40. Zigha dan Vega

3.7K 116 3
                                        

Zigha terus mengikuti ke mana perginya Vega, tapi Vega merasa risih sedari tadi dirinya di ikuti terus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zigha terus mengikuti ke mana perginya Vega, tapi Vega merasa risih sedari tadi dirinya di ikuti terus. Vega diam, dengan tangan yang mengepal kuat. Tangannya sudah gatal ingin memukul Zigha.

Hampir saja Zigha menabrak punggung Vega yang berhenti secara tiba-tiba. Tidak tahu kenapa, ia ingin berada di dekat Vega.

Vega berbalik dengan tangan yang mengepal dan jangan lupakan tatapan yang sangat mengerikan, membuat Zigha yang menatapnya bergidik ngeri.

"Bisa nggak sih lo, jangan ngintilin gue mulu. Gue risih Gha!" teriak Vega.

"Nggak tahu kenapa, gue maunya selalu ada di dekat lo." Zigha menarik napas lalu menghembuskannya pelan.

"Boleh jujur?" tanya Zigha ragu.

Vega melipatkan kedua tangannya di bawah perut, dengan alis yang terangkat.

"Jujur aja, nggak ada yang larang juga!" ujar Vega.

"Apa ada rasa sedikit saja buat gue?" tanya Zigha.

Vega menggigit bibir bawahnya, inilah yang ia takuti jika berdekatan dan hanya berdua dengan Zigha. Vega mengalihkan pandangannya, bohong jika dirinya tidak mempunyai rasa kepada Zigha.

Tapi, Vega tetaplah Vega. Mempunyai segudang ego yang tidak ada yang mengetahuinya. Jujur ada seseorang yang membuat dirinya tidak sepenuhnya ada rasa kepada Zigha.

Seseorang yang ia rindu, sudah lama ia tidak bisa bertemu dengan seseorang yang membuat dirinya rindu.

"Gue udah tahu jawabannya." Zigha mengacak rambutnya frustrasi.

Kenapa ia bisa mencintai gadis di hadapannya ini? Gadis yang tidak pernah menganggap dirinya ada.

"Maaf," lirih Vega.

"Kenapa? Kenapa lo nggak pernah nganggep gue ada Veg? Seburuk dan sejelek itu kah gue di mata lo?"

"Lo baik, manis dan seharusnya lo cari cewek lain Gha. Lo tahu gue nggak pernah nganggep lo ada, tapi kenapa lo terus berjuang?"

"Gue cinta, cinta terlalu dalam. Sampai-sampai gue nggak ngelirik cewek lain karena lo!"

Zigha berjalan mundur, sudah cukup ia bersabar dan menunggu semuanya. Tapi, usahanya hanya sia-sia.

"Apa  ada cowok lain yang lo suka?" tanya Zigha, kaki nya masih berjalan mundur.

Vega spontan mengangguk, anggukan itu membuat Zigha terdiam membeku. Rasanya ada ribuan belati yang menusuk dadanya.

"Maaf, gue kira—ah udahlah. Kita masih bisa berteman?"

Vega yang semulanya menunduk kini kepalanya terangkat dan mengangguk.

Zigha tersenyum, senyum manis yang ia pamerkan. Cukup mungkin sampai di sini perjuangannya.

"Ke kelas gih, maaf ganggu waktu belajar lo." Setelah itu Zigha langsung berbalik meninggalkan Vega yang terdiam.

DARA'S [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang