Part 34

221 33 9
                                    

Tak kenal maka tak sayang;
Tak cinta maka tak kenal:)

^^^^^

Saat ini, Aisyah dan Ari sedang berada di cafetaria, mereka berdua sedang menunggu pesanan makanan.

"Syah, Lo kenapa sih kayak gelisah gitu?" tanya Ari.

Aisyah menatap Ari, lalu pandangannya dialihkan kepada dua orang manusia yang sedang berjalan menuju ke dalam cafe ini. Ari mengikuti arah pandangan Aisyah.

Astaga, kalau ada dia yang ada acara ngedate gue sama Aisyah gagal nih. Mana tadinya gue mau romantis-romantisan lagi. Batin Ari.

"Syah, kita pindah cafe aja yuk! Gue takut dia lagi mata-matain kita," ucap Ari.

"Tapi makanannya gimana?" tanya Aisyah.

"Biarin lah, dari pada kita di mata-matain sama true stalker kek Pak Angga sama Zara," jawab Ari.

"Ya udah deh, gue juga enek tahu lihat muka pak Angga," ucap Aisyah.

"Jadi kalau sama gue Lo gak enek? Dan artinya kalau sama gue Lo nyaman? Iya, kan? Ngaku hayo?" goda Ari.

"Astaga, punya temen kok gini banget ya? Kita lagi urusan urjen dia malah ngegoda gue," gumam Aisyah sambil menepuk kepalanya pelan.

"Udeh deh mending sekarang kita cabut, dari pada tanya jawab godaan receh Lo itu. Dan sekarang kita pergi lewat belakangan, soalnya dikit lagi dia ngelihat kita. Ayok!" ajak Aisyah dengan tak sengaja menggandeng tangan Ari.

Yang digandeng hanya senyum-senyum sendiri sambil sesekali melihat-lihat tangannya yang digandeng.

Setelah keluar dari cafe itu, mereka berdua bernafas lega. Namun hal yang menjadi masalahnya, Aisyah masih menggandeng tangan Ari, hingga Ari berdehem keras.

"Ekhemmm..."

"Kenapa Lo, sariawan?" tanya Aisyah.

"Ekhemmm..." Ari berdehem lagi sambil melirik tangannya yang digandeng oleh Aisyah.

"Astaga, sorry gue lupa," ucap Aisyah gugup sambil melepaskan gandengannya.

"Padahal sering-sering aja lupa, biar gue bisa digandeng terus sama Lo," ucap Ari.

"Lo ngedoain gue pikun?" sewot Aisyah.

"Bukan gitu maksud aku, Sayang. Maksud aku tuh, biar kamu setiap hari, jam, menit, detik terus bareng-bareng sama aku sambil gandengan tangan," gombal Ari.

Tak tahu kenapa semburat merah muncul di kedua pipi Aisyah.

"Ciee Yayang Aisyah blushing," goda Ari.

"Enggak, gak ada yang blushing kok," ketus Aisyah sambil membuang mukanya ke arah lain.

"Kalau gak blushing coba hadap sini! Kalau gak mau berarti bener," ucap Ari.

Aisyah pun menghadap ke arah Ari, dan betapa terkejutnya saat menghadapi keningnya dicium dengan waktu beberapa detik.

Aisyah terpaku, dia diam mematung dan seolah dunianya berhenti berputar. Saat kesadarannya sudah kembali, ia pun langsung saja menginjak kaki Ari dengan sekali hentakan yang keras.

"ARI MESUM! ARI GILA!" teriak Aisyah.

"Shut! Diam, Syah, entar dikira gue ngapa-ngapain lo, terus entar kita nikah digrebek RT, udah gitu kita gak tamat sekolah. Udah gitu entar gue gak bisa nafkahi Lo sebagai istri gue, terus Lo di usia muda harus jadi ibu-ibu rumah tangga, terus---"

"Berisik! Lo ngomongnya kejauhan, lagian siapa juga yang mau nikah paksa plus nikahnya sama Lo lagi. Kalau gitu minus banget hidup gue harus berjodoh sama kang Playboy cap kakap spesifik kayak lo," ucap Aisyah memotong ucapan Ari.

Cowok Playboy Vs Cewek Aneh (Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang