Catatan kasih Anara

127 8 0
                                    


Assalamu'alaikum,
Masih di bettween love ya😊

Setelah selesai pengantaran jenazah Anara ke pemakaman, semuanya kembali hening di kediaman rumah Anara.

Memang mereka masih berada di rumah yang biasa, karena masih dalam kondisi duka, belum sempat mengurus pindahan kerumah lama yang dulu ditinggalkan karena fitnah korupsi itu.

Mama Anara masih saja terus menangis di dalam pelukan ibu mertuanya, dia tak mampu menahan kesedihan kehilangan putri tersayangnya itu.

Sangat tak pernah mereka bayangkan akan akhir dari kehidupan Anara yang sangat memilukan.

"Ma," Panggil Raiz dengan mata sembab.

Nahda menoleh saat mata mereka bertemu, Nahda langsung memalingkan wajahnya dengan rasa sakit.

"Maafin Papa, Papa menyembunyikan ini semuanya, karena permintaan dari Ayah sebelum meninggal." jedanya.

Raiz mengambil nafas dalamnya. "Sebenarnya Ayah ingin membagi warisannya rata, antara aku dan Riko. Tapi— gak secara langsung, Ayah ingin melihat dulu, Riko benar-benar berubah atau nggak, karena Ayah takut kalau Riko menyalahgunakan kekuasaannya itu. Tapi, aku gak pernah nyangka kalau dia akan berbuat hal seperti itu, kalau saja aku tau Riko bakal nyakitin Anara karena warisan itu, aku pasti kasi berapapun dia mau, asal jangan ganggu Anara. " jelasnya dengan wajah menunduk.

"Iya, kamu dan Ayah kamu memang salah, sangat salah. Ayah kamu udah selingkuh, dan bahkan juga udah punya anak, tapi— kalian menyembunyikan hal itu. Kamu sama aja udah dukung Papa kamu berbuat jahat Raiz." isak Mamanya, dengan sesekali menyeka air mata.

Raiz langsung memeluk kaki Mamanya, sangat menyesal itulah yang dirasakannya. Andai jika waktu bisa diputar, jelas dia tak akan mau melaksanakan hal itu, meski itu sangat di wajibkan, jika akhirnya dia harus merasakan kehilangan yang amat dalam, dan menyakiti wanita-wanitanya.

"Maafin Raiz Ma, Raiz gak pernah niat sedikitpun untuk menyakiti Mama. Raiz hanya menunggu waktu yang tepat, kalau Raiz tau akan berakhir seperti ini, Raiz gak akan mau nurutin kemauan Ayah Ma. Raiz benar-benar kehilangan Anara, Putri Raiz." lirihnya dengan suara gemetar.

Mamanya langsung memeluk Raiz, tak dapat ditahan lagi kesedihan dan kehilangan sangat terkuak.

"Udah cukup sampai sini, Mama mohon apapun itu permasalahan ceritakan semuanya, kita di sini keluarga, masalah kalian itu jadi masalah kita bersama." jelasnya dengan melihat bergantian orang disekitarnya yaitu Andre, Arsen, Nahda, semuanya mengangguk lemah setuju.

Ariza mendengar pembicaraan mereka, namun dia masih kurang memahami. "Ma, kenapa sih Allah ambil kak Anara cepat. Padahal– baru aja papa pulang ke rumah, bukannya ini keinginan kak Nara. Kak Nara selalu berdo'a supaya Papa cepat pulang, dan saat itu terjadi, kenapa kak Anara yang pergi?" tanyanya dengan mata merah seusai menangis.

Nahda langsung memeluk Ariza dengan isakannya, bagaimana bisa dia mudah melepas kepergian putrinya itu, sangat sulit sekali baginya.

"Karena Allah sayang sama kak Anara. Allah ingin kak Anara gak sakit-sakit lagi, karena di sana kak Anara akan bahagia." jelasnya dengan menahan sesak di dada, Ariza yang mendengar itu mengangguk paham, walau jujur dia juga tak rela Anara pergi begitu saja, kakak yang selalu menjahili dan mengajariku dalam belajar.

Ketika ruang keluarga sedikit sepi, kedatangan seseorang mengalihkan perhatian mereka, membuatnya sontak menoleh.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." jawab mereka serentak.

Bunga langsung masuk dan menghampiri mereka dengan wajah merah usai menangis.

Between Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang