PART 48 || BELUM BERAKHIR

25.8K 2.7K 1.2K
                                    

Hai!

Maaf aku telat, gak mau kasih alasan cuma mau minta maaf aja karena intinya aku telat 🥺😂

Enjoy ❤️🖤❤️

***

"Saatnya membahagiakan diri sendiri, jangan terus menyenangkan orang lain."

- Airlangga Marcus Handoko -

***

Nolan membuka pintu apartemen milik Airlangga. Akhirnya ia memutuskan untuk tinggal di sana. Abangnya seperti sudah mengetahui apa yang akan terjadi setelah dia tiada. Ia sendiri bingung, apakah memang Airlangga sudah merencanakan semua ini? Atau dia hanya berjaga-jaga.

Pertama kali yang ia lihat saat masuk ke dalam apartemen adalah ruangan yang cukup besar, diisi dengan beberapa sofa putih serta televisi di ruang tengah, ada juga dapur dan terdapat dua kamar. Apartemen ini bisa dibilang sangat luas untuk ditinggali satu orang.

Nolan melangkah ke sofa dan meletakan koper di sebelahnya. Ia duduk di sofa itu sembari mengeluarkan ponsel Airlangga yang tadi diberikan oleh Gerry. Ia memandanginya sejenak, antara takut untuk membukanya. Takut ia tidak bisa menahan kesedihannya lagi.

Namun akhirnya, ia membukanya. Mencari dimana keberadaan rekaman yang dimaksud oleh Gerry. Saat menemukan satu rekaman yang berdasarkan tanggal yang direkam saat kejadian, Nolan membatu. Ia menghela nafasnya berusaha menenangkan dirinya. Baru setelahnya, ia menekannya, menyalakan rekaman itu.

"Hai adik, kalau lo dengar rekaman ini, berarti gue beneran udah nggak ada. Apapun pilihan gue nanti, semua itu gue lakuin karena emang udah seharusnya gue lakuin. Gue nggak tau apa yang bakal terjadi setelah ini, tapi sekarang rasanya gue cuma pengen ngobrol sama lo, dan sayangnya firasat gue bilang kalau mungkin kita nggak akan pernah bisa ngobrol lagi kaya sebelumnya."

"Nolan, hidup itu terlalu singkat buat terus larut dalam kesakitan. Gue salah satunya, yang merasakan betapa singkatnya hidup. Gue mau hidup lo berbeda dari gue. Gue mau lo bisa ngerasain hidup layaknya orang banyak, tanpa dituntut apapun."

"Gue tau kalau lo pasti bakal mencari kebebasan setelah gue nggak ada. It's fine, adik. Itu bukan suatu kejahatan. Gue cuma mau minta satu hal, jangan membenci mereka. Benci kelakuan mereka, tapi jangan orangnya. Gimanapun mereka tetap orang tua kita. Gue nggak mau, adik gue jadi seorang yang pembenci."

"Well, sekarang waktunya gue keluar buat selamatin lo. Setelah semua selesai, lo harus bisa hidup dengan bahagia. Saatnya membahagiakan diri sendiri, jangan terus menyenangkan hati orang lain. Makasih karena udah jadi adik gue di dunia ini. Gue bahagia punya lo Nolan. Gue bersyukur karena itu adalah lo. Maaf, gue nggak bisa lagi buat ada di samping lo. I love you, brother."

Suara kekehan dengan nafas yang seperti orang menangis terdengar setelah kata-kata Airlangga yang terakhir.

Air mata Nolan untuk kesekian kalinya tumpah. Ia menggenggam ponsel Airlangga erat. Dadanya merasa sesak, bukan hanya Airlangga yang bersyukur mempunyai dirinya, tetapi ia juga sangat bersyukur mempunyai Abang seperti lelaki itu. Semua perkataan Airlangga memang terjadi padanya sekarang.

Ia yang membenci kedua orang tuanya melebihi apapun. Ia yang sekarang pergi dari rumah untuk mencari kebahagiaannya sendiri. Ia yang sekarang hidup sendirian tanpa ada lagi orang yang menemaninya seperti sebelumnya.

"Maafin gue, Bang. Tapi gue nggak bisa maafin mereka. Hati gue udah tertutup buat mereka, sampai kapanpun," gumam Nolan.

***

My Nerd Girlfriend (JUPITER SERIES #2) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang