10.00

437 30 20
                                    

Tak semua permainan akan langsung game over begitu saja. Karena bisa saja kita akan lanjut ke tantangan selanjutnya sesuai apa yang telah kita lakukan hingga sampai bisa ke titik itu.

~pasal 10 berandai-andai ~

***


Sepulang dari rumah Aisyah, Ari langsung dihadang oleh kedua orangtuanya. Mungkin orang tua Aisyah sudah mengadu pada kedua orang tua Ari. Sehingga kedua orangtuanya kini menatap nyalang pada sosok dirinya.

"Ari!" panggil Gibran.

"Kenapa, Pa?"

"Harusnya Papa yang nanya begitu sama kamu. Kamu ngapain Aisyah sampai kedua orangtuanya lapor ke Papa sama Mama?"

Ari menghembuskan nafas kasar. "Ari gak ngapa-ngapain Aisyah. Karena kejadian tadi cuma salah paham!"

"Salah paham apanya. Jelas-jelas mereka melihatnya dengan detail."

"Ari, kamu ini gimana sih?! Mama gak pernah ya ngajarin kamu berbuat mesum! Dan mama udah setuju sama usulan dari keluarga Aisyah. Mama sama Papa akan tunangin kalian besok malam, tepat pada hari Sabtu malam Minggu!"

"Ma, jangan dong. Itu kan cuma salah pah---"

"Jangan mencoba bela diri, karena kami gak akan ngelakuin ini kalau kamu gak bertindak gila!"

"Ma, Pa. Ari gak mau tunangan sama Aisyah. Ari pengen bebas dulu, ngerasain masa muda dengan bebas tanpa ada ikatan pertunangan!"

"Ini sudah keputusan yang tepat. Apalagi Papa denger kamu di sekolah itu jadi playboy, kan? Jadi jika kamu sudah tunangan dengan Aisyah semoga saja kamu tobat mempermainkan hati wanita!"

"Pa, jangan sekarang dong tunangannya!"

"Iya, emang bukan sekarang. Kan hari Sabtu besok!"

"Ih, Pa maksudnya entar aja kalau udah lulus SMA. Ari gak mau tunangan sekarang. Karena Aisyah itu cuma percobaan Ari bukan impian Ari."

"Maksud kamu apa?" Mamanya bersuara dengan nada emosi.

"Maksudnya Ari awalnya cuma main-main kok ngedeketin Aisyah. Gak serius, Ma."

"Heh! Kamu gila, Aisyah itu cewek baik, pintar, cantik dan lucu. Tapi kamu malah mainin dia? Dasar brengsek kamu!"

"Lagian Aisyah nya juga gak kenapa-kenapa kok Ma, Pa. Dia gak hamil, gak depresi dan juga gak gila. Jadi gak usah tunangin sama Ari ya?"

"Enggak, keputusan ini sudah bulat!"

"Terserahlah!"

Ari semakin frustasi karena pembelaannya tak berarti sama sekali. Saat ini ia menyesal telah datang ke rumah cewek itu. Jika saja tadi dia tak iseng mungkin sekarang kejadian ini tak akan pernah ada.

***

Aisyah menatap pantulan dirinya di cermin. Bayangan tentang percakapan tadi terngiang-ngiang ditelinga dan pikirannya.

Cowok Playboy Vs Cewek Aneh (Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang