11. Semua Tak Baik-Baik Saja

414 97 6
                                    

Kekaguman pada ruangan bergaya vintage di rumah Johannes membuatnya melupakan sejenak tujuannya ke rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kekaguman pada ruangan bergaya vintage di rumah Johannes membuatnya melupakan sejenak tujuannya ke rumah itu. Kalau saja tak mendengar suara langkah kaki mendekat dibarengi suara Riana, mungkin ia masih terhanyut memandangi deretan piringan hitam yang tertata di rak.

"Non, tuan Johannes belum bangun."

"Cepetan bangunin. Ada hal penting yang harus gue bicarakan."

"Tuan Johannes tak suka tidurnya terusik. Nona tahu itu kan."

Lulu menajamkan indera pendengarannya mendengar suara Riana dan seorang wanita yang kian mendekat.

"Bangunkan dia atau gue obrak-abrik ruangan kesayangannya."

"Non, Anda lancang sekali. Anda sangat tahu tuan Johannes tidak suka seseorang memasuki ruangan itu."

"Ck, gue sangat benci ruangan itu."

Lulusecara refleks langsung bersembunyi di balik kursi panjang di ruangan itu saat mendengar pintu ruangan tempat yang berada terbuka. Ya bisa gawat kalau ada yang memergokinya berada di ruangan favorit Johannes, bisa-bisa Johannes marah dan malah berimbas pada proyek Perfect wedding.



"Nggak ngerti kenapa Jo sayang banget sama ruangan ini. Semakin ingin gue bikin ruangan ini lenyap."

"Non Shania! Tolong jangan melewati batas!" bentsk Riana membuat Lulu menepuk-nepuk dadanya karena kaget.

Memang benar pertengkaran antara dua wanita sangat menyeramkan.

Soal Shania, Lulu tak terkejut sih wanita itu seenaknya memasuki ruang pribadi Johannes, berhubung wanita itu sangat menyebalkan saat sesi pre-wedding. Lalu ucapan Tasya masih jelas dalam ingatannya.

"Wanita kurang ajar itu Shania, Lu."

Walau kesan menyebalkan ada di diri Shania, Lulu tak menyangka sebenarnya kalau Shania adalah wanita idaman lain dari Johannes.

Kenapa kehidupan Johannes serumit itu? 

Lulu mendongak, menatap rak di hadapannya, tempat berbagai barang tersusun rapi. Matanya menyusuri tak tersebut lalu berhenti di rak terbawah, ada sebuah kotak besar di sana. Kotak bertuliskan "Mimpi Jo" itu membuat rasa penasarannya terbit. Tapi, ia tak serta merta mengambil kotak itu dan membukanya, bukankah sangat lancang membuka barang milik orang lain? Masuk ke ruangan itu saja sudah merupakan sebuah kesalahan.

"Shania, jangan masuk terlalu dalam! Ayo kita keluar. Akan kupanggil tuan Johannes," mohon Rania panik saat Shania memasuki ruangan kesayangan Johannes itu.

"Enggak. Gue mau menunggu di sini."

Rania mengelus dada, bisa-bisanya wanita yang hanya berstatus sebagai asisten Johannes itu bertindak seenaknya.

"Jangan keterlaluan, Shan. Tolong tahu diri. Elo bukan siapa-siapa, buat tuan Johannes maupun rumah ini."

Shania yang hendak menuju rak piringan hitam menghentikan langkah, berbalik dan menatap tajam Rania. Jelas ucapan Rania menyinggungnya.

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang