Haiii!
Gak mau banyak omong deh takut dimarahin gegara telat 😝
Enjoy ❤️🖤❤️
***
"Keluarga adalah harta berharga. Bagi orang lain, tidak bagiku."
- Gabriel Nolan Handoko -
***
Udara malam kali ini jauh lebih dingin dibanding yang Nolan rasakan sebelumnya. Kepergian Airlangga yang mendadak membuat dirinya seakan kehilangan jiwanya sendiri. Dengan tangan yang terus menggenggam tangan seorang gadis di sebelahnya, Nolan berusaha menenangkan perasaannya. Ia menatap ke depan dari atas motornya, sementara gadis itu di belakangnya.
"Gem?" panggil Nolan.
"Iya," jawab Gemini.
"Kamu mau temenin aku ... ke kantor polisi?"
"Buat apa?"
"Ada yang harus aku omongin sama Jeff," sahut Nolan.
"Tapi, Kak—"
"Please ...," pinta Nolan datar.
Permintaan Nolan membuat Gemini tidak sanggup untuk menolak. Ia mengangguk pelan, tangannya melingkar di perut lelaki itu. Setelahnya, Nolan memakai helm dan mulai menjalankan motornya yang tadi berhenti di halaman rumah sakit.
Nolan tidak mungkin membahayakan nyawa Gemini, jadi ia memilih untuk mengendarai motor dengan kecepatan rendah. Dia sudah kehilangan satu hal berharga dalam hidupnya, tidak untuk yang kedua kalinya. Sekarang, ia hanya memiliki Gemini. Jika gadis itu juga diambil darinya, maka tidak ada alasan lagi ia hidup lagi.
Butuh waktu sekitar lima belas menit untuk sampai ke kantor polisi. Motor Nolan berhenti di parkiran, lelaki itu melihat area depan kantor dengan penuh usaha agar emosinya tidak keluar nanti. Gemini menggenggam tangannya saat kakinya merasa ragu untuk masuk. Demi apapun, ia akan menemui pembunuh Kakaknya. Dalam dirinya saja merasa tidak bisa menerima.
Polisi menemui mereka saat masuk ke dalam kantor. Nolan tahu satu polisi yang tadi sempat menangkap Jeff ketika kejadian. "Dia hanya diam, tidak membantah dan tidak melawan ketika kami bawa ke sini. Kami sudah menahannya," ujar polisi itu.
"Saya ingin bertemu dia," ujar Nolan.
"Lebih baik jangan untuk sekarang, saya takut jika anda tidak bisa menahan emosi dan begitu sebaliknya."
"Tapi saya harus bertemu dia, ada hal penting yang harus saya bicarakan. Saya janji tidak akan membuat keributan," ujar Nolan.
Keinginan Nolan tidak bisa ditolak oleh pihak kepolisian. Dengan pengawalan serta Gemini yang tidak boleh ikut, Nolan melangkah ke salah satu ruangan bersama beberapa polisi. Ia duduk di salah satu kursi, menunggu orang yang ingin ia temui datang di balik kaca depannya.
Tidak lama, lelaki yang ditunggu Nolan datang. Dia masih mengenakan pakaian yang sama seperti terakhir kali dia menikam Airlangga. Nolan menatap Jeff dengan mata memerah karena emosi dan juga air mata di dalamnya. Ia menatap Jeff tajam, rasa ingin membalas lelaki itu sangat besar, namun ia tidak bisa melakukannya.
"Apa lo puas?" tanya Nolan. "Lo pasti puas sekarang karena Airlangga udah nggak ada. Selamat Jeff, lo berhasil menghabisi salah satu dari kami. Abang gue meninggal,"
Entah penglihatannya yang salah atau memang ini nyata, tetapi Nolan melihat Jeff mengeluarkan air matanya. Wajah lelaki itu masih datar namun pipinya terlihat sekali basah oleh air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Girlfriend (JUPITER SERIES #2) [REVISI]
Teen Fiction[WARNING : BANYAK SCENE YANG MENYEBABKAN BUTTERFLY EFFECT DAN BUCIN AKUT!! GAK SUKA, SKIP AJA!!] "Seorang Upik Abu nggak akan pernah pantas bersanding dengan seorang Pangeran." "Seorang pangeran yang melepaskan tahtanya akan menjadi orang biasa. Ma...