29. Pertanyaan Dari Yasmin

346 73 10
                                    


Lulu langsung keluar dari mobil Johannes begitu mobil berhenti di depan gerbang rumahnya. Ia mengucapkan terimakasih sebelum menutup pintu. Sebuah basa-basi sebenarnya, supaya ia bisa segera masuk ke dalam rumah.

"Lun," panggil Johannes sambil keluar dari mobilnya.

Panggilan itu menghentikan langkah Lulu, walau awalnya enggan berbalik, akhirnya ia melakukannya. "Apa lagi, Jo?"

"Lo bisa datang kan akhir minggu nanti?" tanya Johannes ingin memperjelas.

"Gue nggak bisa janji, Jo," jawaban Lulu masih sama seperti di restoran tadi. Ia tak bisa menjanjikan akan datang menemani Johannes ke acara resepsi pernikahan koleganya.

Kenapa harus dia? Kenapa harus Lulu yang menemani lelaki itu?

"Gue akan tunggu," jawab Johannes tak terusik sedikitpun dengan jawaban mengambang Lulu.

"Silahkan. Sekali lagi gue akan bilang, gue tidak berjanji akan datang Johannes. Jadi lebih baik lo cari orang lain."

"Orang lain. Siapa lagi yang bisa gue mintai tolong selain lo?"

"Shania, maybe," jawab Lulu kali ini sedikit lebih ketus.

Johannes menghela napas. Kalau bukan karena kerja samanya dengan Shania sudah berakhir, tak mungkin ia mengajak Lulu. Shania adalah pilihan tepat untuk diajak ke acara penting tapi kondisinya sekarang tak memungkinkan.

"Shania sedang mengambil cuti. Dia sedang liburan ke Bali."

Lulu membuang muka kemudian berujar. "Oh."

Cuma satu kata pendek itu yang keluar dari bibirnya membuat Johannes hendak mendekat namun terhenti karena melihat sebuah mobil dari arah berlawanan memelankan laju mobilnya mendekati mereka.

"Gue masuk dulu, Jo. Makasih untuk tumpangannya," jawab Lulu bergegas membuka pintu gerbang, bersamaan dengan berhentinya mobil itu. Lulu nampak terburu-buru memasuki halaman rumahnya. Nampak ingin melarikan diri dari sesuatu.

Suara pintu mobil yang ditutup keras, membuat perhatian Johannes teralihkan. Seorang wanita cantik berambut panjang keluar dari sana. Johannes mengenal betul siapa wanita itu karena dua tahun lalu ia sering ke rumah Lulu.

Wanita itu berdiri di sebelah mobil miliknya, memandangi Johannes penuh dengan tatapan menyelidik.

Johannes tersenyum tipis, lalu berbalik ke arah mobilnya.

"Rajendra," panggil wanita itu membuat Johannes menghentikan tangannya yang hendak membuka pintu mobil.

"Rajendra kan?" tanya wanita itu berjalan mendekat.

Tangan Johannes perlahan menjauh dari pintu mobil, ia mundur selangkah, berbalik menatap wanita yang tak lain adalah kakak Kaluna, Yasmin namanya.

"Iya, Kak. Apa kabar, Kak?"

"Baik. Kamu apa kabar, Raj? Long time no see."

"Baik juga, Kak."

"Kupikir nggak akan bisa bertemu lagi, Raj. Dulu kamu sering kemari, lalu kamu tiba-tiba menghilang begitu saja."

"Ah itu aku—" Johannes berhenti, kesulitan melanjutkan ucapannya sendiri.


"Kakak tahu, Raj. Apa yang terjadi antara dirimu dan Kaluna," sahut Yasmin menyilangkan tangannya depan dada lalu melanjutkan kalimatnya. "Mungkin kemunculanmu sekarang juga ada hubungannya dengan masalah yang dulu."

Johannes menyunggingkan senyum tipis. Kakak Kaluna memang pintar menebak situasi.

Senyum ramah yang terukir di bibir Yasmin perlahan memudar, berganti dengan tatapan tajam nan serius. Sangat bertolak belakang dengan sebelumnya. "Kemunculanmu juga yang membuat adikku sedikit berbeda akhir-akhir ini."

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang