08.00

445 35 30
                                    

Yang halu biasanya semakin terdepan:)

~pasal 8 dijemput~

***

Pagi sekali Ari sudah siap dengan seragam sekolahnya. Sesuai ucapannya kemarin, ia akan menjemput Aisyah untuk pergi berangkat bersama.

"Tumben, belum Mama bangunin udah rapi," sindir Alin.

"Biasanya juga kagak dibangunin," balas Ari.

Alin menatap Ari tajam, lalu satu cubitan ia layangkan pada sang anak.

Alin berdecak, "Heh! Hilang ingatan atau apa sih kamu? Gak tahu terima kasih banget, padahal Mama suka bangunin kamu tiap subuh. Cuma tadi aja yang kebetulan kamu udah bangun tanpa teriakan Mama!"

"Ampun Ma, minta maaf deh, tapi anak jangan dianiaya dong."

"Makanya jangan berulah jadi manusia. Kali-kali senengin emak nya kek, biar Mama bangga punya anak modelan kayak kamu!"

"Mama berisik, pagi-pagi udah berantem sama anak. Gak malu sama umur?" Gibran tiba-tiba datang, dan menarik istrinya ke samping, agar menjauh dari Ari.

"Ih, Papa apaan sih?" Alin menatap suaminya kesal.

"Udah, buruan siapin sarapan buat Papa, jangan debat sama anak deh!"

"Iya-iya."

Ari cekikikan melihat ekspresi wajah Alin yang ditekuk karena menahan kesal. Mamanya itu sangat penurut jika sudah berurusan dengan Papanya.

"Good morning my family!" Denis turun dari tangga seraya tersenyum menyapa semuanya.

"Morning jagoan papa!"

"Morning, anaknya Mama yang ganteng!"

"Kak Ari kok gak balas sapaan Denis sih?"

"Mau banget ya lo disapa gue?"

"Ya dong, karena kak Ari kan keluarga Denis, jadi harus sapa balik juga dong!"

"Ya udah, pagi jagoan neon!"

Denis berdecak, "Ih, kok jagoan neon sih?"

"Terus?"

"Apa kek?"

"Ya udah, morning jagoan papa Gibran dan Mama Alin yang jeleknya tiada tara."

"Mama masa kak Ari ngatain aku jelek sih," adu Denis.

Ari yang tak mau kena omel buru-buru berucap,
"Maafkan hamba Baginda raja, Baginda ratu!" Ari menyimpan sebelah tangannya di dada, dan menundukkan kepalanya sedikit.

"Ih, kak Ari kayak orang gila tahu!"

"Enak aja, ganteng gini di kira orang gila. Emang kamu orang utan!" Ari melotot tajam ke arah Denis.

"Mama, kak Arinya!"

"Udah-udah, buru makan. Ke buru siang tahu rasa kalian!"

Cowok Playboy Vs Cewek Aneh (Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang