41. Curhat

118 12 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum
Jangan baca waktu sholat utamakan baca Al Qur'an, Oke❤

Happy Reading💕


Plak, plak, plak

Suara jejak kaki itu semakin lambat, langkahnya yang celingak celinguk, memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dengan nafas gontai memasuki ruangan sederhana itu perlahan-lahan.

Kreeeekkk....

Suara pintu terbuka dengan ayunan lengannya, hingga tepukan tangan pada bahunya membuat langkahnya terhenti, kini jelas nafasnya tak beraturan, matanya mengerjap-ngerjap panik, was-was itulah yang dirasakannya.

Dia memberanikan diri untuk membalikkan badannya dengan mata terpejam, dan langsung menjongkokkan tubuhnya ke lantai. "Nek, Anara minta maaf, Nara tadi lihat temen di rumah sakit, makanya Nara lama pulang, jadi maafin Anara, jangan hukum Nara, Nek. " ucapnya memohon, dengan masih mata terpejam dengan raut cemasnya.

Orang yang menepuk bahu Anara tadi, sedikit bingung, dan mendapatkan ide untuk mengerjai Anara.

"Hmm, " gumamnya tersenyum jahil.

"Kamu akan tetap nenek hukum!" ucapnya menyerupai suara Neneknya, dengan gaya berkacak pinggang.

Anara sedikit curiga setelah mendengar suara itu, namun rasa takut lebih mendominasi di lhatinya. " Iya Nek," ucapnya masih dengan tampang takut.

Sedangkan laki-laki itu sudah sedari tadi menahan tawa, mencoba kembali untuk berakting. " Oke, Anara sekarang cuci motornya kak Arsen ya, sebagai adik harus bisa membantu kakaknya." ucapnya lagi dengan suara tiruan.

Anara mengangguk cepat. " Iya Nek, " dan langsung membukakan mata, karena sedikit senang neneknya berucap lembut padanya.

Namun, saat dia mendongak, Anara membelalakkan matanya kaget, dengan mulut ditutup kedua tangannya.

"Pffffttttt hahahaha..." tawa pecah Arsen kini menggelegar di ruangan itu.

Anara sekarang hanya bisa diam di tempat dengan kedua tangannya menyatu di dada, dengan tatapan lurus menatap orang itu, memerhatikan gelak tawa yang hadir di ruangan itu.

"Huh huh huh... " Suaranya yang kelelahan akibat tertawa.

"Seru banget sih, " ucapnya, melihat Anara dengan tersenyum jahil.

"Udah? " tanya Anara datar, dia sedikit kesal, ternyata dia dikerjai oleh kakaknya, tapi yang anehnya kenapa suaranya begitu mirip.

Dia mengangguk cepat, dan kembali menggeleng. " Eh, belum sih, tadi kan kamu mau janji cuciin motor abang." ucapnya dengan alis naik turun.

Anara menyerngit bingung. " Ogah, kalau sama orang gini, tapi sejak kapan Nara panggil kak Arsen dengan panggilan abang." tanyanya dengan wajah sewot.

"Sejak tadi." ucapnya singkat.

Anara menghembuskan nafas panjangnya, dengan celingak celinguk melihat sekitar.

"Nenek di sini cuk, " ucap Arsen dengan kekehan jahilnya.

"Apaan sih, gak jelas tau. Emm, nenek sama mama kemana? kok sepi? " tanyanya, yang memang tak melihat seorang pun di rumah kecuali mereka.

"Nenek di sini loh cuk. " ucapnya kembali meniru.

Anara yang sudah mulai kesal, kini melangkahkan kaki besar memasuki kamarnya, dan langsung terduduk lemas. " Huffttt.. " Dengan sesekali memijat pelipisnya.

"HEII... "

"TAYO." jawab Anara seadanya.

"Kok bisa tau sih, padahal kakak mau ngagetin tau." ucapnya sedikit cemberut, ternyata dia mengekorin Anara dari tadi.

Between Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang