PART 41 || MODUS

22.5K 2.6K 2K
                                    

Hai!

Aku telat banget soalnya kemarin mood amburadul terus perut sakit juga lambung aku gak bisa buat nampung makanan pedes lagi ternyata padahal dulu sering banget 🥺🥺

But, semoga suka part ini! Jangan lupa vote dulu sebelum baca 🤗🤗🤗

Enjoy ❤️🖤❤️

***

"Mencari yang cantik itu mudah, tapi mencari yang tulus itu sulit."

- Gabriel Nolan Handoko -

***

"Njir, kok gue deg-degan yah? Udah kaya mau ketemu calon mertua."

Semua pasang mata menatap ke arah Junior yang berdiri di depan sebuah pintu kamar inap di rumah sakit, sambil menggosok kedua telapak tangan seperti orang kedinginan. Padahal udara di lorong tidak sedingin itu, memang dasar lebay.

"Nggak usah berlebihan! Kita cuma mau nengok Nolan," ujar Samudera.

"Nengok sih nengok, Kap! Tapi itu loh, bapaknya ... serem kaya setan!"

"Wah bener-bener lo, Jun! Gue bilangin Bokapnya Nolan nih!" celetuk Gilang.

"Sono! Kaya berani aja buka pintunya!?" ejek Junior.

Mereka semua masih berada di depan pintu rawat inap hanya karena menakutkan satu hal. Jika ada orang tua sahabatnya yang terkenal judes dan menyeramkan. Mungkin diluar sana keliatan ramah, tetapi kalau pada mereka semua, teman-temannya Nolan, kedua orang tua lelaki itu menjadi galak.

"Bacot banget sih! Jun, udah cepet buka pintunya!" ujar Samudera.

"Kenapa harus gue?" tanya Junior.

"Lo yang ada di depan pintu, pas tinggal ketok! Cepet!"

Mendengar itu Junior justru memindahkan posisi di belakang Bagus, mendorong lelaki itu untuk berdiri di posisinya.

"Nah, hayo gue udah nggak di depan pintu. Tuh si beruang kutub berarti yang ketok!"

Samudera berdehem menatap Bagus, ia agak ragu ingin menyuruh lelaki ini. "Gus, ketok gih!"

"Nggak," jawab Bagus berpindah posisi sampai Anggara yang sekarang berada di depan pintu.

"Lo berdua pada pengecut banget yah?! Giliran ngelawan pasukannya Jeff kemarin aja beringas kaya orang kesurupan, giliran disuruh ketok pintu aja yang gampang banget begini pada dorong-dorongan!" ujar Anggara.

"Yaudah lo aja kalau begitu, Ko!" sahut Gilang.

Anggara menatap satu persatu temannya, tangannya kemudian terangkat namun bukan untuk mengetuk. Melainkan menarik tangan Gilang agar menggantikan posisinya. "Gue juga takut, sialan! Bokapnya Nolan udah kaya macan beruk!"

"Dasar bangke! Udah nyeramahin orang, sendirinya juga begitu!" ejek Gilang.

Ceklek!

Saat mereka sedang ribut satu sama lain dan mulai saling mendorong lagi, pintu depan mereka terbuka. Disana tampak lelaki bertubuh tinggi dan memiliki badan lebih besar daripada Nolan, tengah menatap mereka datar dengan raut wajah seperti kesal.

"A'uudzubillaah himinas syaitoon nirrojiim! Ya Allah, lindungi hambamu dari godaan syetan yang terkutuk, shadaqallahul adzim. Aamiin," gumam Junior menutup matanya berdoa.

Plak!

"Goblok! Itu abangnya Nolan!" Anggara menggeplak kepala Junior sampai lelaki itu membuka mata sambil mengaduh.

My Nerd Girlfriend (JUPITER SERIES #2) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang