14. Leukemia?

3.1K 154 13
                                    

Author Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author Pov

Saat ini Dara sedang duduk di ranjang rumah sakit, dirinya belum di perbolehkan untuk pulang.

Selama seminggu ini dirinya absen, padahal dirinya ingin sekali keluar dari ruangan berbau obat-obatan ini. Tapi, Bara melarangnya keluar makanpun di awasi.

"Huftt." Hembusan napas keluar dari hidung Dara. Dirinya sangat bosan.

Saat ini ia sendiri, karena sahabat dan pacarnya bersekolah. Awalnya Bara tak ingin bersekolah ia ingin menemani sang pacar. Tapi, Dara melarangnya.

Dara tau bahwa Bara sibuk mengurus pelepasan masa jabatannya sebagai ketua osis, oleh itu ia melarang Bara untuk menemaninya.

Bukan karena tidak senang dirinya di temani tapi ini adalah kesempatan buat dirinya agar bisa keluar menghirup udara di luar.

"Keluar ah, mumpung Bara masih lama di sekolah," ujarnya lalu keluar dengan kaki yang masih berbalut perban di lututnya.

CEKLEK

"Nona kenapa keluar? Tuan Bara melarang nona untuk keluar," ujar bodyguard yang menjaga Dara.

"Astaga om ini ngagetin Dara aja," ujar Dara karena merasa kaget tiba-tiba muncul di hadapannya.

Bodyguard yang bernama Yama itu menundukan bahunya setengah dan berucap, "Maafkan saya nona."

"Nggak apa-apa om, Dara mau keluar bolehkan om?"btanyanya dengan puppy eyesnya.

Yama menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dirinya harus bagaimana? Menolak atau mengiyakannya?

Jika menolak Yama merasa bersalah tapi jika mengiyakan dirinya dalam bahaya, ia tahu betul bagaimana sikap tuan mudanya yang tak lain adalah Bara.

"Bole—"

"Yeyy makasi om!" Belum Yama menyelesaikan ucapannya sudah di potong oleh Dara.

"Tap—"

"Om Dara nggak nerima tapi-tapian ya, om boleh kok ikut sama Dara. Dara mau ke taman sebentar aja om." Lagi-lagi ucapan Yama di potong.

"Baiklah, tapi nona harus pakai kursi roda karena kaki nona masih sakit," ujar Yama dan mengambil kursi roda.

Setelah mengambil kursi roda Yama membantu Dara untuk duduk.

"Ayo om!" Seru Dara dengan senyum manisnya.

Yama menggelengkan kepalanya, ia jadi ingat dengan putrinya yang sudah meninggal dan umurnya seumuran juga dengan Dara.

Sampai di taman Dara menghirup udara dengan sebanyak-banyaknya. Sejuk, itulah yang di rasakan Dara.

"Om duduk aja, kaki om nggak sakit apa berdiri terus," ujar Dara.

Yama menggeleng dan membuat Dara cemberut. Dengan berat hati ia duduk di samping kursi panjang dan Dara berada di sampingnya yang masih duduk di kursi roda.

DARA'S [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang