32. Satu Persatu

288 72 6
                                    

Yasmin menangis sesenggukan, menatap sang adik yang dirawat di ruang UGD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yasmin menangis sesenggukan, menatap sang adik yang dirawat di ruang UGD. Dokter dan perawat terlihat sibuk mengobatinya. Ia hanya bisa menangis, menatap tubuh tak berdaya adiknya yang dipenuhi luka dari balik pintu kaca.

Hatinya teriris melihat seragam yang dikenakan adiknya robek di beberapa bagian.

Sementara itu tak jauh darinya, kedua orang tuanya sedang berbicara dengan polisi.

"Maafkan kakak, Lu," idealnya memukul dadanya beberapa kali.

Yasmin tak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Seandainya ia tak mengikuti ajakan temannya dan pulang bersama adiknya sepeti biasa, hal mengerikan itu tak akan pernah menimpa adiknya.

"Yasmin, duduklah. Jangan berdiri di situ," tegur mamanya menyentuh pundak Yasmin.

Yasmin menggeleng, menatap mamanya penuh berurai air mata.

"Ini salah Yasmin, Ma. Seandainya Yasmin pulang bersama Luna seperti biasa."

"Tidak Yasmin. Ini bukan salahmu. Orang itu yang jahat," hibur mamanya memeluk Yasmin.

"Seandainya Yasmin—" Yasmin tak meneruskan ucapannya, tak sanggup dan hanya bisa menangis sekencang-kencangnya.

Adiknya masih sangat muda saat itu. Namun harus mengalami kejadian mengerikan.

Siswi SMP yang mengalami kekerasan seksual, sebenarnya adalah berita besar, namun anehnya tak banyak yang tahu soal berita itu. Medis yang memberitakannya pun hanya satu, namun tak lama berita itu ditarik. Seperti ada yang sengaja memutupinya. Yasmin terlalu muda saat itu untuk mencari tahu siapa yang menutupi kejadian itu, dari pihak keluarganya kah supaya Kaluna bisa hidup normal lagi atau dari pihak keluarga pelaku untuk melindungi pelaku.










Pertemuan dengan Johannes membuat Yasmin teringat kejadian mengerikan itu.

Setiap kalimat yang keluar dari mulut lelaki itu akan selalu diingatnya. Termasuk map berisi informasi tentang kejadian yang menimpa Kaluna.

Suara helaan napasnya memenuhi kamar, malam sudah beranjak mendekati dini hari, semua orang sudah tertidur kecuali dirinya yang masih berkutat dengan segala permasalahan yang bukannya usai makan bertambah.

"Sepertinya aku tahu alasan Kaluna membuatku jauh darinya."

"Kamu tahu?" Bahkan Yasmin saja tak bisa menebak karena adiknya memilih bungkam.

Johannes mengeluarkan ponsel dari tasnya, jemarinya bergerak lincah di atas layar. Setelah mendapatkan yang ia maksud, ia menunjukkan ponselnya pada Yasmin.

Yasmin menerima ponsel Johannes, ada beberapa foto di sana, jemarinya bergerak, menggeser foto ke samping, melihat satu persatu foto di galeri ponsel Johannes dengan rasa sakit yang sama seperti bertahun lalu.

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang