Part 17

323 30 4
                                    

Sepulang dari mall, Aisyah diantar oleh Devano, karena sedari tadi Ari terus saja mengincar dirinya. Jadi lebih baik Aisyah memilih pulang bersama Devano.

"Makasih," ucap Aisyah sambil ingin pergi kedalam. Belum sampai satu langkah tangan Aisyah sudah ditarik dahulu oleh Devano. Sontak Aisyah pun menoleh dengan tatapan mata tajam.

"Apa?" Tanya Aisyah.

"Besok pagi Lo gue jemput," ucap Devano sambil melepaskan tangan Aisyah, lalu pergi berlalu tanpa menunggu jawaban Aisyah.

"Loh, kok gitu? Gue gak mau," teriak Aisyah saat Devano sudah mulai menghilang dari pandangannya.

"Ih, kok main pergi aja, padahal gue gak mau," batin Aisyah kesal.

Aisyah pun masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum, Bunda." Ucap Aisyah.

"Walaikum salam, eh, udah pulang toh anak Ibu ini," ucap Bunda Aisyah.

Aisyah pun mencium tangan kanan Bunda Ros.

"Iya, Bunda," ucap Aisyah sambil tersenyum.

"Syah, entar malam kamu temenin Bunda kerumah sahabat Bunda, ya," pintanya.

"Kok sama aku sih, Bun?" Tanya Aisyah heran. "Padahal kan biasanya Bunda berangkat sendiri atau sama supir,"

"Sahabat Bunda katanya mau ketemu sama kamu, sayang." Ucap Bunda.

"Ya udah deh. Aisyah mau ganti baju dulu ya," ucap Aisyah.

"Ya udah sana, habis itu makan ya," ucap Bunda dan hanya dianggukki oleh Aisyah.

***

Sekarang, Ari sudah sampai dirumahnya dengan selamat sentosa. Ari tengah berada dikamarnya sambil tiduran memainkan hp iPhone miliknya.

"Ari," panggil Mamahnya.

"Iya, ada apa Mah," jawab Ari sambil bangun.

Mamahnya duduk ditepi ranjang milik Ari.

"Jadi, entar sahabat Mamah mau bawa Aisyah ke ruang kita," ucap Mamah Ari.

"Apa, Mah? Serius? Ya udah jam berapa? Biar Ari siap-siap dulu," ucap Ari semangat.
"Aduh, kamu ini seneng banget ya kalau ketemu Aisyah, kamu sebenarnya suka gak sih sama Aisyah?" Tanya Mamah Ari kepo.

"Enggak sih," ucap Ari nyengir.

"Terus kenapa itu senang banget mukanya, pas tadi mamah bilang sahabat mamah mau bawa Aisyah kesini?" Tanya Mamah Ari.

"Iya-ya gitu deh," ucap Ari acuh.

"Padahal gue senang, karena gue mau ngerjain si Aisyah biar tau rasa tuh cewek, udah nolak gue terus, dan menghindar dari gue terus lagi," batin Ari tersenyum senang.

"Kenapa tuh senyum-senyum?" Tanya Mamah Ari.

"Gak papa kok, oh iya Mah. Papah kapan pulang?" Tanya Ari mengalihkan pembicaraan.

"Katanya sih satu Minggu lagi,"

"Oh, ya udah deh, Mamah pergi dulu sana keluar, Ari mau mandi dulu,"

"Yeh, Lo jadi anak ngelunjak ya sama gue. Gue ceburin kecomberan tau rasa lo," ucap Mamah Ari menirukan suara anak zaman sekarang.

"Ih, mamah, belajar dari mana bahasanya kayak anak zaman sekarang aja,"

"Dari Azka lah,"

"Yeh, tuh anak kurang asem banget ngajarin emak gue kayak gini," gumam Ari yang masih terdengar oleh Mamahnya.

"Kalau kurang asem tambahin aja pake cuka," ucap Mamah Ari sambil pergi keluar.

"Yeh, Mamah ada-ada aja deh," ucap Ari geleng-geleng.

Cowok Playboy Vs Cewek Aneh (Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang