Jangan lupa vote dulu sebelum baca!
Komen jangan lupa! :)
***
"Kemarahan orang diam jauh lebih menyesakkan."
- Gemini Kalista Maharani -
***
Tidak biasanya, seorang Nolan yang tidak sabaran dan suka berbicara pedas sekarang mau menunggu gadis yang masih merebahkan kepala di pundaknya. Tangan kirinya masih menjaga kedua tangan yang melingkar di perutnya.
Ia menoleh sedikit ke belakang. Helm yang tadi menutupi kepalanya sudah terlepas, membuat ia lebih jelas menatap gadis ini. Gerakan jempol tangannya yang mengusap pelan punggung tangan sang gadis membuat si empunya tangan perlahan terjaga. Matanya mengerjap beberapa kali, masih dengan posisi rebahan di pundak Nolan.
"Udah bangun?"
"Ehm ... udah sampai yah, Kak?" tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur seraya melepaskan diri dari lelaki itu.
"Udah dari sepuluh menit yang lalu."
"Maaf, aku kelamaan tidurnya."
"Nggak apa-apa. Masih mau tidur lagi atau makan sekarang?"
"Makan. Aku laper."
"Ya udah, turun dulu."
Gemini menurut, ia turun dari motor dengan bantuan Nolan yang menahan tangannya. Ia mengerjap melihat rumah makan yang ada di depannya. Ini bukan hanya sekedar rumah makan biasa, tetapi restoran yang dari luarnya saja bisa ditebak jika makan di dalam sana pasti akan mengeluarkan banyak uang.
"Ayo, masuk!"
Tangan Nolan yang menggenggam dan menarik tangan Gemini terhenti saat gadis itu menahannya. Ia berbalik melihat raut wajah keberatan pada gadis itu.
"Kenapa?" tanya Nolan.
"Ki-kita makan di sini, Kak?"
"Iya, katanya mau makan seafood."
"Ehm, nggak jadi deh, Kak. Kita ... kita makan di tempat lain aja, yuk! Jangan di sini."
"Emang kenapa?"
"Di sini pasti makanannya mahal, Kak. Gimana kalau ... makan di sana aja!"
Gemini menunjuk satu warung masakan Padang di seberang jalan. Tepat sekali, makan di tempat seperti itu jauh lebih mengenyangkan dan pastinya lebih murah harga.
"Di sini juga ada nasi Padang-nya," jawab Nolan.
"Tapi ... tapi, di sana jauh lebih murah."
"Lo tau dari mana kalau makan di sini itu mahal, hm? Gue sama keluarga juga biasa makan di sini kok, dan harganya biasa aja."
Gemini meneguk ludahnya. Kalau dibandingin sama dompet Kakak emang murah. Coba dompet aku, Kak. Batinnya.
"Aku pengen makan di sana aja, Kak. Tempatnya lebih enak, lebih leluasa juga pastinya. Boleh, yah?"
Semoga jurus andalannya kali ini berhasil. Ia memasang wajah memelas pada Nolan, berharap lelaki itu mau menuruti keinginannya. Ia tidak ingin hanya untuk makan malam kali ini saja harus menghabiskan banyak uang milik Nolan.
Seperti terpengaruh, Nolan mencubit kedua pipi Gemini lalu menariknya pelan, membuat bibir gadis itu tertarik ke samping.
"Jangan liat gue kayak gitu! Lo jadi beneran kayak kucing yang minta makanan ke majikannya. Gemes banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Girlfriend (JUPITER SERIES #2) [REVISI]
Jugendliteratur[WARNING : BANYAK SCENE YANG MENYEBABKAN BUTTERFLY EFFECT DAN BUCIN AKUT!! GAK SUKA, SKIP AJA!!] "Seorang Upik Abu nggak akan pernah pantas bersanding dengan seorang Pangeran." "Seorang pangeran yang melepaskan tahtanya akan menjadi orang biasa. Ma...