[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Warning 17+
TAHAP REVISI
DARA'S by klisamelia
[COMPLETED]
Seorang Adara cewek polos dan seorang Aldebaran cowok cerewet. Namun, seorang Aldebaran adalah cowok yang menyembunyikan rahasia yang begitu rapat sehingga tidak ad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Part masih mengandung bawang]
Hari ini adalah pemakaman untuk Zigha, semuanya sudah berada di makam keluarga Alnilam. Semuanya menunggu kedatangan jenazah, tidak ada yang bersemangat kali ini. Semuanya meneteskan air matanya, tak terkecuali Vega. Dengan mata yang bengkak dan wajah yang sangat pucat.
Vega tidak bisa tidur, ia hanya bisa menangis dan memutar kenangannya bersama Zigha. Bukan ini yang ia harapkan, ia ingin bersama Zigha selalu. Tapi tuhan berkehendak lain, dan kita hanya bisa mengiklhaskannya.
Sebuah mobil berwarna hitam datang, keluar lima laki-laki berseragam hitam dan kaca mata hitam yang bertengger dihidung mereka.
Mereka membuka bagian belakang mobil, dan keluarlah peti yang di lapisi emas. Mereka membawa peti ke liang lahat, lalu menguburnya. Semuanya pecah akan tangisan.
Setelah menaburkan bunga, semuanya berdoa dan meninggalkan tempat pemakaman. Kecuali para sahabat dan keluarga.
Rigel berjongkok di depan makam Zigha, ia meremas tanah basah itu. Air matanya sudah berlinang, benar-benar seperti mimpi rasanya. Ia belum mengiklhaskan atas kepergian Zigha.
"Zigha lo masih hidup kan? Bangun, jangan tinggalin gue!"
Rigel berteriak dan memukul gundukan tanah di hadapannya.
"Bangun! Gue tahu lo pura-pura mati di sana!" Rigel menjambak rambutnya, sungguh sakit ketika orang yang selalu bersama dengan kita telah tiada.
"Gue janji, kalau lo bangun. Gue bakal kasih semua permen gue buat lo!"
Rigel merogoh saku celananya, lalu mengeluarkan permen lolipop miliknya.
"Ayo bangun, ini lolipop buat lo!" Rigel melemparkan lolilop itu di atas gundukan tanah.
Percuma dirinya berteriak dan memanggil Zigha untuk bangun. Tubuh Zigha sudah tertimbun tanah, dan tidak bisa untuk bangun.
Titania menangis, sangat miris sekali hidupnya di tinggalkan putra kesayangannya.
"Assalamualaikum abang, ini mama. Abang bener pergi ya ninggalin mama, semoga abang di terima di sisi Allah ya bang. Abang baik-baik di sana, mama belum ikhlas atas perginya abang tapi mama bakal ngikhlasin abang, biar abang tenang di sana." Titania memegang dadanya yang begitu sesak.
Ibu mana yang ikhlas atas kepergian anaknya?
Titania, ibu yang sangat baik. Ia selalu mengajarkan anaknya bersikap yang sopan, selalu meluangkan waktu untuk putra dan putrinya.