Part 28

238 23 7
                                    

Dipagi hari ini, Aisyah tengah siap dengan baju seragam putih abu-abunya. Saat Aisyah membuka pintu kamar, ternyata kamar sebelah pun sama membuka pintu kamar barengan dengan Aisyah.

Lho! Kok bisa barengan sama teacher crazy, sih? Batin Aisyah.

"Mungkin jodoh," celetuk Angga yang seperti tau apa yang ditanyakan didalam isi hati Aisyah.

"Amit-amit," cetus Aisyah sambil pergi buru-buru menuju meja makan.

Angga hanya geleng-geleng sambil tersenyum melihat Aisyah. Ia pun membuntuti Aisyah dari belakang.

"Wah, pada udah siap berangkat ke sekolah nih." Ucap Bunda Rosa antusias.

"Iya, Tante." Ucap Angga seraya tersenyum.

Aisyah hanya tersenyum saja menanggapi Bundanya.

"Syah, kamu entar berangkat bareng Angga ya ke sekolah." Ujar Ayahnya.

"Iya," ucap Aisyah sambil mengangguk.

Setelah beberapa menit sarapan, Aisyah pun langsung pamit ke sekolah dengan Angga.

Aisyah sengaja duduk di jok mobil belakang, dan hal itu membuat Angga sebal.

"Kamu duduk di depan, karena saya bukan supir kamu."

"Terus kalau bukan supir bapak ngapain duduk didepan?"

"Ya saya kan mau mengemudi, lah."

"Terus sekarang saya mau tanya sama bapak. Tugas supir itu apa?"

"Mengemudilah, masa mencangkul."

"Nah, kan kata bapak tadi bapak mau mengemudi, berarti itu tandanya bapa supir."

Angga memutar bola matanya malas, "Ya udah terserah kamu aja, tapi sekarang kamu harus duduk didepan temani saya."

"Enggak, maaf saya bukan wanita bayaran."

"Maksud saya kamu temani ngobrol bukan semacam wanita bayaran."

"Oh, tapi saya gak mau karena saya bukan perempuan tukang gosip."

Angga merasa kesal, sebal, marah, emosi, tercampur aduk karena ucapan Aisyah yang sangat berbelit-belit dan tidak mau kalah bicara.

Angga menatap Aisyah tajam dan nafas yang sengaja dihembuskan kasar karena kesal.

Aisyah yang menyadari itu langsung saja turun dari mobil dan pundak ke jok mobil depan.

"Buruan jalan, jangan bengong terus nanti kita telat!"

Angga mengerjap-ngerjapkan matanya, kemudian tersadar dari lamunannya.

"Iya-iya, lain kali langsung aja duduk didepan gak perlu harus debat dulu. Emang kamu kira kita lagi debat pilkada apa? Enggak, kan?"

Aisyah tak menjawab omelan Angga, ia malah membuang muka ke arah jendela mobil.

Sesampainya di sekolah, banyak pasang mata yang memandang mereka berdua dengan tatapan iri dan sinis. Aisyah lupa bahwa Angga itu adalah guru barunya. Dan hal itu akan mengundang pertanyaan bagi para siswa/i SMA Sanu Bari.

Aduh, gimana ini? Ya Tuhan, pasti entar sahabat-sahabat aku pada nanya yang aneh-aneh lagi. Batin Aisyah.

Angga hanya tersenyum saja melihat wajah Aisyah yang gelisah.

"Kalau ditanya sama mereka bilang aja kita sepupuan." Bisik Angga kepada Aisyah, setelah itu ia berlalu begitu saja meninggalkan Aisyah yang akan dihampiri oleh para sahabatnya.

"Ih, dasar teacher crazy nyebelin." Gumam Aisyah.

"Syah, Lo kok bisa berangkat bareng sama Pak Angga?" tanya Rasyifa.

Cowok Playboy Vs Cewek Aneh (Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang