43. Kepergian Zigha

2.8K 133 23
                                        

[Part yang mengandung bawang]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Part yang mengandung bawang]

Vega terus menangis, ia tidak bisa menahannya. Sungguh ia sangat khawatir kepada Zigha. Zigha sudah berada di dalam, dan Dokter Dika sedang memeriksanya.

Sedangkan Bara memeluk gadisnya erat, Dara juga begitu sangat khawatir dengan keadaan Zigha. Siapa tidak khawatir coba dengan keadaan Zigha yang sangat parah.

Derap langkah terdengar, Rigel dan Yona datang langsung saja mereka menanyakan keadaan Zigha.

"Gimana kabarnya Zigha? Dia baik-baik saja kan?" tanya Rigel.

Semuanya diam, tidak kuat rasanya memberitahu keadaan Zigha yang sangat parah.

"Abang gue giamana? Jawab kenapa pada diam huh?!" Yona mulai frustrasi, ia sangat khawatir dengan saudara kembarnya.

Vega menutup wajahnya, sungguh cobaan apa lagi ini? Di lubuk hatinya paling dalam, Vega tidak mau kehilangan Zigha.

Sedangkan Bara menggeleng, dadanya begitu sakit melihat sahabatnya sendiri terkulai lemas dan jangan lupakan berapa banyak Zigha kehilangan darahnya.

Rigel menatap Vega dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia mendekati Vega, lalu menarik Vega untuk bangun.

"Ini semua gara-gara lo kan? Kenapa sahabat gue huh? Lo apain sahabat gue?!" Rigel berteriak di wajah Vega. Vega hanya bisa menggeleng, seluruh tubuhnya lemas.

"Gue tahu lo nggak suka sama Zigha, tapi hargai sedikit perasaan dia!"

Rigel menarik napasnya, ia tidak bisa menahan emosinya. Sahabat dari kecilnya sedang berjuang di sana, dia tidak mau sampai kehilangan sahabat bobroknya.

"Iya! Ini semua salah gue. Gue harus apa huh harus apa?!" Vega merosot ke bawah, ini semua salahnya. Coba saja ia tidak mengajak Zigha ke gramedia semua ini tidak akan pernah terjadi.

"Gue menyesal, menyesal!" teriak Vega dan mengacak rambutnya frustasi.

"Cih baru lo menyesal hah? Ke mana aja lo?!"

Rigel berjalan mundur, dan menyenderkan badannya di tembok.

Keluarga dari Zigha dan Yona datang, memang Bara juga menghubungi keluarga besar Zigha. Mereka berhak tahu tentang keadaan Zigha.

"Yona, abang mana?" tanya Mama Yona.

"Bunda!" Yona langsung memeluk mamanya.

Memang Yona memanggil mamanya dengan sebutan bunda, tapi jika Zigha memanggilnya dengan sebutan mama.

"Assalamualaikum tante," Rigel mencium tangan Mama Yona yang bernama Titania.

"Walaikumslaam, Nak Rigel bagaimana kondisi Zigha?"

Rigel menggeleng, dan Titania melirik Bara yang sedang memeluk Dara.

"Bara, bagaimana kondisi Zigha?"

DARA'S [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang