Hi!
Maaf telat! Aku cuma mau kasih tau siapin hati buat baca 🙂
Enjoy ❤️🖤❤️
***
"Melepaskan, mengikhlaskan, melupakan. Tiga kata yang sulit dilakukan bahkan oleh seseorang yang selalu memberi kata-kata semangat sekalipun pada orang lain."
- Gabriel Nolan Handoko -
***
"Perasaan gue nggak enak," ujar Bagus tiba-tiba sesaat setelah Nolan pergi.
Samudera dan teman-temannya menatap lelaki itu dengan kening berkerut. Sejak tadi lelaki ini selalu diam dan berbicara jika ada hal yang memang menurutnya penting. Lalu sekarang tiba-tiba saja Bagus berkata seperti itu.
"Maksudnya?" tanya Samudera.
"Bokapnya Nolan, dia nggak pernah telepon Nolan sebelumnya. Selalu nyokap-nya, dan lo percaya kalau yang tadi telepon bokap-nya?" ujar Bagus.
"Apaan sih lo, Gus? Mungkin aja kan penting makanya bokap-nya yang telepon," sahut Anggara.
"Nggak, Ko. Bagus bener, Nolan nggak pernah dapet telepon dari Bokapnya, kalaupun itu bener, dia biasanya nggak pernah mau angkat," ujar Junior yang tiba-tiba mendapatkan pencerahan dalam otaknya.
Samudera terdiam, ia memejamkan matanya setelah menyadari hal itu. Nolan itu pembangkang, pemberontak, apalagi akhir-akhir ini, pertunangannya dengan Alianka telah batal, pasti karena ulahnya. Kenapa sekarang dia menjadi penurut saat menerima telepon untuk pulang?
"Kita harus susul Nolan!" ujar Junior lagi.
"Kita nggak tau dia kemana!? Lo pikir kita harus nyusul Nolan kemana hah?!" ujar Anggara ikut panik.
"Kita ikuti dia, Ko! Gue yakin motornya belum jauh!"
"Ini udah lima belas menit yang lalu! Lo pikir kita masih bisa kejar dia?!"
"Kalian bisa diem!" sentak Bagus jengah dengan pertengkaran Anggara dan Junior. "Sam, kita harus hubungi bang Airlangga."
Samudera menghela nafasnya, "kenapa tuh anak selalu aja gegabah!" desisnya.
***
Motor hitam milik Nolan memasuki kawasan jalanan yang sangat sepi. Di ujung sana, ia melihat sebuah gedung tua yang sudah tidak dipakai. Tempat itu adalah tujuannya. Ia memacu motornya lebih cepat dan berhenti di basement gedung lantai bawah. Tempat ini sangat lembab dan kotor.
Nolan turun dari motornya, ia tidak melihat siapapun ada di sini. Ia kemudian melangkah menuju ke arah tangga. Ia menaiki satu persatu anak tangga sampai ke lantai dua. Nolan kembali melihat sekelilingnya yang masih sepi seperti gedung kosong pada umumnya, tidak ada penghuni sama sekali.
"Gemini?!" panggil Nolan.
Matanya kembali menelusuri tiap sudut, berharap menemukan apa yang sedang ia cari. "Gem, jawab aku?! Gemini!" teriaknya.
"Jeff! Dimana lo?! Dimana Gemini, bajingan?!" Nolan kembali berteriak. "Gue bakal bunuh lo kalau terjadi sesuatu sama dia?! Jeff!!"
"Welcome, Nolan!"
Suara yang menyahutnya berasal dari arah belakangnya. Nolan berbalik melihat Jeff tengah berjalan ke tengah ruangan dengan beberapa anak buah di belakangnya. Lelaki itu berhenti tepat di tengah dengan jarak dua meter dengan Nolan. Terlihat sekali tatapan kebencian yang terpancar dari mata Jeff.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Girlfriend (JUPITER SERIES #2) [REVISI]
Teen Fiction[WARNING : BANYAK SCENE YANG MENYEBABKAN BUTTERFLY EFFECT DAN BUCIN AKUT!! GAK SUKA, SKIP AJA!!] "Seorang Upik Abu nggak akan pernah pantas bersanding dengan seorang Pangeran." "Seorang pangeran yang melepaskan tahtanya akan menjadi orang biasa. Ma...