikumsalam." Nahda langsung berdiri menghampiri mereka.

"Gimana Ma, Anara udah sadar?" tanya Arsen sembari mengambil posisi duduk di samping Anara.

"Alhamdulillah udah, tapi sekarang lagi istirahat." terang Nahda.

Setelah sekian lama Anara merasakan sakitnya itu, kini dia sudah memasrahkan semuanya pada Allah, entah itu akhir dari hidupnya, atau masih ada kelanjutan dari cerita hidupnya.

Namun perkiraannya salah, dia menyangka sakitnya itu tak terlalu bermasalah, namun jika sudah terlalu kritis seperti ini, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Anara perlahan membukakan matanya, dengan tubuh yang tertidur lemas.

"Dek," Arsen langsung memegang tangan Anara, setelah mendapati matanya mulai terbuka.

Arsen tersenyum sendu, saat mendapatkan senyuman manis dari adiknya, masih bisakah dia tersenyum dalam kondisi seperti ini.

Tubuh yang terlihat lebih kurus, mata sayu, bibir dan wajah yang pucat, mendominasi pada Anara.

"Kakak kenapa nangis?" tanya Anara dengan suara lemah.

"Anara yang kuat ya. " ucapnya dengan mengelus-elus tangan Anara.

Anara memandangi orang-orang yang ada di ruangan itu, Mama dan Ariza tersenyum manis padanya, dan yang membuat Anara lebih senang, Neneknya pun ikut hadir melihatnya.

Jika dengan sakit nenek mau tersenyum padanya, itu pasti akan dilakukannya lebih awal, jika dia tahu.

"Nek, "

"Iya sayang." jawab Neneknya dengan mengelus pipi Anara.

"Makasih nek, Anara senang Nenek di sini." Anara tak mampu menahan bendungan air matanya.

"Maafin nenek sayang."

"Kalau Anara tahu, nenek akan perhatian lagi sama Anara saat Anara sakit, Anara akan lakukan ini lebih awal." terangnya dengan suara serak.

Neneknya menggeleng-gelengkan kepalanya. " Maafin Nenek, Nenek ngelakuin itu, karena Nenek masih sedih, karena Papa mu, tapi nenek pikir, apa yang nenek lakuin itu salah ke Anara." jelasnya dengan lembut.

Anara sangat senang, dia justru tak menyalahkan sakitnya, justru dia sangat berterimakasih pada Allah, jika dengan sakitnya ini, bisa mengembalikan kasih sayang neneknya padanya.

Hingga ketokan pintu dan salam dari balik pintu, membuat mereka berhenti sejenak.

Anara kembali tersenyum saat mendapati teman-temannya datang menjenguknya.

Sedangkan Mamanya, Neneknya, Arsen dan Ariza, keluar sebentar.

"Ya Allah Na, kok bisa sih kamu sakit gini, " khawatir Angel, dengan mata berkaca-kaca.

Between Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang