Kalau ada typo...
Di cemilin aja ya
__________________
__________________Rosé menatap lekat setiap gerak gerik yang Limario lakukan. Kakak beradik dari keluarga dengan marga asli Choi itu terdiam, pikiran mereka berdiri sendiri.
Kemudian suara dentingan garpu stenles dan piring keramik itu beradu membuat Limario menatap adiknya.
"Kak bukannya aku sudah bilang untuk berhenti berhubungan dengan Chungha lagi!"
Rosé tiba-tiba menyalang. Sampai Limario terheran-heran karena hentakan nada tinggi adiknya. Tetapi Limario masih diam, ia membiarkan Rosé menarik napas untuk kalimat berikutnya.
"Aku tau kakak pergi dengan Chungha! Dan aku tidak suka itu!!"
Seolah sudah tau dengan maksud tersirat dari kerutan alis kakak lelakinya itu. Rosé tidak menghentikan amarahnya. Melainkan ia semakin menunjukan raut ketidaksukaannya ketika Limario berhubungan lagi dengan Chungha, yang notabena teman semasa SMA nya.
Limario mendesah, Rosé sepertinya memojokan dirinya. "Kau tau kan jika Chungha itu teman kakak??"
"Tidak ada salahnya jika kakak pergi dengannya.. lagipula dia sudah berubah Rosé!" kata Lim, dirinya sampai berhenti makan dan menatap Rosé tidak suka.
Limario tau jika Rosé selalu berpatokan pada mimpinya. Rosé pasti tau dirinya pergi dengan Chungha melalui mimpi karena dia seorang lucid dream.
Tapi tidak harus seperti itu caranya, Rosé tidak boleh terlalu mengatur hidup kakaknya. Meskipun Rosé tau semua kisah masa depan kakaknya yang terlihat sangat jelas melalui mimpinya.
Mengatur setiap tindakan Limario adalah hal yang terlalu egois. Itulah yang menyebabkan banyak ketidak cocokan antara Limario dan adiknya.
"Tidak kak... Chungha pembawa pengaruh yang buruk. Dia hanya terlihat baik didepanmu saja. Chungha berusaha masuk kedalam kehidupan kakak lagi, karena dia ingin balas dendam. Percaya padaku kak!!"
Rosé masih mendesak.
"Tau apa kau tentang kehidupan kakak? Kakak sudah bilang untuk berhenti percaya pada mimpi bodohmu itu!!! Kau terlalu bergantung padanya Rosé!!!" balas Lim dengan sedikit sulutan amarah.
Entah sejak kapan, mata Rosé mulai berlinang. Ia tidak suka jika Lim melawan ambisinya. Apalagi sampai menghina pengelihatan masa depannya yang unik dan istimewa itu.
Jika Rosé bisa memilih, ia justru tidak ingin mendapatkan kemampuan sebagai seorang lucid dream ini. Tapi takdir sudah berkata lain. Rosé harus menjadi seorang lucid dream dan selalu melihat masa depan orang lain. Suka ataupun tidak suka!!!
Sebenarnya Rosé tersiksa, tapi ia juga tidak punya banyak pilihan selain menerima dan memastikan bila masa depan kakaknya akan bahagia bila Rosé mau dan mampu membimbing kakaknya.
"Kenapa kakak tidak percaya padaku!!" tanya Rosé agak kesal.
"Karena kau terlalu banyak berhalusinasi!"
"Tapi Itu nyata!!! Kenapa kakak selalu membantah kata-kataku, aku hanya ingin kakak bahagia... semenjak papa dan mama tiada aku tidak bisa lagi melihat wajah ceria kakak seperti dulu...." Rosé mulai menciut nyalinya. Bahkan pandangannya buyar menatap wajah Lim.
"Dengar ya Rosé, tidak semua mimpimu itu harus kakak jalankan.. terkadang, manusia perlu berusaha lebih keras dan tidak harus bergantung pada ramalan untuk mengubah masa depannya" jawab Limario. Ia sadar jika secara tidak langsung telah menyakiti perasaan adik kecilnya barusan.
"Terserah!! Yang penting aku sudah memperingatkan kakak tentang Chungha!! Aku benar-benar tidak suka jika kakak berhubungan dengannya. Meskipun kalian hanya jalan berdua atau bahkan hanya chatingan lagi!!! Titikkkkkk..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Limario [LISOO]
أدب الهواة(🔞👑TOLONG JANGAN MENDEKAT Konten 18+) Lim itu cowok yang judes! Satu kantor nyebut dia bajingan kutub Lim juga sering diem-diem menghanyutkan... perasaanya susah ditebak. Dan Jisoo selalu sabar ngehadepin dia. Apapun yang terjadi Jisoo udah seper...