30. Fitnah

131 18 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum🤗
Jangan baca waktu sholat utamakan baca Al-qur'an, oke💝


Happy Reading 🌻

Anara kini telah siap untuk berangkat ke sekolah, semua sudah rapi dipakainya, sembari tersenyum di depan cermin dan berdo'a.

Dia sekarang terlihat lebih segaran, ditambah polesan bedak bayinya dan juga mainan jilbab yang pernah diberikan Radit padanya pun sekarang telah menempel di jilbabnya.

"Assalamu'alaikum, " sapa Anara pada semuanya setelah sampai di meja makan.

"Wa'alaikumsalam." jawab mereka.

"Seger banget wajahnya." ucap Arsen dengan senyum hangatnya.

"Iya dong, mesti harus begitu." ucap Anara dengan rentetan giginya.

Anara mengambil piringnya, dan saat ingin menyendok nasi gorengnya, tiba-tiba neneknya langsung mengambil tempat nasinya, dan langsung menuangkannya ke piringnya, membuat Anara hanya dapat diam di tempat.

"Ma, itu kok dihabisin, Anara belum makan lo Ma!" ucap Mama Nahda menegur dengan lembut.

"Mama masih laper, memangnya gak boleh?" cetus Neneknya santai.

Anara menghembuskan nafasnya berat, dan berusaha memberikan lengkungan manis dibibirnya. "Nggak papa kok Nek, Nenek makan aja, Anara masih kenyang kok." ucapnya lembut.

"Bagus deh!" ucapnya sambil makan, tanpa memperdulikan Anara.

"Tapi sayang---" bela Mamanya sendu.

Anara menggelengkan kepalanya. "Anara nanti bisa makan dikantin, Ma." ucapnya dengan senyuman.

Andre pun berdiri dan mengeluarkan uang dari sakunya untuk diberikan pada Anara.

"Ini dek, untuk jajannya." ucap Andre tersenyum manis menyodorkan uangnya.

Anara menggeleng. " Nggak usah kak, Anara masih ada uang kok, sisa yang kemaren." tolak Anara lembut.

"Udah ambil aja, itukan uang hasil jual jam tangan kamu, yang ini dari kakak." ucapnya masih dengan senyuman.

Namun nenek tiba-tiba mengambil uang itu dari tangan Andre, membuat yang lainnya sontak kaget, begitupun dengan Anara yang berusaha untuk tetap tenang dan tegar.

"Uang ini, untuk Ariza aja." ucap Neneknya lembut dan memberikannya langsung pada Ariza.

"Tapi Nek, ini kan---" ucap Ariza terpotong setelah mendapat gelengan kepala dari neneknya.

"Yaudah Anara pamit ya, Assalamu'alaikum." Ucap Anara dengan senyum paksanya.

Hatinya kini sakit, bukan karena tak mendapatkan uang itu, tapi karena perlakuan neneknya yang masih mengasingkannya.

Syukur pagi itu tidak terlalu banyak kata-kata kasar keluar dari mulut neneknya untuknya, itulah membuat Anara sedikit baik-baik saja, daripada hari-hari sebelumnya.

*****


Aneh, bingung, itulah sekarang yang dirasakan Anara. Entah kenapa dia merasa orang-orang menatapnya dengan tatapan sinis dan tajam, dan seperti berbisik-bisik.

"Mungkin perasaan aku aja kali ya, udah, ah." batinnya, dan lanjut berjalan menuju kelas tanpa memperdulikan orang disekitarnya.

Tapi, tetap dia kembali mendengar orang-orang berbicara menyindir ke arahnya.

Between Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang