Jennie menghentikan mobilnya, matanya membaca tulisan klasik yang tertera di sebuah plang kayu. Ia ingat jika malam ini dirinya akan bertemu dengan Mommy nya setelah 3 minggu wanita itu ada di Belanda.
Rindu?
Tentu saja, Jennie sangat rindu pada Mommy nya.
Hal-hal kecil dan besar yang ia alami pasti Jennie ceritakan pada Mommy nya. Tapi akhir-akhir ini Jennie belajar untuk menyimpan rahasia pada Mommy nya. Ia sadar, jika semakin ia tumbuh dewasa maka Jennie butuh privasi dan ruang untuk dirinya sendiri.
Dalam waktu 1 minggu privasinya hampir penuh. Hal tersedih dan selalu mengganggu pikirannya adalah tentang perasaannya pada Rosé.
Harus diakui jika orang tuanya tidak pernah salah menuntun jalannya meraih masa depan yang cerah.
Kegagalan akan selalu gugur sebelum menyentuhnya, bahkan kegagalan pasti tidak pernah mengenal orang yang bernama Jennie Ruby Ilwansyah. Karena hanya kesuksesan yang selalu merangkul Jennie disetiap detik nafas dalam hidupnya.
Jennie benar-benar menjadi contoh kehidupan anak laki-laki yang baik dan sempurna. Semua orang pasti iri padanya.
Tapi disamping kesempurnaan itu, hatinya menangis. Tragis rasanya jika Jennie terus mengingat perasaanya yang polos dan tulus selalu di sakiti oleh orang yang ia sukai.
Malam ini, tidak hanya ada Mommy nya. Tapi gadis itu juga datang untuk makan malam bersama.
Roséane Olivian. Menyebut namanya saja membuat Jennie sedih, pikirannya kacau dan sedikit kekesalan memuncak jadi menyesakkan dada.
"Permisi..."
Jennie masuk ke dalam toko bunga.
"Selamat datang..." ucap pemilik toko dengan ramah.
Jennie tersenyum begitu melihat barisan bunga potong berbagaiwarna yang segar, berjejer rapi dan siap dipilih untuk di bungkus menjadi bouquet yang cantik.
"Bisa saya bantu kak?" kata penjaga toko yang melayani. Sedangkan pemiliknya diam dikasir.
Jennie melirik bunga di sebelah kanan. Lalu ia bicara pada pelayannya.
"Tolong buatkan aku sebuah bouquet bunga yang besar, aku mau isinya bunga yang harum dan cantik. Karena bunga itu untuk Mommy ku" ucap Jennie.
"Baik Mas, tapi apa anda yakin tidak mau memilih jenis bunganya sendiri?" tanya pelayan.
"Tidak usah... karena Mommy ku menyukai banyak jenis bunga" balas Jennie.
"Oh-ohh.. Baiklah Mas silahkan tunggu sebentar" pegawai itu salting saat melihat senyum Jennie.
Setelah 10 menit pesanan bouquet Jennie pun jadi.
"Mas, pesanannya udah ready" kata pelayannya. Ia menghampiri Jennie yang bertukar pesan dengan Mommy nya.
Jessica menyuruh Jennie untuk cepat datang karena Rosé kelihatan mulai bosan menemaninya di hotel. Jessica bahkan diam-diam mengirim foto Rosé yang menopang dagu lalu menatap pemandangan halaman hotel.
Jennie mendecih pelan, ia buru-buru menghapus foto Rosé dari dalam galerinya. Karena foto kiriman Mommy nya tersimpan langsung ke sana.
Lalu Jennie berjalan ke kasir.
"Berapa semuanya?"
"500 ribu Mas"
Pandangan mata Jennie bertemu dengan pemilik toko.
500 ribu bukanlah harga yang mahal bagi Jennie, hanya saja intonasi datar dan tidak bersahabat dari kasir itu membuat Jennie dongkol.
Tadi Moodnya sudah buruk dan sekarang kasir itu malah menambah kejengkelan di hati Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Limario [LISOO]
Fanfiction(🔞👑TOLONG JANGAN MENDEKAT Konten 18+) Lim itu cowok yang judes! Satu kantor nyebut dia bajingan kutub Lim juga sering diem-diem menghanyutkan... perasaanya susah ditebak. Dan Jisoo selalu sabar ngehadepin dia. Apapun yang terjadi Jisoo udah seper...