Banyakin vote yaa!
Komen juga! Nggak bayar kan kalo vote dan komen?
Belajar menghargai penulis 😉
***
"Lebih mudah mengobati luka nyata dibanding luka tak kasat mata."
- Airlangga Marcus Handoko -
***
Airlangga menatap satu rumah cukup besar di depannya. Melihat rumah itu, selalu membangkitkan memori kelam tersendiri dalam ingatannya. Airlangga bersandar pada mobil merah miliknya. Menikmati angin malam yang menemaninya mengingat masa lalunya.
"Nanti malam aku jemput yah? Kita udah lama nggak jalan bareng."
"Katanya kamu nggak bisa, bukannya kamu bilang ada urusan keluarga?"
"Nggak, urusan itu nggak penting. Kamu lebih penting, sayang."
"Dih, gombal!" gadis itu menangkup pipi Airlangga membuat wajah lelaki itu seperti cemberut.
"Jangan digituin, nanti aku jelek." Airlangga melepaskan tangan itu dari wajahnya.
"Emang udah jelek!"
"Jelek tapi kamu mau, nggak apa-apa sih, yang penting aku sama kamu terus."
Malam itu, mereka tertawa lepas bagaikan tidak ada yang akan memisahkan mereka. Namun Airlangga tahu, hubungannya dengan gadis itu memang sangatlah mustahil. Tidak akan mungkin terjadi sampai kapanpun.
Selama bertahun-tahun, ia hanya mampu menyesali segalanya. Jika saja ia melepaskan gadis itu lebih cepat. Jika saja ia tidak egois untuk terus mempertahankan hubungan mereka. Mungkin baik Airlangga ataupun gadis itu tidak akan merasakan sakit dan kekecewaan. Penyesalan selalu datang di akhir. Saat semua sudah terjadi, bahkan saat ia memilih untuk berpura-pura baik-baik saja, batinnya selalu tersiksa.
Beberapa saat kemudian, suara motor terdengar mendekat ke arah rumah itu. Airlangga melihat sang pengendara turun dari motornya dan menatapnya nyalang. Penuh emosi yang tersirat.
"Ngapain lo di sini?!" bentaknya.
"Gue kangen sama mereka."
"Bacot! Masih berani lo dateng ke sini setelah apa yang keluarga lo lakuin! Dasar bajingan!!"
"Gue minta maaf."
Lelaki itu meludah mendengar kata maaf dari Airlangga. "Mau lo minta maaf sampai berlutut bahkan mencium kaki gue sekalipun nggak akan merubah apapun!!"
"Kalau gue bisa merubah semuanya, gue juga mau ngelakuin itu." Airlangga menatapnya dengan tenang walau dalam hatinya sudah bergetar.
"Pergi lo dari sini!!" Lelaki itu menunjuk ke arah Airlangga penuh emosi, menyuruhnya pergi. "PERGI SEBELUM GUE BUNUH LO DI SINI, SIALAN!!"
"Jeff ..."
"Jangan panggil gue pake mulut kotor lo itu!! Pergi, jangan pernah datang lagi kemari!! Kalau gue sampai liat muka lo lagi di sini, gue bakal beneran habisin lo saat itu juga!"
Lelaki bernama Jeff itu pergi dari hadapan Airlangga. Melangkah masuk ke dalam rumah yang sejak tadi ia pandangi.
Dadanya terasa sangat sesak, ia sangat merindukan gadis itu. Ia sangat ingin melihatnya, walau tidak bisa secara langsung. Rasa bersalah terus menggerogoti jiwanya. Kesalahan yang mereka buat di masa lalu, menyebabkan semua ini terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Girlfriend (JUPITER SERIES #2) [REVISI]
Fiksi Remaja[WARNING : BANYAK SCENE YANG MENYEBABKAN BUTTERFLY EFFECT DAN BUCIN AKUT!! GAK SUKA, SKIP AJA!!] "Seorang Upik Abu nggak akan pernah pantas bersanding dengan seorang Pangeran." "Seorang pangeran yang melepaskan tahtanya akan menjadi orang biasa. Ma...