TIGA

6.3K 779 137
                                    

"Kiman hantu, Kiman hantu, Kiman hantu." Sorak menyorak anak-anak di Kampung Gandang setiap kali bertemu dengan Rukiman kecil. Ia hendak bermain dengan anak-anak seusianya tetapi malah mendapatkan bulian. Tidak ada yang mau berteman dengannya. Paling kucing-kucing liar menjadi temannya. Sering diajaknya kucing-kucing itu bicara. Kadang-kadang kucing-kucing itu mengeong saat diajak bicara membuat Rukiman kecil tertawa riang. Melihat Rukiman tertawa sendiri maka anak-anak kampung menertawakannya dan kembali mengatakan Rukiman si Anak Hantu.

Waktu itu, usianya masih 7 tahun. Setiap kali dicap anak hantu, ia pasti berlari kepada bapaknya.

"Bapak, kenapa saya dikatakan anak hantu?" ujarnya seraya menangis.

"Kamu anak bapak, Man."

"Tapi kenapa mereka bilang Kiman hantu?"

"Memang Kiman bisa menghilang?" Ia menggeleng.

"Berarti Kiman bukan hantu." Mendengar jawaban itu ia kembali ke halaman dan meneriaki anak-anak kampung.

"Aku bukan hantu, lihat aku! Aku tidak bisa menghilang." Anak-anak kampung justru cengingisan dan meninggalkannya. Rukiman kembali masuk ke rumah dan protes kepada bapaknya untuk pindah saja.

Rukiman hanya tinggal bersama bapaknya. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Konon katanya, kelahiran Rukiman itu tidak wajar. Pada saat ia lahir, ditemukan tanda di belakang menyerupai mata Dajjal. Padahal hanya tahi lalat besar saja. Berita itu cepat tersebar ke seluruh kampung. Bahkan lebih parah berita itu mengatakan bahwa ia adalah pembunuh ibunya. Ia dianggap sebagai tetesan Dajjal. Sehingga saat melahirkannya, nyawa ibunya sebagai tumbal. Pengarang fitnah handal itu siapa lagi jika bukan Sadikin?

Sadikin menyimpan dendam dengan Juman, bapaknya Rukiman. Sehingga fitnah itu sengaja ia buat dan sebarkan dengan bantuan dukun beranak yang membantu kelahiran Rukiman.

Sejak itulah Rukiman disebut anak hantu. Padahal sebelum kelahirannya, bapaknya disanjung-sanjung warga Kampung Gandang karena terkenal tabib yang selalu berhasil menyembuhkan penyakit. Dari yang sakit biasa sampai teluh.

Begitu fitnah itu tersebar dan ditelan mentah, warga jadi berubah, mereka menjauhi Jman dan menganggap lelaki sepuh itu bersekutu dengan Jin kafir.

Juman adalah orang berhati baik, tidak mudah marah bahkan saat difitnah seperti itu. Ia tetap tenang dan masih menerima orang-orang berobat. Namun, sejak fitnah itu, sangat jarang orang percaya lagi.

Sementara, pembulian yang dirasakan Rukiman berlangsung hingga remaja. Rukiman hanya sempat sekolah sampai kelas dua SMP karena malu dan tertekan atas bulian yang ia terima sejak kecil, terutama Aryo, satu angkatan sekolah dengannya sengaja terang-terangan mengejeknya di hadapan Nurul cinta pertamanya.

***

Nurul adalah gadis pendiam. Ia sering melihat hal-hal aneh di sekitarnya. Orang-orang juga menjauhinya karena dianggap aneh. Sering berbicara sendirian, sering ketakutan, berlari, teriak, terutama pada saat jam pelajaran berlangsung. Merasa bernasib serupa dengan Rukiman, keduanya menjalin pertemanan.

Hari demi hari, persahabatan terjalin kuat bahkan mereka tidak peduli jika orang-orang menjauhi mereka. Bagi kedua anak remaja itu, sebuah pertemanan tidak berdasar dari banyaknya, tetapi dari menerima dan ikhlas. Namun, ketika Rukiman berhenti sekolah maka Nurul merasa tak utuh lagi.

"Kenapa Abang berhenti sekolah?"

"Tidak ada apa-apa," jawab Rukiman singkat. Waktu itu mereka duduk bersama di atas gunung. Mereka sering bepergian bersama.

"Padahal Nurul sangat menginginkan Abang sekolah karena hanya abanglah yang benar-benar menjadi teman Nurul. Setiap bersama Abang Nurul takkan merasa takut dengan hal-hal aneh."

KARINDANGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang