05.00

542 36 25
                                    

Awal keterpaksaan mungkin akan jadi hal yang akan menjadi kebiasaan.

~Pasal 5 guru pembimbing pribadi?~


***

Aisyah dan Syifa berjalan menyusuri lorong sekolah sembari sesekali tertawa kecil, karena candaan yang dilontarkan. Namun perlu diketahui, sebenarnya Aisyah terpaksa tertawa. Jujur saja, sebenarnya candaan yang dilontarkan Syifa itu sangat garing, hanya saja Aisyah tak ingin mengucapkan langsung kepada Syifa.

"Eh, sebentar deh!"  Syifa menahan lengan Aisyah yang berjalan berdampingan dengannya.

Kening Aisyah berkerut, ia menatap Syifa kesal. "Apa sih? Ayo buruan ke kelas, bentar lagi bel masuk bunyi."

"Bentar, tuh lihat Bu Rani ngelambain tangan ke arah lo!"

Aisyah melirik ke arah Bu Rani yang ternyata benar sedang melambaikan tangan ke arahnya.

"Aisyah, sini!" teriaknya.

Aisyah dengan segera mungkin langsung berjalan menghampiri guru itu.

"Iya, ada apa Bu?" tanya Aisyah.

"Kamu ikut Ibu ke ruang BK sekarang!" titahnya.

"Ngapain, Bu? Emang Aisyah ada salah apa?" tanya Syifa mewakilkan Aisyah.

"Pokonya kamu ke ruangan saya dulu Aisyah, dan kamu Syifa sana pergi ke kelas. Bentar lagi bel masuk bunyi!" tutur Bu Rani.

"Baik, Bu. Ya udah Syah gue duluan ke kelas ya!" pamitnya.

"Iya." Aisyah mengangguk sambil mengikuti langkah kaki Bu Rani dari belakang.

Sesampainya di ruang BK, Aisyah menemukan sosok cowok yang sangat ia kenali, sedang duduk di kursi.

"Bu, dia ngapain ada disini juga?" tanya Aisyah menunjuk Ari.

"Kamu duduk dulu sebelah Ari, biar ibu jelaskan!"

Aisyah mengangguk ragu-ragu, lalu duduk di samping Ari. Sementara Ari yang melihat pergerakan Aisyah hanya tersenyum genit, membuat Aisyah ilfil setengah mati.

"Jadi, gini. Ari ibu lihat akhir-akhir ini nilai kamu semakin menurun, apalagi kamu sering bolos di jam pelajaran. Kamu seharusnya memperbaiki perilaku kamu dari mulai sekarang, apalagi beberapa bulan lagi kamu akan menghadapi ujian." Bu Rani menatap Ari serius.

"Maaf, Bu. Tapi, Ibu tenang saja, saya akan belajar mengubah perilaku dan nilai-nilai saya," balas Ari.

"Setiap saya panggil ke sini pasti jawaban kamu seperti itu. Maka, dari itu ibu mau kamu belajar sama Aisyah," Bu Rani menatap Aisyah yang hanya diam. "Aisyah, kamu kan pernah menjuarai lomba olimpiade hingga memenangkan juara satu. Jadi, ibu tak salah untuk menjadikan kamu guru pribadi Ari, setelah pulang sekolah. Dan soal ini Pak kepsek sudah berdiskusi dengan saya. Maka dari itu kamu harus siap bertanggung jawab merubah Ari dalam beberapa bulan ini. Ibu mau nilai Ari naik dan dia tidak lagi nakal atau bolos di jam pelajaran."

"Tapi, Bu say---"

"Gak ada tapi-tapian Aisyah! Ini perintah dari sekolah, dan jika kamu tidak mau atau tidak bisa melakukannya dengan baik, nilai kamu yang jadi taruhannya!"

Cowok Playboy Vs Cewek Aneh (Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang