I WANT YOU (PART 15)
Terlihat Seung jo sedang minum-minum bersama teman-temannya dan Hyo ran pun berada ditempat tersebut, Hyo ran terlihat sangat bahagia, karena ia bisa menebak kalau Se kyeong telah melakukan semua yang ia katakan, Hyo ran duduk disamping Seung jo, “oppa.. kenapa kau seperti ini..?” tanya Hyo ran pura-pura tak mengetahui apa yangterjadi, Seung jo tak menggubris Hyo ran, ia terus saja menenggak minumannya sampai ia benar-benar kehilangan kesadarannya, Sang hee menghampiri Seung jo, “Seung jo yah.. ada apa dengan mu..? kenapa kau seperti ini..?” ucap Sang hee yeng melihat Seung jo begitu terpuruk, “ayo kuantar kau pulang..” tawar Kang hee yang melihat Seung jo tak bisa berdiri lagi, Hyo ran menyela, “biar aku yang mengantarnya pulang..” ujar Hyo ran namun Kang hee tak mengijinkannya, “apa kata orang nanti, jika kau yang mengantarnya pulang..” sela Sang hee, “apa maksudmu..?” tanya Hyo ran sinis, “kenapa kau tak mengerti juga dengan status Seung jo, dia kan sudah punya istri, apa kau mau istrinya semakin salah paham pada Seung jo..?” bentak Sang hee, Hyo ran benar-benar kesal mendengar kata-kata Sang hee, Sang hee lalu memapah Seung jo menuju ke mobilnya, dan mengantarnya pulang.
Se kyeong telah sampai dirumah kakeknya dengan koper yang dibawanya, ia pun memanggil-manggil kakeknya namun tak ada jawaban. Se kyeong mencoba membuka pintu dan setelah pintu terbuka betapa terkejutnya Se kyeong mendapati tubuh kakeknya terkulai lemas tergeletak dilantai, Se kyeong begitu panik dan tak tahu harus meminta bantuan pada siapa, “kakek... kakek... bangunlah...” teriak Se kyeong sekencang-kencangnya namun tetap saja kakeknya tak bergeming, Se kyeong menangis sambil memeluk tubuh kakeknya, “kakek.. apa yang harus ku lakukan..??” teriak Se kyeong sambil menangis, ia mengambil tasnya lalu mengamburkan isinya dan mengambil ponsel yang berserakan dilantai, Se kyeong menghubungi seseorang, “oppa... bantu aku.. bantu aku...” teriak Se kyeong sambil menangis sejadi-jadinya, “Se kyeong aa.. ada apa denganmu.. Se kyeong ayo katakan padaku..” jawab seorang pria diseberang telepon, Se kyeong masih menangis, “oppa.. kakek.. kakekku...” teriak Se kyeong lagi, orang itu lalu menutup ponselnya seakan tahu apa yang dimaksud oleh Se kyeong.
Tak lama berselang Jung shin datang kerumah Se kyeong, dilihatnya Se kyeong tergolek lemas disamping kakeknya yang tak sadarkan diri, Jung shin lalu memapah tubuh kakek menuju kemobil, Se kyeong mengikutinya dari belakang, Se kyeong begitu lemas tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya, sesampainya dirumah sakit dengan segera kakek diberi perawatan namun tak kunjung sadarkan diri, Se kyeong menangis tersedu disamping tempat tidur kakeknya, “maafkan aku kakek.. maafkan aku.. tak seharusnya aku meninggalkan kakek dalam keadaan sakit, aku benar-benar cucu yang buruk kakek.. kakek.. bangunlah... kumohon padamu kakek.. bangun..” teriak Se kyeong histeris, Jung shin yang menyaksikan itu berusaha untuk menghibur Se kyeong, “Se kyeong tenangkan dirimu.. kakek pasti akan baik-baik saja” ucap Jung shin namun tangisan Se kyeong tak terbendung lagi, bersamaan dengan itu jari tangan kakek bergerak, Se kyeong menyaksikan itu sesaat Se kyeong tersadar ia lalu memegang tangan kakek, “kakek.. apa kau sudah sadar..?” kata Se kyeong terisak, Jung shin masih menenangkan Se kyeong, kakek lalu membuka matanya perlahan, Se kyeong tersenyum tipis, “kakek...” ucap Se kyeong, kakek menatap Se kyeong, “Se kyeong aa.. jaga dirimu baik-baik, hiduplah dengan bahagia..” ucap kakeknya lalu matanya mulai tertutup dan napasnya terhenti, Se kyeong Syok dan mengguncang-guncangkan tubuh kakeknya, “kakek... bangun.. kakek.. jangan tinggalkan aku kakek.. aku tak punya siapa-siapa lagi selain kakek..” teriak Se kyeong tak bisa menerima kenyataan, Dokter pun datang memeriksa kembali tubuh kakeknya dan ternyata, “dia sudah meninggal..” ucap dokter dengan menyesal, Se kyeong tak sanggup berkata-kata, air matanya mengalir tak henti-hentinya, Se kyeong lemas lalu tak sadarkan diri.
Sang hee sampai dirumah Seung jo, ia pun memapah Seung jo masuk kedalam rumah, ibu Seung jo yang membukakan pintu untuk Seung jo begitu terpukul melihat putranya yang mulai mabuk-mabukan, “Seung jo yah... apa kau begitu terluka..?’ gumam ibunya saat Seung jo terbaring ditempat tidur, Sang hee lalu pamit pada ibunya Seung jo, “gomawo Sang hee aa..” ucap ibunya Seung jo, Sang hee menundukkan kepalanya lalu keluar dari rumah Seung jo, ibunya yang masih menemani Seung jo, melihat dengan sedih wajah putranya, “aku mengerti akan kesedihanmu Seung jo yah..” gumam ibunya lagi, Seung jo masih terlelap karena pengaruh alkohol.
Kolega dan sahabat telah berdatangan ke krematorium dimana mendiang kakek Se kyeong disemayamkan, Se kyeong terlihat mengenakan hanbok berwarna hitam duduk disamping foto kakeknya, mata Se kyeong sembab karena terlalu banyak menangis, Jung shin menemani Se kyeong menerima tamu yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir pada kakek Se kyeong, sesekali Se kyeong menatap foto kakeknya yang tersenyum, “kakek.. maafkan aku... maafkan aku..” hanya itu kata-kata yang terucap dibibir Se kyeong. Se kyeong benar-benar mencapai titik terendah dalam hidupnya, ia berpisah dengan orang yang dicintainya lalu ditinggalkan oleh orang yang membesarkannya, namun satu hal yang membuatnya ingin tetap hidup yaitu janin yang ada didalam kandungannya.
Beberapa bulan kemudian....
Seung jo mulai menata hidupnya kembali, ia berusaha melupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan Se kyeong, kamarnya pun telah diubah tak ada lagi foto pernikahan yang tergantung megah didinding itu, tirai jendela yang kadang terbuka di pagi hari kini sama sekali tak terlihat lagi, bunga-bunga yang bersemi yang biasanya dirawat oleh Se kyeong kini telah berubah gersang, sarapan dipagi hari yang biasanya terasa hangat kini berubah menjadi kaku, tak ada lagi yang menyiapkan segala kebutuhan Seung jo sebelum berangkat kekantor tak ada lagi yang mengantarnya hingga ke depan pintu, semuanya telah berubah setelah Se kyeong meninggalkan rumah itu. Sesekali Hyo ran berkunjung kerumah Seung jo, sekedar jalan-jalan atau membawa makanan kecil untuk ibunya Seung jo, namun tak terlihat ada hubungan serius diantara Hyo ran dan Seung jo, Hyo ran tetap gencar mendekati Seung jo.
Bagaimana dengan Se kyeong...?
Se kyeong tidak tinggal Di Seoul lagi, sejak kakeknya meninggal ia pindah ke Pulau Jeju, ia tinggal dirumah kerabat dekat ibunya, Disebuah rumah yang asri terdengar suara tangisan bayi mungil yang cantik mewarnai hari-hari Se kyeong, satu-satunya hal yang yang mengingatkan Se kyeong pada Seung jo adalah putri kecilnya.
At Seoul...
Seung jo kembali berubah menjadi pria yang dingin, namun begitu ia sekarang lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, ia memegang kendali penuh terhadap perusahaan ayahnya, ia menyibukkan dirinya dengan bekerja dikantor sepanjang hari, Hyo ran sering mengunjungi pula di kantor termasuk hari ini, “oppa...” seru hyo ran saat masuk keruangan Seung jo, Seung jo menoleh, “ada apa kau kemari..?” tanya Seung jo datar, Hyo ran hanya tersenyum, “aku kemari karena aku merindukanmu..” jawab Hyo ran tersenyum, Seung jo hanya melihatnya sekilas, “oppa.. nanti malam ayo kita jalan-jalan..?” ajak Hyo ran, “aku sibuk..” jawab Seung jo singkat, “Hyo ran mulai memperlihat kan wajah sedihnya, “oppa.. apa kau lupa hari ini hari apa..?” rengek Hyo ran, “hari apa memangnya..?” tanya Seung jo enteng, Hyo ran semakinn kesal, “oppa... hari ini ulang tahunku...” teriak Hyo ran membuat Seung jo kaget, “yaa.. ini kantor bukan tempat umum.. kenapa kau berteriak sekencang itu..?” kata Seung jo, karena Seung jo tak ingin berlama-lama melihat Hyo ran mengomel akhirnya ia menyrtujui untuk pergi berjalan-jalan dengan Hyo ran, Hyo ran pun tersenyum, “gomawo.. oppa..” ucap Hyo ran lalu meninggalkan ruangan Seung jo, Seung jo memegang dahunya, “fiiiuuuuhhhh...” ia menghela nafas panjang...
Jung shin mengunjungi Se kyeong, ia pun menggendong putri Se kyeong, “aiggooo.. bayi mungil ini begitu cantik..” gumam Jung shin membuat Se kyeong tertawa, “kenapa kau tertawa..?’ tanya Jung shin heran, Se kyeong semakin terbahak-bahak, “yaa.. oppa.. lihat lah cara mu menggendong bayi kau bisa membuatnya menangis, jika kau menggendongnya seperti itu..” ledek Se kyeong, Jung shin langsung memperhatikan tangannya menggendong bayi Se kyeong, “apanya yang salah..?” tanya jung shin penasaran, “oppa.. lihat tangan putriku terselip diantara tanganmu, kau menyakitinya oppa..” jelas Se kyeong, jung shin segera memperbaikinya, “ommoo.. aku hampir saja membuat gadis kecil ini menangis..” jawa Jung shin, “oppa berikan padaku, biar aku yang menggendong nya” ucap Se kyeong, Jung shin pun menyerahkan bayi mungil itu ke ibunya.
5 Tahun kemudian...
Seorang gadis kecil terlihat sedang berlari-lari disebuah taman, ia membawa beberapa kuntum bunga lili ditangannya, “Kim ha na... berhenti disitu...” teriak Seorang ibu muda.....
To be continue...

KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT YOU
FanfictionJodoh itu ditangan tuhan kalau jodoh itu ditangan orang tua berarti tuhan mempercayakan jodohmu pada orang tuamu.. hahaaaa.. hhmmm tak selamanya dijodohkan itu tak membahagiakan, walau awalnya akan banyak rintangan dan perbedaan tapi jika dia memang...