53. Persekongkolan

108 8 4
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum
Jangan baca waktu sholat, utamakan baca Al-qur'an, Oke🙃

Happy Reading...

Radit memandang wajah sayu itu dengan tatapan sendu, dia tak pernah menyangka, dan tak pernah sedikitpun curiga, bahwa Adnan telah mempermainkan Anara selama ini, dan tanpa sadar juga dia ikut serta dalam hal itu.

"Aku gak bisa gini kak, aku harus ketemu sama Adnan, gak bisa gini! Dia udah nyakitin Anara." pintanya memohon agar Andre mengizinkannya.

Setelah sebelumnya Radit telah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Adnan, sehingga ia harus melakukan perbuatan yang menyakiti Anara itu.

Mama menghampiri mereka dengan wajah yang masih basah akibat tangis khawatirnya.

"Kalau kali ini Mama setuju dengan Arsen, Mama gak terima apa yang sudah diperbuat Adnan terhadap Anara." ucapnya dengan sorot mata dalam.

"Tapi Ma—" ucap Andre, namun dia bingung harus melanjutkan dengan kata apa.

"Maaf tan, kak Andre, kak Arsen. Radit minta maaf atas yang sudah diperbuat kak Adnan, Radit tau ini semua salah, Radit akan ketemu sama kak Adnan dan mencoba membicarakan hal ini dengan baik, Radit takut kalau nantinya keributan akan semakin panjang, kalau kak Arsen ataupun tante datang, sedangkan kondisi emosi masing-masing sedang tidak stabil." ucapnya mencoba untuk memenangkan, walau dia sebenarnya juga masih memendam kekecewaan atas prilaku Adnan.

"Iya Ma, apa yang dikatakan Radit itu benar." tambahnya dengan menggenggam erat tangan mamanya.

Semua hanya diam, perhatian masih terfokus pada satu orang yang terbaring dengan selang infus.

"Emm, karena udah sore juga, Radit permisi ya tan, kak," ucapnya menatap satu persatu mata. "assalamu'alaikum."

*****

Bulan begitu bersinar dengan terangnya, bintang-bintang ramai menghiasi angkasa, suara sayup-sayup hewan malam mengelitir di dalam indra pendengar.

Namun semuanya membuat hatinya kembali sesak, saat mengingat kembali wanita itu.

Dia menggengam foto orang yang sedang berpelukan, yang wanita memakai seragam SMP, dan yang pria memakai pakaian serba hitam, dengan sang wanita duduk diatas motor besar.

Siapa lagi kalau bukan mereka, Adnan dan Anara. Adnan masih menyimpan barang-barang mereka dulu semasa pacaran.

"Ngapain lo ke sini?" lirihnya dengan tetap pandangan fokus menatap langit, dengan posisi duduk di kursi depan kolam renang. Dia menyadari kedatangan Radit, walau itu hanya jejak kaki yang terdengar.

"Gue orang yang terjahat, gue gak pantas dibaikin, gue udah menjadi orang yang terbodoh, gue— gue orang jahat, gue orang jahat—" isaknya, ia tak mampu menahan tangisnya lagi dengan wajah menunduk.

"Iya, lo memang orang jahat, lo memang gak punya hati kak, karena kalau orang baik pun gak akan pernah balas dendam sampai niat segitu jauhnya, drama yang kakak mainkan keren, sampai semua orang terkecoh antara nyata atau tidak." ucap Radit dengan senyum kecutnya.

Lagi-lagi Adnan bungkam setelah mendengar penuturan Radit itu, sakit yang di rasanya, tapi hal itu memang benar padanya.

Radit menghampirinya dan duduk disebelahnya. Ia merangkul Adnan mencoba memenangkan.

Between Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang