52. Adnan tau

106 9 0
                                    

Assalamu'alaikum
Jangan baca waktu sholat, utamakan baca Al-qur'an, Oke

Happy Reading🌹

Andre celingak-celinguk mencari seseorang, padahal orang itu sudah berjanji untuk tidak kemana-mana, membuat kekhawatiran menyelimutinya.

Dan tak berapa lama akhirnya dia melihat gadis itu. Namun, untuk apa dia berada di tempat itu, dan kenapa dia menangis?

Baru saja Andre ingin menghampiri, namun gadis itu lebih dahulu pergi, membuatnya semakin cemas, dan langsung mengejarnya.

Tak berapa jauh langkah Anara berlari dengan nafas yang tak teratur, dia memilih berhenti, setelah merasakan kepala yang amat sakit, membuat dunia serasa sedang goyang.

Saat melukis tadi, matanya tak sengaja menangkap pergerakan Radit yang menuju Adnan, membuatnya sedikit penasaran lalu mengikuti langkah itu.

Dan menuntunnya untuk mengetahui  kebenaran pahit yang tak pernah disangkanya selama ini.

Hingga tubuhnya hampir terjatuh ke lantai, namun untung dengan cepat Andre sampai, dan langsung menangkap tubuh Anara yang sudah lemas itu.

"Na, " Radit sampai dengan nafas ngos-ngosan, dan raut khawatir.

Andre melihat keanehan dan bingung sebenarnya apa yang terjadi?
Tapi, kembali dia hentikan rasa penasarannya itu dan langsung menggendong Anara untuk masuk ruang rawatnya.

"Kamu Radit, kan?" tanya Andre sambil berlari kecil menggendong Anara.

Radit mengangguk. "Iya kak,"

"Tolong panggilkan dokter ya!"

Radit mengangguk dan berlari melawan arah.


*****

Kacau, bingung, resah, itulah yang dirasakannya sekarang. Kenapa Radit mengatakan hal itu padanya, sebenarnya apa maksud Radit aku melakukannya pada orang yang salah.

Adnan terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dengan pikiran gelisah yang menyelimutinya.

Tujuannya sekarang adalah menemui bundanya. Entah kenapa setelah kurang lebih dua tahun dia meyakini kebenaran itu, namun sekarang keraguan datang padanya. Kenapa dia merasa seperti ada yang tidak beres, dan apa yang sebenarnya ditutupi padanya?

Hingga Adnan sampai di depan pintu gerbang, dia terus meng klakson mobilnya, agar satpamnya cepat membukakan pagar.

Setelah terbuka, dia langsung menerobos begitu saja, membuat satpam sedikit terkejut dengan prilakunya.

Dan sampai di rumah, dia langsung berjalan dengan langkah kaki besar menuju ruangan kerja Bundanya.

Tiba di depan pintu, Adnan langkahnya terhenti dan mencoba menarik nafas dalam.

Krekk!!

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam— emm, ada masalah?" tanya Bundanya saat melihat wajah kebingungan terpancar pada Adnan.

Adnan menoleh dengan wajah seriusnya. "Bun, Ad minta Bun jelasin semuanya pada Ad, tentang siapa sebenarnya pembunuh orang tua Ad!"

"Tapi—"

"Ad mohon, Ad udah besar bun. Radit bunda kasi tau, sedangkan Ad—adalah anak mereka bun, Ad berhak tau. Ad—sebenarnya udah tau siapa pelakunya, tapi Ad mau denger langsung dari bunda!" ucapnya dengan suara bergetar, karena ada keraguan menyelimuti hatinya.

"Bunda takut nanti jantung kamu kambuh sayang!" jelas Dara dengan cemas.

Adnan tak tahan untuk menutupinya lagi, dia terisak dan langsung memeluk Dara.

Between Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang