I WANT YOU part 13

551 46 1
                                    

I WANT YOU (PART 13)

“ Seung jo ssi.. bagaimana menurutmu jika kita mempunyai seorang anak..?” tanya Se kyeong, Seung jo menghentikan langkahnya sambil membelalakkan matanya, “mwooo.....??” seru Seung jo kaget, Se kyeong akan mengeluarkan hasil tes dari dokter dari dalam tasnya, namun ia masih menunggu reaksi Seung jo, “memiliki anak...? aku belum terfikir untuk memiliki anak, apa kau tidak pernah berfikir menjadi orang tua itu pasti sangat melelahkan, uuhhh... memberinya susu, mengganti popok, apalagi tangisannya pasti akan sangat bising..” kata Seung jo dengan wajah santai, Se kyeong terhenyak, hasil tes yang akan ia keluarkan dari dalam tas lalu diletakkannya kembali, “Se kyeong aa.. kau tidak berfikir kita akan punya anak sekarang kan..?” tanya Seung jo, membuyarkan tatapan Se kyeong terhadapnya, Se kyeong tersenyum tipis, “jadi kau tak berencana kita akn memiliki anak..?” tanya Se kyeong sedih, Seung jo yang tak memperhatikan gurat kekecewaan diwajah Se kyeong menganggukkan kepalanya dengan santai, “mmmm...” jawab Seung jo, “baiklah... tidak usah dibahas..” ucap Se kyeong lagi dan berjalan meninggalkan Seung jo, “yaa.. Se kyeong aa.. kachi kaa..” teriak Seung jo berlari menyusul Se kyeong, “Seung jo ssi.. aku mau pulang sekarang..” kata Se kyeong saat Seung jo sudah sampai di sampingnya, “baik aku akan mengantarmu..” ucap Seung jo, namun Se kyeong menolak tawaran Seung jo, “tidak usah.. aku naik taksi saja, kau kembalilah ke kantor nanti abeonim mancarimu..” jawab Se kyeong, Seung jo menatap Se kyeong, “apa kau tidak apa-apa kalau pulang sendiri..?” tanya Seung jo khawatir, Se kyeong menggelengkan kepalanya, “tidak apa-apa..” jawab Se kyeong tersenyum tipis, Se kyeong pun berlalu meninggalkan Seung jo ditaman tersebut.

Sesampainya dirumah Se kyeong terlihat sangat sedih, ia memegang perutnya air matanya pun mulai mengalir, “sepertinya ayahmu tak menginginkan kehadiranmu...”  gumam Se kyeong sambil mengelus-elus perutnya dan menangis

Hyo ran yang menunggu respon dari Se kyeong benar-benar kesal, “jadi kau tak mengindahkan apa yang telah ku kirim padamu..” gumam Hyo ran sambil menatap ponselnnya, “tunggu dan lihatlah apa yang akan kulakukan padamu, kau akan menyesalinya..”  sambungnya lagi, Hyo ran pun memikirkan berbagai cara agar bisa memisahkan Seung jo dan Se kyeong.

Malam harinya...

Keluarga Kim sedang menikmati makan malam mereka, berbeda dengan Se kyeong, ia benar-benar tak berselera melihat makanan yang ada dihadapannya, “Se kyeong aa.. apa kau sakit..?” tanya ibu mertuanya saat melihat Se kyeong yang sedikit muram, Se kyeong pun menggelengkan kepalanya, “tidak eomoni.., aku baik-baik saja..” jawab Se kyeong beralasan, “lalu bagaimana hasil pemeriksaanmu apa sudah kau ambil..?” tanya ibu mertuanya lagi, “Se kyeong memaksakan senyumannya, “seperti kata dokter eomoni aku hanya kelelahan dan diluar dari itu aku baik-baik saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan” jelas Se kyeong, ibu mertuanya tampak bernafas lega.

Se kyeong berada dikamarnya, ia masih tampak murung, Seung jo menghampirinya, “Se kyeong aa.. apa kau tidak tidur..?” tanya Seung jo yang sudah berada ditempat tidur sedangkan Se kyeong masih duduk dikursi dan melihat kearah luar jendela, “aku belum ngantuk..” jawab Se kyeong singkat, “apa yang sedang kau fikirkan, kenapa kau dari tadi melamun seperti itu..?” tanya Seung jo lagi, Se kyeong pun menggelengkan kepalanya, “tidak.. aku hanya sedang merindukan kakek, sudah lama aku tidak mengunjunginya..” jawab Se kyeong sedih, Seung jo lalu bangun dari tidurnya dan menghampiri Se kyeong lalu berlutut dihapan Se kyeong, “apa kau mau aku mengantarmu kesana besok..?” ucap Seung jo lembut, Se kyeong tersenyum tipis, “Kau kan sedang sibuk dikantor, aku bisa kesana sendiri” jawab Se kyeong sambil menatap Seung jo, “baiklah.. jika itu kemauanmu, tapi sekarang kau harus tidur, ini kan sudah malam, lagipula dokter melarangmu terlalu lelah, jadi sekarang istirahatlah..” nasehat Seung jo, Se kyeong pun menurut lalu menuju ketempat tidur, Se kyeong membaringkan tubuhnya ditempat tidur, Seung jo menyelimuti tubuh istrinya, ia pun berbaring disamping Se kyeong lalu memejamkan matanya, berbeda dengan Se kyeong, karena terlalu banyak masalah yang berkecamuk dihatinya ia belum juga bisa terlelap, ucapannya benar-benar berbeda dengan isi hatinya, ia benar-benar merasa tertekan akhir-akhir ini.

Pagi yang cerah menyambut Sekyeong yang terjaga semalaman, sangat berbeda cerahnya hari ini sangat kontras dengan suasana hati Se kyeong yang benar-benar tak menentu, Seung jo pun terbangun, “Se kyeong aa.. kau sudah bangun..?” tanya Seung jo saat melihat Se kyeong yang membuka matanya, Se kyeong tersenyum tipis lalu membuka selimutnya, Se kyeong segera bangkit dari tidurnya dan saat ia akan berdiri tiba-tiba ia merasa oleng karena kepalanya terasa pening, “Se kyeong aa.. gwenchana..??” teriak Seung jo panik dan melompat dari tempat tidurnya, “Se kyeong pun bertumpu ditempat tidur ia menghela napas panjang lalu mencoba berdiri, “tidak apa-apa..” jawab Se kyeong pelan, “sudah kau tidak usah menyiapkan sarapan, kau istirahat saja.. berbaringlah lagi..” bujuk Seung jo, namun Se kyeong tetap menguatkan dirinya, “tidak Seung jo ssi, aku bisa melakukannya, itu terjadi mungkin karena anemia ku kambuh lagi..” Se kyeong beralasan, “tapi tetap saja kau sedang sakit..” ujar Seung jo, Se kyeong lalu melebarkan senyumnya, “kau lihat kan aku baik-baik saja..” ucap Se kyeong lagi, Seung jo pun mengalah dan membiarkan Se kyeong turun untuk menyiapkan sarapan.

Selesai sarapan seperti biasa semuanya berangkat menuju ke tempat dimana mereka melakukan aktifitas, Se kyeong pun hanya ditemani oleh nenek saat berada dirumah, “apa nenek sudah merasa baikan sekarang..?” tanya Se kyeong saat ia masuk ke kamar nenek, nenek tersenyum ke arah Se kyeong, “aku sudah sangat sehat” jawab nenek, “tapi ada apa dengan wajahmu, kenapa kau pucat sekali Se kyeong aa..?” tanya nenek pada Se kyeong, Se kyeong memegang wajahnya, “benarkah nek.. kalau wajahku terlihat pucat..?” tanya Se kyeong balik bertanya, nenek mengangguk, “tapi aku merasa baik-baik saja nek.. aku juga tidak merasa kalau akusedang sakit” jelas Se kyeong, “ooo.. mungkin karena penglihatan nenek yang kurang bagus, “ucap nenek yang mengira kalau penglihatannya salah. “baiklah nek.. nenek istirahatlah..” ucap Se kyeong pada nenek lalu menutup pintu kamar milik nenek, ia pun menuju kekamarnya, belum juga ia sempat untuk duduk, tiba-tiba ponselnya berdering, Se kyeong membaca pesan yang masuk lalu meletakkan ponselnya, ia mengambil jaket beserta tasnya, ia berjalan keluar rumah lalu menyetop sebuah taksi yang lewat.

Di sebuah Cafe...

Se kyeong tampak mencari-cari seseorang, terlihat Hyo ran mengangkat tangannya, Se kyeong segera menghampiri Hyo ran, “duduklah..” ucap Hyo ran dengan wajah tidak bersahabat, “Se kyeong pun duduk diahadapan Hyo ran, Se kyeong menatap wajah Hyo ran seakan tahu kemana arah pembicaraan Hyo ran, “kau sudah melihatnya..?” tanya Hyo ran sinis, “apa maksudmu..?” jawab Se kyeong pura-pura tak mengerti, “kau jangan pura-pura bodoh, kau sudah melihatnya dan mengabaikannya? Kau benar-bear tidak mengetahui sifat Seung jo, kau kira dengan dia berada disisimu berarti dia mencintaimu..??” kata Hyo ran, Se kyeong menahan getir yang ada dihatinya, “kau melihat foto itu kan..? apa kau tidak mengerti juga? Atau kau pura-pura tidak tahu, agar Seung jo tetap berada disisimu hhaahh..??” kata Hyo ran dengan nada tinggi, Se kyeong hanya menatap Hyo ran dengan tatapan kosong, “Hyo ran mulai kesal karena Se kyeong benar-benar tak merespon kata-katanya, “kau... apa kau mencintai Seung jo..?” tanya Hyo ran sambil melebarkan matanya, Se kyeong mengangkat kepalanya dengan wajah datar, “iya.. aku mencintainya, dan aku tak perduli dengan semua yang kau katakan mengenai dia..” jawab Se kyeong membuat Hyo ran semakin marah setelah mendengarkan pengakuan Se kyeong, Hyo ran tak kuasa menahan amarahnya, “baiklah.. kalau itu maumu..?” kata Hyo ran sinis, “apa maksudmu..?” tanya Se kyeong menatap Hyo ran tajam, “kalau aku tak bisa memiliki Seung jo maka kau juga tak boleh memilikinya..” ucap Hyo ran semakin sisnis, “kau lihat saja nanti apa yang bisa kulakukan pada Seung jo” kata Hyo ran, “tinggalkan dia jika kau ingin melihatnya hidup..” sambung Hyo ran lagi, Se kyeong terhenyak mendengarkan ancaman Hyo ran, ia bagai disambar petir, matanya mulai berkaca-kaca, Hyo ran bangkit dari duduknya seraya tersenyum puas, ia meninggalkan Se kyeong yang masih Syok dan terpaku.

Setelah Hyo ran pergi, Se kyeong pun keluar dari Cafe tersebut, ia seakan tak sanggup berjalan, kepalanya mulai pusing, ia pun terduduk di sebuah bangku yang ada dipinggir jalan, Se kyeong mulai menangis, “apa yang harus kulakukan..?” gumamnya menahan tangis, “aku mencintainya, tapi jika aku bersamanya maka nyawanya akan terancan karena keegoisanku, lalu bagaimana dengan bayiku, apa dia bisa menerima bayiku..? sedangkan dia tak menginginkannya..” batin Se kyeong menangis, difikarannya penuh tanya, ia pun berjalan tertatih dan menyetop taksi lalu meninggalkan tempat tersebut.

Se kyeong masuk ke kamarnya lalu menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, ia menatap sedih foto pernikahannya yang tepat berada di hadapnnya, lama ia berfikir, “baiklah.. jika ini memang yang terbaik maka aku akan melakukannya” gumamnya sambil terisak, “aku mencintaimu, karena aku mencintaimu maka aku harus melakukannya..” sambungnya lagi seraya menghapus air matanya.....

To be continue....

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang