Jisoo POV
"Iya Jen... sekarang aku sedang ada di rumahnya Lim..."
Saat ini aku sedang bicara pada Jennie melalui jejaring telepon. Awalnya Jennie yang menelponku duluan tak lama setelah aku sampai dirumah pribadinya Limario.
Jennie bilang sekarang panitia sedang break, jadi Jennie bisa menelponku. Sebenarnya persiapan di aula untuk acara seminar masih banyak, dan aku merasa tidak enak hati meninggalkan rekan-rekan karena paksaan dari Limario yang selalu mengancamku.
Jennie tau kalau hari ini aku seharian bersama Lim, tapi yang tidak bisa aku mengerti adalah mengapa Jennie selalu menanyakan keberadaan Rosé padaku.
Tadi saat kami bertemu di kampus, Jennie nampak lesu, pucat dan tidak bersemangat. Aku pikir namja itu mengalami kesulitan dengan tugas perkuliahannya atau memang dia kurang tidur seperti kebanyakan anak fakultas kedokteran sehingga ia kelelahan.
Tapi nyatanya aku salah, Jennie menjadi seperti itu, karena dia hilang kontak dengan Rosé.
"Tidak... Rosé tidak ada disini"
Aku menjawab dengan jujur, lalu aku membiarkan Jennie bicara lagi dari sebrang telepon.
"Jen, apa kau masih belum bisa menghubunginya?" tanyaku padanya.
"Kenapa bisa begitu?" Aku menautkan alis saat Jennie nampak mengerang frustasi.
Baru pertama kali aku melihat Jennie uring-uringan seperti itu, hanya karena memikirkan Rosé, padahal sebelum-sebelumnya Jennie sangat terkenal dengan image cool, kalem, pintar dan baik hati dikampus.
"Jen, aku tidak tau apa yang membuat Rosé sangat sulit untuk dihubungi. Tapi setauku Rosé akan tinggal di rumah Mommy CL..."
Dari sebrang telepon Jennie lalu mengucapkan terimakasih padaku, karena informasi tentang Rosé yang baru saja aku beritahukan. Namun Jennie sendiri merasa masih tidak bersemangat karena Rosé terus saja mengabaikannya seharian, padahal status mereka saat ini sedang bertunangan.
"Iya, kau tidak perlu berterimakasih Jen... Justru aku harusnya yang berterimakasih, karena kau sudah memberitahu Seulgi jika aku pulang lebih awal karena Lim yang cerewet.... Untung saja Seulgi tidak marah padaku"
Aku berujar sambil sesekali agak meringis karena aku ingat lututku terluka dan rasanya agak perih bergerilia disana.
"Baiklah Jen, nanti aku akan tanyakan tentang Rosé pada kakaknya... Aku tidak bisa melihatmu lemas karena patah hati seperti barusan saat diaula" balasku, aku kemudian sedikit tersenyum karena Jennie terdengar terkekeh pelan dengan guyonaku, saat aku bilang kalau dia terlihat seperti orang patah hati dikampus.
"Nde... Semangat Jennie!! Berjuanglah untuk Rosé... Dan maaf aku tidak bisa banyak membantu panitia yang lain"
Aku sangat menyesal karena aku terjebak dengan Lim, sehingga aku harus meninggalkan kewajibanku ditempat acara. Dan semoga saja teman-teman lain di kampus, tidak berbuat julid padaku.
End Jisoo POV
.
.
.
.
.
Limario memutari meja pentry, ia segera meraih dan menekan tombol off pada sebuah teko listrik yang digunakan untuk menghangatkan air.Setelah airnya agak mendidih, Lim lalu menuangkan air itu kedalam sebuah baskom kecil. Mata tajam namja itu menatap keluar dapur berharap jika pacarnya masih dalam posisi semula, yaitu duduk di sofa ruang tamu.
Usai mendapat apa yang ia mau, Lim segera melangkahkan kakinya ke ruang tamu. Dirinya menghampiri Jisoo yang duduk sambil menerima telpon dari seseorang.
Wajah Lim yang awalnya cerah kini tiba-tiba berubah menjadi datar.
Saat Lim sampai dihadapan Jisoo. Yeoja berambut coklat itu menengadah menatap kedatangan Lim yang memasang wajah ketus tanpa ekpresinya yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Limario [LISOO]
Fanfiction(🔞👑TOLONG JANGAN MENDEKAT Konten 18+) Lim itu cowok yang judes! Satu kantor nyebut dia bajingan kutub Lim juga sering diem-diem menghanyutkan... perasaanya susah ditebak. Dan Jisoo selalu sabar ngehadepin dia. Apapun yang terjadi Jisoo udah seper...