Part 31

244 24 5
                                    


Hari-hari telah berlalu. Begitu pun Angga sudah hampir tiga Minggu berada di rumah Aisyah, membuatnya harus selalu bersamanya.

Tapi ada satu hal yang membuat Aisyah bingung, sejak insiden di mall waktu itu, Ari lebih sering ribut terus dengan dirinya. Entah kenapa, hal sepele saja Ari selalu mempermasalahkannya kepada Aisyah.

Seperti saat ini, mereka berdua tengah berada di kantin berdua. Kenapa berdua? Karena sahabat-sahabatnya meninggalkan mereka dengan alasan mau pacaran disekolah.

Aisyah sebenarnya ingin sekali ikut dengan sahabatnya, tapi jika ia ikut yang ada dirinya menjadi obat nyamuk.

"Syah! Kok Lo pesan makan cuma satu? Buat gue mana?" tanya Ari.

"Pesan aja sendiri! Masih punya kaki, kan? Masih bisa jalan, kan? Ya udah sana pergi sendiri pesan makanannya!" jawab Aisyah.

"Ih, kok Lo nyebelin sih?"

"Heh! Yang nyebelin disini tuh situ, bukan gue. Dan harusnya yang beliin makanan itu cowok bukan cewek!"

"Barusan kata Lo yang harusnya beliin makanan itu cowok bukan cewek. Nah, lho, berarti Lo cowok dong, kan beli makanan. Ya gak?"

"Dasar sebleng!"

"Enak aja Lo ngatain gue sebleng!"

"Kenapa? Gak suka?" Ari mengangguk dan menatap Aisyah tajam "Kalau gak suka kasih kucing aja, beres, kan?"

"Dasar cewek aneh!"

"Dasar cowok Playboy!"

"Enggak, gue gak Playboy tuh!"

"Masa? Terus itu siapa dibelakang?"

Ari menengok ke belakang, dan disana terdapat Ajeng, murid kelas 11 yang berpacaran dengan Ari dua hari yang lalu.

"Sayang! Kamu ngapain sih ke kantin sama cewek itu?" tunjuk Ajeng kepada Aisyah.

"Yang sopan dikit dong, adik kelas aja belagu main tunjuk-tunjuk," cibir Aisyah.

"Dia sahabat aku, sayang," ucap Ari sambil mempersilahkan Ajeng untuk duduk.

"Katanya enggak Playboy! Nah, itu apaan sayang-sayangan?" sindir Aisyah.

"Lo siapa sih? Yang! Jangan bilang dia pacar kamu!" panik Ajeng sambil menatap Aisyah sinis.

"Bukanlah, mana mau aku pacaran sama cewek aneh kayak dia, udah bau badan, jelek, pendek, hidungnya pesek, dekil, hitam kayak pantat panci lagi!" ledek Ari.

Aisyah membelalakkan matanya, harinya sakit! Matanya sudah mulai berkaca-kaca. Aisyah tak percaya, apakah ini yang dinamakan sahabat? Menjelek-jelekkan dirinya didepan pacarnya?

"Iya, gue emang bau badan, jelek, pendek, hidung pesek, dekil, hitam lagi kayak pantat panci! Puas lo?" bentak Aisyah sambil pergi berlari keluar kantin.

Deg!

Ari merasa bersalah, bisa-bisanya dia tadi berbicara seperti itu didepan Aisyah dan pacarnya. Ari tahu, Aisyah pasti sakit hati. Karena sejak berteman dengan dia dulu Ari tak pernah berbicara asal seperti itu.

"KITA PUTUS!" bentak Ari pada Ajeng.

"Lho! Kenapa? Kita kan baru dua hari pacaran, Yang," ucap Ajeng bingung sambil melihat wajah Ari intens.

"Gue gak suka sama Lo! Lebih baik Lo jauhin gue aja! Bye!" ucap Ari sambil pergi menyusul Aisyah.

"Ari! Ari! Ari!" teriak Ajeng.

Ajeng menatap kepergian Ari dengan tatapan kecewa. Air matanya sudah tak terbendung lagi. Padahal Ajeng rela putus dengan Rafi demi jadi pacar Ari. Tapi sekarang? Ia mendapat karma ditinggalkan oleh sang kekasih.

Cowok Playboy Vs Cewek Aneh (Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang