24. Confrontation

309 80 16
                                    

"Tiba-tiba Mbak rindu keriweuhan mengurusi projects Johannes," sahut Shanti siang itu saat jam istirahat mereka berkumpul di pantry untuk menikmati makan siang yang diberikan Randy dalam rangka ulang tahunnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tiba-tiba Mbak rindu keriweuhan mengurusi projects Johannes," sahut Shanti siang itu saat jam istirahat mereka berkumpul di pantry untuk menikmati makan siang yang diberikan Randy dalam rangka ulang tahunnya.

Naya yang tengah meneguk air putih tersedak, lalu terbatuk. Jeje di sebelahnya memberinya tissu dan menepuk-nepuk punggungnya.

"Kenapa? Emang omongan mbak salah ya?"

"Mbak please..." sahut Jeje memasang wajah seolah baru melihat film horor.

"Kita udah lega dan bahagia setelah terbebas dari Johannes tapi sekarang mbak bilang kangen dia?" tanya Naya tak mempercayai pendengarannya.

"Iya. Aneh kan?"

"Aneh pakai banget, mbak!" teriak Jeje dan Naya bersamaan. Mereka sudah sangat lega dan bersyukur setelah lepas dari segala keriweuhan projects Johannes.

"Jangan pada ngegas dong sama mbak Shanti," tegur Lulu karena suara tinggi Naya dan Jeje pada mbak Shanti yang notabene lebih tua dan senior daripada mereka.

"Maaf, mbak. Kelepasan."

"Iya nggak apa-apa." Shanti tersenyum, dia memandangi anggota timnya satu persatu, sepertinya memang hanya dirinya yang merindukan mengurusi projects Johannes.

"Ngomong-ngomong soal Johannes—" Naya membuka suara sambil melirik keadaan sekitar pantry, hanya untuk memastikan memang cuma mereka berempat yang ada di sana.

"Ada apa?" tanya Shanti dan Jeje bersamaan.

"Gue denger kabar kalau sebenarnya dia itu—" Naya menghentikan ucapannya, terlihat ragu untuk melanjutkan walau wajah ketiga teman kerjanya menunjukkan antusias yang tinggi.

"Ehhhm nggak jadi deh," putus Naya, tak jadi menyampaikan berita penting yang ia ketahui tentang Johannes.

"Nay, kalau mau ngasih tahu sesuatu jangan setengah-setengah," keluh Shanti sudah terlanjur dibuat penasaran.

"Nay, pernah denger nggak azab bagi orang yang bikin orang lain penasaran?"

"Hah? Emang ada, Je?" tanya Naya baru sekali mendengar.

"Ada."

"Seriusan?" Shanti ikut penasaran. Walau ucapan Jeje sedikit tidak masuk akal, masa ada sih azab untuk orang yang membuat orang lain penasaran?

"Kalau ada orang yang bikin orang lain penasaran. Nanti..." Jeje mencondongkan tubuhnya ke depan, membuat seolah obrolan mereka sesuatu yang harus dirahasiakan. Naya, Shanti, dan Lulu ikut mencondongkan tubuh mereka ke depan. "Bokongnya kelap-kelip."

"Hah????" seru Naya, Shanti dan Lulu, kaget mendengar ucapan Jeje sambil berusaha mencerna maksudnya.

Jeje yang berhasil membuat ketiga rekannya kaget, malah tertawa terbahak-bahak.

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang