Lim membuka pintu kamarnya, terhitung semenjak kurang lebih 6 bulan. Lim benar-benar mensterilkan kamarnya dari hal-hal berbau porno. Sebenarnya dulu Lim sangat sering mengajak wanita pulang untuk bermalam dirumahnya. Tapi karena Rosé selalu protes padanya, akhirnya Lim memilih tempat lain untuk menghabiskan waktu bercumbu dengan lawan jenisnya.
Krieeeetttttt!....
Suara decitan engsel pintu yang pelan tapi nyaring, membuat Jisoo semakin mengeratkan pegangannya pada lengan baju Limario.
Sudah 8 menit rasanya mereka terjebak dirumah yang benar-benar tidak memiliki aliran arus listrik. Jisoo yang benci dan takut dengan kegelapan akhirnya hanya bisa membuntuti Lim kemanapun namja itu pergi.
Limario mengatakan jika semua kompleks perumahan mengalami pemadaman listrik total, mengingat malam ini terjadi badai hujan lebat diluar sana. Perugas PLN juga belum ada yang datang, mungkin saja besok mereka baru mulai memperbaiki kerusakan gardu yang tersambar petir itu.
"Masuklah... Aku akan mencari lilin..."
Lim mempersilahkan Jisoo masuk ke kamarnya lebih dulu. Awalnya, Jisoo ragu untuk menuruti Lim, tapi karena dia sangat takut dan tidak tau harus berbuat apa akhirnya Jisoo menurut saja.
Kamar Lim sangat gelap, kaki Jisoo bahkan tidak sengaja membentur sesuatu saat ia melangkah kedalam.
"Oh iya aku lupa, kenapa tidak dari tadi aku pakai cahaya flash hp saja..."
Lim merutuki kebodohannya.
Namja itu lalu meraih kantung saku celananya dan mengeluarkan iphone miliknya. Tapi sayang sekali setelah tombol on-off nya di tekan, layar hp itu tidak menyala.
"T'ch! Lowbat lagi!..."
Lim mengumpat dan menyimpan hpnya di tempat yang sama lagi.
"Limmm... Sudah ketemu belum lilinnya?"
Jisoo sepertinya sudah menemukan ranjang dikamar Limario. Jisoo menepuk-nepuk sesuatu yang empuk lalu bisa diduduki.
"Sebentar..."
Lim kemudian meraba-raba tembok kamarnya sambil berjalan menuju ke nakas kecil di samping ranjang.
Setelah merasa posisinya benar, Lim lalu berjongkok menghadap ke nakas. Ia menarik laci nakasnya dan mengubrak-abrik isinya, sampai ia merasa berhasil menggenggam sebuah lilin.
Setelah ketemu lilinnya, Lim lalu mematik api dari korek gas yang juga tersimpan didalam laci.
Byuurrrrr!....
Akhirnya pematik api berhasil menghidupkan cahaya lilin, yang membuat kamar Limario berpendar dengan cahaya orange yang kecil. Meskipun cahaya lilin itu tidak mampu menerangi seluruh kamar, tapi Jisoo bersyukur bisa melihat cahaya di situasi badai yang buruk ini.
"Akhirnya ada cahaya!..."
Jisoo nampak senang saat Lim menyimpan lilin diatas nakas, dan terlihatlah sekarang forniture serta interior kamar milik Limario, yang dipenuhi oleh buku dan barang elektronik mahal penunjang pekerjaannya sebagai novelis dan seorang ilustrator desain grafis.
Lim mencari ranselnya, lalu ia mengambil Ipad miliknya. Siapa tau benda itu masih memiliki daya yang lebih, hingga bisa digunakan flashnya untuk menambah penerangan kamar.
Dan voila...
Akhirnya setelah dinyalakan Ipad itu masih memiliki isi daya diatas 50% dan Lim menghidupkan flasnya. Jisoo pun semakin senang karena kamar itu sekarang makin terang.
Lim melipat case ipadnya sehingga benda itu bisa diam berdiri diatas meja, dan cahaya flashnya dipantulkan kedepan.
"1 jam lagi akan aku matikannya flashnya" ucap Lim saat ia melihat Jisoo terus mengamati grak-geriknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Limario [LISOO]
Fanfic(🔞👑TOLONG JANGAN MENDEKAT Konten 18+) Lim itu cowok yang judes! Satu kantor nyebut dia bajingan kutub Lim juga sering diem-diem menghanyutkan... perasaanya susah ditebak. Dan Jisoo selalu sabar ngehadepin dia. Apapun yang terjadi Jisoo udah seper...